Happy reading ~
"Ketauilah seindah indah nya skenario yang kamu buat. Skenario tuhan akan jauh lebih indah."
"Josh apa kau yakin?" Anggel tengah menatap dalam netra tajam milik tunanganya. Saat ini mereka tengah berada di mobil milik Joshua " Tentu, kenapa kamu belum siap? Kita bisa putar balik sekarang "
Anggel terdiam sebentar entah apa yang calon istri O'Connor itu fikirkan matanya menatap ke arah bangunan di depanya "Baiklah ayok kita masuk!" Joshua menganggkat alisnya sanksi "Yakin?" Ucapnya.
Anggel mengangguk yakin. "Yakin Josh,kan ada kamu." Joshua tersenyum lembut reflek tangan nya mengacak lembut surai calon istrinya "Oke" langsung saja lelaki itu menarik lembut tangan calon istri nya,berjalan keluar dari mobil dan langsung memasuki bangunan di depan nya.
Rumah Sakit Jiwa Hope.
Ya benar Rumah Sakit Jiwa mengapa mereka kesana? Tentu untuk menjenguk seseorang.
Sampai di bagian resepsionis Joshua segera bertanya dengan ramah "Pasien atas nama Maxime Fox Statham,apa bisa di kunjungi?" Sang resepsionis langsung mengangguk. Sambil tersenyum "Bisa Tuan. Mari saya antar ke ruanganya." Ujar sang resepsionis ramah. Joshua dan Anggel segera melangkah mengikuti sang resepsionis tadi.
Mereka berjalan melewati beberapa lorong lorong rumah sakit. Sangat ramai dengan suara teriakan bahkan tangisan, berhenti di depan sebuah ruangan. "Ini ruangan nya tuan. Silahkan masuk dan tolong jangan buat keributan. Terimakasih." Selesai bicara Sang resepsionis berbalik pergi. Joshuan hanya mengangguk singkat meraih pintu di hadapanya menggesernya perlahan.
Pintu terbuka menampakan suasana di dalam yang sangat hening. Warna putih mendominasi. Terlihat hanya ada satu ranjang di dalam dengan Maxime Fox yang duduk di pojok ranjang sambil memeluk kedua kakinya pandanganya memandang kosong ke arah luar jendela. Jendela yang memperlihatkan bagian taman Rumah sakit,sesungguhnya Maxime menyesal sangat menyesal ketika mendapati kenyataan bahwa Joshua memaafkan nya sebegitu mudah, rasanya Maxime ingin membunuh dirinya sendiri ketika menginggat seberapa jahat ia terhadap Joshuadan Anggel. Bahkan ia hampir membunuh Joshua. Benar sekali ia lah orang yang saat itu menembak Joshua dan orang yang masuk ke dalam ruangan Joshua adalah Marchel,mereka memang bekerja sama.
Bertatapan sebentar Joshua dan Anggel melangkah perlahan ke dalam "Max " Joshua memanggil pelan. Belum bergeming Anggel yang melihatnya meringis menatap sendu ke arah Maxime. Dengan hati hati Joshua mendudukan dirinya di atas ranjang, dengan hati hati Ceo dingin itu meraih perlahan bahu Maxime. Anggel tetap berdiri di samping ranjang mengamati dengan tangan nya yang masih bertaut dengan calon suaminya.
Tersentak kecil Maxime menolehkan kepalanya cepat. Menatap terkejut orang yang berada di hadapanya. Netra nya bergetar seketika "M-aa-f hiks Maaf kan a-ku kumo-hon" ucap lelaki tampan itu lirih tersendat Maxime menangis penuh sesal badanya otomatis tertunduk dengan bahu bergetar.
Anggel menatap iba lelaki di hadapanya. Rapuh sekali Maxime sangat rapuh saat ini reflek Anggel meraih bahu Maxime menepuk lembut. "Aku sudah maafkan Max, jangan seperti ini kumohon." Joshua tersenyum lega meraih kedua bahu Maxime menyentak pelan menatap tepat ke arah netra coklat yang sekarang meredup seolah kehilangan cahaya nya.
Menatap tegas Maxime "Jangan seperti ini! Bangkit Max kami sudah memaafkan mu. Temukan kebahagiaan mu sendiri oke!" Joshua tersenyum lembut setelahnya "Kau tidak sendiri ada kami ada Charles dan para Fans mu Max. Kami merindukan mu. Merindukan Maxime yang ceria dan hangan. Kembali lah!" Lanjutnya tulus.
Maxime terdiam. Setelah nya menangis lebih keras lagi ia sontak memeluk Joshua erat " Terima kasih terima kasih!." Sambil sesegukan Maxime berkata penuh syukur Anggel menatap keduanya haru.
Puas menangis Maxime mengangkat kepalanya menatap Joshua serta Anggel bergantian tersenyum tulus. Sangat tampan "Terima kasih dan sekali lagi maafkan aku." Joshua terkekeh geli menepuk bahu main main. "Sudahlah. Kalau mau kumaafkan datanglah ke pernikahan kami." Ucap Joshua hangat.
Pandangan Maxime agak menyendu."Kalian yakin mengundang ku? Apa aku bisa datang?." Maxime berkata ragu. Anggel tersenyum cantik." Yakin Max! Jangan datang sendiri nanti kau terlihat menyedihkan." Anggel tertawa kecil.
Maxime cemberut tidak terima matanya menatap sebal ke arah Anggel. "Josh" Joshua berdehem heran.
"Sepertinya bukan Anggel lagi. Sekarang aku menyukai mu." Ucap Maxime dengan wajah serius.END.
CANDA WKWK
Sadar "YAK! " Anggel spontan langsung memukuli Maxime brutal dengan latar belakang wajah blank Joshua.
♡♡♡♡
Jadi mau end apa Tbc nih? Hehehe btw sebelumnya mohon maaf ya atas menghilangnya aku. Maaf juga pendek. Tapi gpp lah ya dari pada gk update samsek.
Dan lagi bakal aku jelasin kenapa ko Maxime ada di RSJ si ka? Nih ya kalo kalian nyimak sebenernya dari awal Maxime emang udah ada sedikit masalah sama jiwanya. Ia dia kaya trauma gitu karna kematian ibunya, dan saat Maxime ditangkep Charles aka sahabatnya ngasih tau kalo Maxime itu 'sakit' dan ya! Pas di tes emang bener. Jadi udah jelas ya kenapa Maxime bisa sampe ada di RSJ.
Oke kalau gitu utang ku tinggal epilog aja ya. Ditunggu kawan kawan !
Gomawo.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Lawyer Is Mine
Romansa---- Aku tak mengerti,kukira hidup ku sudah cukup bahagia dan akan lebih bahagia nanti setelah aku mendapatkan suami yang kucintai,namun semua itu seakan hancur dalam sehari. Hidup ku Cinta ku,bahkan.... Karir ku sebagai pengacara. Right,iam a Lawye...