Limabelas.

1.9K 44 0
                                    

Happy Reading ~

Lima hari kemudian.

"Kau sudah siap untuk sidang hari ini Max?." tanya Anggel memastikan,saat ini mereka sedang berada di koridor depan gedung pengadilan.

Maxime hanya mengangguk. "Tentu."

"Kau tampak biasa saja?,tidak gugup?." heran Anggel menatap ke arah Maxime yang malah tersenyum, lagi dadanya entah bagaimana berdesir aneh.

"Untuk apa?,toh aku tidak bersalah bukan?." Maxime mengelus lembut pipi Anggel dengan ibu jarinya.

"Lagipula kan ada kau! yang akan membela ku,dan aku percaya padamu." Maxime menatap dalam manik di hadapanya, tatapan keduanya bertemu.

Deg deg deg.

Anggel terpaku,rasanya jantungnya ingin melompat ke luar saking kuat nya berdetak.

tidak!,kau akan menikah sebentar lagi,Anggel!, sadarlah!.pekik batin Anggel.

Anggel menunduk,bersamaan dengan maxime yang menarik tangan nya,Maxime kembali menatap ke depan dengan santai,berbeda dengan Anggel yang berusaha setengah mati menetralkan degub jantungnya yang menggila hanya karena di sentuh oleh seorang Maxime.

"Max,sudah waktunya." beri tahu Charles, ia terlihat tampan dengan setelan hitam yang melekat di tubuhnya, dengan beberapa berkas yang ia bawa.

Maxime mengangguk, menoleh ke arah Anggel yang juga menatapnya seolah bicara,Anggel mengangguk lalu mereka pun masuk ke dalam ruangan persidangan.

Menempati meja di sudut sebelah kanan,tak lama kemudian pihak dari penggugat ikut masuk dan menempati meja di sudut sebelah kiri.

Tok tok tok.

Hakim mengetuk palu,pertanda persidangan akan segera di mulai.

"Selamat siang."

"Siang."

"Baiklah tanpa basa basi lagi,saya selaku hakim yang di tugaskan siang ini meminta kesaksian dari pihak penuntut yang bisa membuktikan tuntutanya!."

Tampak seorang pria berusia cukup muda melangkah dengan kepala menunduk,lalu duduk di kursi yang berada di tengah ruangan tepat di depan hakim.

"Mencoba berhianat huh?,pilihan buruk."

Maxime mengenali pria yang mengaku sebagai saksi dari
Lucy,wanita yang menuntutnya.

"Apa benar dia bekerja di mansion milik anda tuan Fox?."

"Benar."Maxime menjawab santai, tidak ada kegelisahan sedikit pun di wajah tampanya,hakim mengangguk mengerti.

"jadi apa kesaksian mu yang bisa membuktikan bahwa tuntutan ini memang layak." pria tadi menatap hakim di depanya.

"Saya pernah melihat nona Warren menderima beberapa kekerasan fisik dari tuan Fox yang mulia."

"Apa kau mempunyai bukti?."

"Ada yang mulia." sela pengacara dari pihak lawan.

"Bawa kemari." pengacara tadi langsung saja memberikan berkas berkas tadi. "Akan kami pelajari."

"Dan apa benar bahwa nona Warren di sekap di dalam mansion,sekaligus menderima pelecehan dari tuan Fox?."

"Benar yang mulia, saya melihat nya sendiri." Maxime mengeretakan giginya menahan gejolak amarah yang mulai merasuki dirinya.

The Lawyer Is MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang