Daffa menginjak puntung rokoknya yang kesekian kali. Lalu beralih mengeluarkan sebatang rokok lainnya. Daffa memberi sedikit api pada ujung rokok itu.
Perlahan, Daffa menghembuskan asap tersebut ke udara. Matanya terpejam. Suasana di rooftop sekolah amat sepi. Hanya angin semilir yang menjadi teman Daffa saat ini.
Sampai seseorang menepuk bahu Daffa pelan dari belakang. Mata Daffa mulai terbuka pelahan. Rokok yang tadi di hisapnya, kini dia jatuhkan ketanah dan diinjak injak.
"Heh preman pensiun!! Gue cariin ternyata disini lo elaah" Kata seorang tersebut.
Daffa sama sekali tidak menoleh pada pemilik suara yang tadi menepuk bahunya. Matanya hanya fokus pada pemandangan kota yang sepertinya amat bising disana.
"Lo tau ngak? Naya ngak masuk ke kelas sejak istirahat tadi. Dia bilang sakit kepala. Terus pulang" Kata seseorang tersebut.
"Gue kira lo nyusulin dia. Ternyata lo malah enakan ngerokok dasar" Sambungnya.
Daffa menghela nafas berat.
"Habib..." Panggil Daffa pada orang yang tadi menepuk bahunya.
"Apaan? Udah mau ngakuin kalo gue lebih ganteng daripada lo?" Canda Habib.
"Apa gue cuma bisa buat hidup orang makin susah ya?" Tanya Daffa.
Habib tertawa kecil. "lo kenapa sih? Galau? Prihatin gue"
"Padahal gue cuma lakuin yang terbaik buat dia" kata Daffa.
"Bro... Lo kenapa sihh. Pusing juga gue liat lo kek gini tau gak"
"Naya ngambok lagi sama gue."
Habib menoleh ke Daffa. "Rasain lo! Besokkan lo ada lomba nyanyi sama tu anak"
"Lo musti cepat baikan sama dia!" Lanjut habib.
"kayaknya, lebih baik gue diamin aja dulu... nanti malem gue hubungin dia." Kata Daffa.
"Kalo dia tambah marah gimana?"
Daffa hanya diam tak menjawab. Lalu berdiri dan berjalan ingin meninggalkan Habib disana.
"Woi lo mau kemana?!"
"Kelas"
"Ngapain? Ngambil tas?"
"Ngak... Ngambil mak Cin buat gue nikahin"
"Buset dah lo. Janda lo nikahin!"
"Ya ngak mungkin lah! Gue mau ngambil tas dikelas ketinggalan! Terus pulang!"
"Tas lo ngak ada dikelas "
Daffa menghentikan langkahnya. Lalu menghadap ke Habib. "Terus tas gue dimana?"
Habib tertawa lalu mendekati Daffa sambil meneloyor kepala Daffa dengan keras.
"Di ruang BK... Siapa suruh bolos pas jam pelajaran?"
👟👟👟👟
Daffa melirik jam ditangannya. Sudah hampir jam sepuluh malam. Dan Daffa masih setia menunggu balasan chat dan telefon dari Naya.
Daffa kini sedang bersandar di kasurnya. Sejak selesai mandi sore tadi, Daffa berusaha menghubungi Naya. Chat dan panggilan telepon tidak ada yang dibalas oleh gadis itu.
![](https://img.wattpad.com/cover/126410225-288-k252856.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Berandal kelas vs bidadari kelas
MizahDaffa... Resek tapi ganteng. Pintar tapi gombal. Ngeselin tapi ngangenin. Naya... Garang tapi cantik. Cerewet tapi ngasikin. Baperan tapi ngak bisa romantis. Kisah pertengkaran antara berandal sang pengacau dengan bidadari sang idaman. Siap siap aj...