Duabelas.

1.9K 49 0
                                    

Happy Reading ~

"Kita sampai." beri tahu Charles, setelah nya Charles membunyikan kelakson membuat seorang lelaki berpakaian hitam membukakan gerbang yang menjulang tinggi di hadapanya.

Tepat setelah gerbang terbuka,Anggel bahkan sampai lupa cara berkedip, tidak orang nya,tidak rumah.ralat mansion nya sukses membuat Anggel terpesona.

"An,ayo kita turun." ucap Charles yang bahkan sudah berdiri membukakan pintu mobil untuk dirinya,sejak kapan?.pasti karena Anggel sangat terpesona dengan mansion ini,hingga ia tidak sadar.

Anggel mengerjap pelan,lalu tersenyum ia segera keluar dari mobil karena tidak mau membuat Charles menunggu lebih lama lagi.

"Maaf tadi aku melamun." dan lagi lagi Anggel di buat terkesima saat kakinya baru menapak di halaman mansion milik Maxime, rasanya seperti ladang bungan begitu indah sekaligus menyejukan.

"Indahnya." gumam Anggel tanpa sadar,luar nya saja seperti ini apalagi dalamnya?,bahkan saat malam saja sungguh mempesona.

Charles tertawa kecil,menatap tertarik ke arah gadis di samping nya yang masih terlihat terpsona.

"Kau bisa memandangnya selama mungkin An,namun malam akan semakin larut,tapi jika kau ingin menginap tidak masalah." ucap Charles santai.

Anggel merona mendengarnya,menginap?, yang benar saja jika Joshua tau Anggel menginap di kediaman lelaki bisa bisa lelaki itu akan di lempar ke laut oleh Joshua, Joshua itu kan posessif.

Anggel menggeleng pelan,merapatkan mantelnya,dingin sekali. "Tidak Char,jika tunangan ku tau ia pasti akan marah nanti." tolak Anggel tertawa kecil.

Charles tersenyum sebagai jawaban, ia meraih tangan anggel yang mengantung bebas lalu menariknya ke arah pintu masuk mansion.

Anggel hanya mengikuti,tanpa banyak bicara."Char apa Maxime tinggal sendiri?. "

Tentu saja tidak. "Tidak,ada beberapa pelayan di sini."dan beberapa wanita sesekali.

"Selain pelayan?,keluarga misalnya?."

"Tidak ada,nah ayo masuk." ajak Charles, ternyata mereka sudah sampai di pintu kayu berwarna silver.

Dan lagi saat pintu itu di geser pelan oleh Charles terpampanglah kemegahan mansion milik Maxime yang entah sudah keberapa kali membuat Anggel berdecak kagum. Bahkan mansion milik Joshua saja kalah.

"An,air liur mu menetes."

Anggel gelagapan dan langsung menyeka sudut bibirnya nya dengan punggung tangan. "Astaga,benarkah?." tanya Anggel malu.

Dan itu sukses membuat tawa Charles meledak,ia bahkan sampai terbahak."benar bahkan sampai bercecer di lantai."

Anggel sontak menoleh ke arah lantai marmer yang begitu bersih.tapi tidak ada genangan air di sana,oh astaga.

"Charles kau menyebalkan!." Anggel memberengut kesal,dan itu membuat Charles makin terbahak.

"Dan mengapa kau percaya si?." bela Charles.

"Wow kalian terlihat akrab?." sapa suara lelaki,suara yang begitu familiar untuk kedua nya.benar Maxime baru saja turun dari lantai atas dengan setelan yang err... membuat Anggel menelan saliva nya kasar.

Maxime tersenyum lagi lagi sangat tampan sekaligus manis."welcome to my house Anggel. "Dan Anggel berusaha untuk mengatur ekspresinya senormal mungkin.

Maxime melangkah mendekat ke arah keduanya." Charles, mengapa Anggel kemari?."tanya Maxime heran.

"Dia ingin memeriksa cctv Max,kalau kau tak keberatan." sahut Charles.

Maxime mengangguk paham,"dan bukanya kau tidak pulang malam ini Max?."bingung Charles pasalnya tertulis dalam catatan yang ia buat.

"Tidak,aku sangat lelah malam ini jadi kupikir besok tak masalah." Maxime tersenyum menyebalkan."lagipula uang ku sudah cukup banyak."

Charles mendengus keras. "Dasar."Anggel tersenyum." Max kalau kau tak keberatan, aku ingin segera melihat cctv mu beberapa minggu lalu." Anggel melirik jam yang menunjukan pukul 8Pm.

"Tentu,dan Char kau boleh pergi!." usir Maxime tanpa dosa.Charles menghantan punggung Maxime dengan tas yang ia bawa.

Buk.

"Dasar teman sialan." umpat Charles yang di balas kekehan dari Maxime, setelah nya Charles mulai melangkah ke dalam mansion. "An,waspada lah kalau malam Maxime suka menggigit." peringat Charles dengan mimik wajah serius.

"Kau fikir aku vampire heh?."Maxime menggeleng tak percaya,berbeda dengan Anggel yang menatap dirinya dengan pandangan sulit diartikan.

" jangan bilang kau percaya An?."

Anggel tersenyum kikuk "sedikit hehe."

"Dasar,kalau begitu ayo.!" ajak Maxime, tanpa di duga lengan nya merangkul bahu Anggel.

Anggel tentu kaget,namun ada yang aneh dengan dadanya,sial.

"Mansion ku itu seperti labirin,aku hanya tak mau di tuntut karena menghilangkan tunangan seseorang, lagipula malam ini cukup dingin." jelas Maxime berbisik di telinga Anggel.

---

Wah jangan bilang kalau Maxime itu....beneran....

VAMPIRE!.

HAHAHA.

Vote loh kalau nggak nanti di gigit sama Maxime, eh jangan keenakan lagi nanti wkwk

Bye next chapter ~

The Lawyer Is MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang