Tigapuluh6.

1.6K 41 0
                                    

Happy Reading ~

"Kamu,bukan satu satunya mahluk yang merasakan sakit di kehidupan ini,kamu hanya salah satunya."

"Jadi jangan pernah menjadi seorang yang seakan paling menderita. Semua orang punya masalahnya sendiri dan dengan penyelesaianya sendiri."

"Kembali lagi, baik buruknya itu tergantung pada keputusan kamu sendiri."

°
°
°
°
°

"Tidaakkk!!!." Maxime memegangi kepalanya yang berdenyut menyakitkan kenapa?, ia harus mengingat masa lalunya lagi. 

Charles,menatap khawatir ke arah sahabatnya,langsung saja ia melangkah mendekat."You ok. Max?."tanya nya khawatir, Maxime langsung menatap ke arah sahabatnya. Satu satunya sahabat yang ia punya.

"Tidak." sahut Maxime lemas,menundukan kepalanya. "Char,bagaimana?."

Charles mengangkat alisnya heran."Bagaimana apanya?."

Maxime mendesah pelan,menyenderkan tubuhnya ke kepala ranjang."Karier ku?,apa sudah hancur?"

Charles diam,menimbang apa ia harus mengatakan semuanya sekarang.

"Jawab saja! Aku tidak akan serangan jantung kalau tiba tiba miskin." Charles mendesah.

"Lawan kita terlalu kuat Max,Calla Alanza kabarnya ia istri dari seorang pengusaha sukses sekaligus mentri dari Rusia. Kita tidak bisa mengusiknya." jelas Charles ia mendudukan bokongnya di kursi yang lumayan jauh dari ranjang Maxime.

Maxime diam."Pengaruh wanita itu terlalu besar,kita bisa hancur kapan saja jika nekat."Charles menatap Maxime yang masih nampak tenang.

Hening ...

"Jadi beritanya sudah tersebar?." Maxime menatap Charles yang balas mengangguk.

Lalu seringai terbentuk di bibir tipis aktor tampan itu."Jika kita tidak bisa mengusik salah satunya."

Charles menatap heran,dahinya berkerut."Mari beri pelajaran kepada aktris utamanya."Charles membelak tidak percaya.

Charles berdiri dari duduknya."Tidak Max! Cukup! Hentikan semua ini sebelu-"

"Terserah,diam dan jangan bicara lagi." Maxime menatap tajam Charles, tatapan yang sangat berbahaya.

"Setidaknya aku punya sedikit cerita manis sebelum membusuk di penjara."

"Fu*k!." Charles mendengus keras.

°°°°

"Jadi Call?,apa kau harus pergi sekarang?." Tanya Anggel ada sedikit raut tidak rela di wajahnya.

Calla yang sedang merapikan kopernya tersenyum lembut. "Aku masih ada pekerjaan Anggel! Tapi jika tidak sibuk aku akan mampir."

Anggel tersenyum maklum."Baiklah. Aku akan selalu menantikan kunjungan mu."

Calla mengangguk."Pasti dan nanti aku akan mengenalkan mu pada seseorang. "Mata Anggel berbinar

"Pada suami mu ya?." tanggap Anggel antusias."Dia lebih dari itu. "Lanjut Calla tersenyum misterius.

"Dan sebagai gantinya,kau harus mempertemukan ku dengan suami mu oke?."

Anggel sedikit murung."entahlah Call."

Calla memeluk Anggel erat."Calm Anggel semuanya sudah selesai!."

Calla mengusap pelan punggung Anggel. "Dia pasti akan kembali."

"Kalau begitu aku pamit dulu ya! Sampai ketemu nanti." Calla melambaikan tanganya sambil melangkah ke arah mobil yang mendekat dan akhirnya berhenti tepat di depan rumah Anggel.

Anggel tersenyum, matanya sedikit berkaca kaca."Hati hati Call,dan cepatlah mampir. Terima kasih!. "

Calla balas tersenyum dari balik kaca mobil sambil mengacungkan jempolny,dan Anggel mau tdak mau tertawa kecil melihat nya.

"Dasar." Anggel mulai berbalik melangkah menuju rumahnya.

Sebelum

"Maaf nona,seperti nya kau salah melangkah." dan semuanya gelap.



°°°°

Aigoo. Harap siapkan hati kalian untuk menuju ending oke?.

Btw ada yang sedih kah,karna bakal pisah sama story ini?.

Coment ya! Votenya juga.

Ciao.

The Lawyer Is MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang