The Lawyer Is Mine

Duapuluh6.

Happy Reading ~

"Kita ingin kemana Max?." tanya Anggel heran,saat ini ia tengah berada di dalam mobil milik Maxime.

"Kau lihat saja nanti." sahut Maxime misterius, Anggel hanya mengeendikan bahunya acuh,dan langsung melempar pandanganya ke luar jendela yang menampilkan,bagaimana sibuk nya kota New York.

"Kita akan ke mansion ku." akhirnya Maxime membuka suara,dan Anggel langsung menoleh, ia tersenyum manis,pasalnya Anggel memang sangat menyukai mansion Maxime yang sangat memukau.

"Lalu?."

"Lalu?."Maxime balik bertanya.

"Ish,maksudku apa tujuan kita memang mansion mu?." gemas Anggel.

"No,kita akan ke suatu tempat nanti."Maxime menghentikan mobil super miliknya, karena lampu yang sedang berwarna merah,ia mengalihkan tatapanya ke arah Anggel.

"Kau nampak senang?." Dan Anggel mengangguk semangat."Mansion mu sangat indah Max."sahut Anggel antusias.

Sejak Joshua koma,dan sejak itu pula Anggel dekat dengan Maxime, mungkin karena Maxime yang selalu ada setiap saat untuk nya,dan juga keterikatan kontrak antara keduanya.

Anggel masih menjadi pengacara Maxime hingga kini,setelah kasus perempuan bernama Lucy,Anggel sudah menyelesaikan 2 kasus lainya,tidak heran memang nama Maxime kini memang sedang tenar tenarnya,tentu akan banyak orang yang ingin menjatuhkan reputasinya.

Namun Anggel tak mengerti, ia merasa nyaman serta dekat dengan Maxime, di saat tunanganya koma,ia merasa berdosa untuk itu,dan lagi Anggel juga takut,takut kalau perasaan nya terhadap Maxime akan melewati batas seharusnya.

Setelah lampu berubah hijau,Maxime kembali melajukan mobilnya bergabung dengan keramaian kota yang terlihat ramai.

Mobil milik Maxime mulai memasuki gerbang megah nan mewah,menuju pintu utama.

Maxime segera turun dari mobil,dan memutari mobil untuk membukakan kursi penumpang,tempat Anggel duduk.

Anggel segera turun."tak usah repot Max."

Maxime mengeleng tidak setuju,sambil tersenyum memesona."apapun untuk mu angle."

Maxime langsung menyambar telapak tangan Anggel yang bebas dan membawanya ke arah pintu,"An,berbaliklah!."ucap Maxime tiba tiba,memang Maxime itu kadang tidak jelas.

"Kenapa?." heran Anggel belum mau menuruti permintaan nyeleneh Maxime.

Maxime memegang kedua bahu Anggel dan menyentaknya,sehingga tubuh Anggel berputar dan sekarang wajah keduanya berhadapan.

Anggel tentu kaget menderima perlakuan mendadak dari Maxime, dan dengan posisi saat ini wajah manis nan tampan Maxime jadi makin terlihat jelas,dan senyum itu senyum yang amat memesona.

Ini jelas tidak bagus. Apalagi wajah keduanya yang hanya tinggal berjarak beberapa centi.

"Ayo kita bermain." ajak Maxime, tepat di depan bibir Anggel,Anggel menelan salivanya kasar."main?."

"Main apa?." ulang Anggel gugup."begini peraturanya,kita harus terus saling berpandangan,sambil melangkah masuk ke dalam Mansion ku."

Maxime makin mendekatkan wajahnya,membuat Anggel gugup setengah mati."lalu?."

"Siapapun yang lebih dulu mengalihkan wajahnya,dia yang kalah!." jelas Maxime.tatapan nya terkunci ke arah manik hazel gadis manis dihadapanya.

"Jadi aku akan berjalan mundur?." tanya Anggel dan Maxime mengangguk.

"Lau bagaimana kalau aku jatuh?."

"Aku akan selalu menangkap mu." ucap Maxime ringan,membuat hati Anggel menghangat.

Anggel mencoba mengendalikan mimik wajahnya senormal mungkin."apa yang kita pertaruhkan?."tanya Anggel.

Maxime meremas bahu Anggel lembut."yang kalah harus mengabulkan apapun tiga permintaan dari yang menang!."

"Setuju?!." lanjut Maxime parau.parau?.

"O ke." Anggel sedikit menaikan dagunya,dan tanpa sadar menggigit bibirnya gugup.

Maxime mendesah,memejamkan matanya sejenak."kita mulai!."Anggel mengangguk.

Satu langkah,tatapan keduanya masih terkunci,diikuti langsung berikutnya terus terus dan terus.

Semakin kedua nya melangkah, semakin dekat pula wajah kedua nya,karena ulah  Maxime.

Anggel berusaha untuk tidak menutup matanya, dan Maxime nampak biasa saja,bahkan dia nampak seperti menikmati pemandangan didepanya.

Sampai akhirnya....

----

Next?, vote!

And that kira kira siapa ya yang bakal menang?.😅