Sembilan.

2.4K 54 0
                                    

Happy Reading ~

"Max,you okay?." Maxime menoleh merasa namanya di sebut,setelah nya tersenyum.

"Memang,kau fikir aku kenapa Char?." Charles menggeleng-geleng tidak setuju."kau jelas melamun Max."sangah Charles menempatkan dirinya di samping Maxime.

Maxime tertawa sumbang."yeah,kau memang sangat mengenal ku Char."Charles hanya diam menunggu penjelasan dari sahabatnya.

"Bolehkah,aku melakukanya lagi,untuk yang terakhir." Maxime berbicara dengan nada hati hati,pasalnya ini memang topik yang sangat sentimentel untuk keduanya.Hening ~

"Mengapa?!." tuntut Charles."dan siapa?."

Maxime menatap kedepan,menerawang jauh."karena dia penghalang untuk ku Char."lalu mengalihkan tatapan matanya kesamping,mengarah ke arah sahabat karibnya."untuk yang terakhir, setelah itu tak akan ada lagi." yakinkan Maxime.

Charles terdiam sesaat, memikirkan apa yang harus ia katakan."you promise?!."

"Iam promise,man!." sahut Maxime mantap.

"Tapi tolong Max,kalau bisa jangan sampai kau me--"

Tok tok tok.

"Permisi tuan Max,anda sudah di tunggu di bawah,untuk pemotretan." jelas salah satu staf wanita dengan malu malu.

Maxime segera berdiri dari duduknya,tersenyum ramah lalu mengangguk. "Sure,aku akan segera turun."staf wanita tadi merona,membalas senyum Maxime dengan malu,lalu keluar dari ruangan meninggalkan Charles juga Maxime.

" ku usahakan,Char." setelah itu Maxime berlalu keluar ruangan, setelah pintu tertutup Charles belum juga mengalihkan tatapan nya."semoga!."

----

Ruangan itu nampak mewah juga misterius,dengan perpaduan warna hitam juga silver,dengan perabotanya yang juga terlihat mahal dengan warna senada,hanya ada sepasang meja juga kursi dan satu set sofa berbulu,berwarna merah maroon dan lukisan abstrak bergambar seperti tengkorak.

Tampak seorang lelaki paruh baya tengah duduk di kursi tadi,juga seorang pemuda berwajah tampan bermanik coklat tengah duduk nyaman di sofa tadi.

"Kau sadar,untuk apa yang akan kau lakukan anak muda?." lelaki paruh baya tadi menatap serius pemuda di depanya.

Pemuda tadi terdiam,menatap balik lelaki di depanya dengan sorot angkuh."ya,aku yakin!."

"Lagipula,kau juga akan di untungkan di sini sir,mengingat dia hanya anak tunggal dan hanya memiliki seorang ibu yang buta akan bisnis." pemuda tadi tersenyum congkak.

"Otomatis,seluruh hartanya akan di bawah kendalimu bukan?,dan tenang aku tak akan meminta sepeser pun."

Lelaki di kursi mendengus remeh."kau jelas salah,jika mengira aku mengincar hartanya bung."

Pemuda tadi berdiri, tersenyum penuh arti."aku tahu,anggap saja itu bonus."

"Karena yang terpenting kau juga membencinya bukan?."

"Sangat."

"Maka siapkan yang aku minta,setelah nya BOM...,semua beres."

Menimbang keputusan yang akan diambilnya lelaki tadi bersender ke arah senderan kursi."apa kau bisa diandalkan heh?."remeh nya.

Pemuda tadi tertawa,melangkah mendekat,memasukan tanganya ke dalam saku celana miliknya. "Aku seorang mantan CIA,jika hanya untuk melakukan 'itu' jelas sangat mudah."

"Hanya saja aku sedang diawasi,maka dari itu aku menawarkan kerja sama padamu bodoh!."

"Dan jika kau menolak,kupastikan mayat mu akan segera membusuk di penjara." lanjut pemuda tadi tenang dengan nada menusuk.

"Baiklah,aku terima tuan muda Ma---."

"Bagus,ku tunggu dalam dua minggu!."

----

Ini sok sok an rahasia an gtu si?,tapi dapet nggak kesan penasaran nya?,moga dapet ya wkwk

vote dulu,baru next!.awas kalo belum yaaa!....

bye next chapter ~

The Lawyer Is MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang