Tigapuluh8.

735 24 2
                                    


Happy Reading ~

"Karena itu kamu. Jadi aku cinta yah sesederhana itu."

°
°
°

Brrakkk!

"Oh astaga! Sepertinya tangan mu sudah bosan berada di tempatnya."


Anggel segera membuka matanya. Berbeda dengan Maxime yang masih dengan santainya menempelkan pisau tepat di belahan dada pengacara cantik di bawahnya.

"Melangkah. Kupastikan tunangan mu Mati tuan O'connor." sangat halus namun sukses membuat Anggel merinding ketakutan.

Joshua. Ya! Joshua O' connor sang pelaku pendobrakan pintu. Bergeming di tempat nya dengan wajah datar." Lepaskan dia Max..." Maxime mengangkat wajahnya menatap remeh ke arah Joshua.

"Kalau aku tidak mau?" alisnya terangkat satu. Menantang Joshua yang melihatnya tersenyum. Jelas bukan jenis senyum yang enak dipandang perlahan rahangnya mengetat. Menunjukan seberapa emosi ia saat ini. Tepat di hadapan matanya tunangan yang ia cintai terbaring tidak berdaya dengan keadaan hampir telanjang. Siapa yang tidak akan marah bukan?

"Jawaban yang salah." Maxime mendengus sarkas. "Memangnya kau mau ap-"

Dor!

"Argghh..." belum selesai ucapanya Maxime malah meringis pelan. Siapa yang berani menembak bahunya? Matanya menajam saat seseorang dari balik punggung Joshua menampakan dirinya lengkap dengan pistol di tanganya.

Seketika Maxime terbahak keras. "Kau menghianati ku Char?"
Charles. Sahabat satu satunya adalah orang yang menembak dirinya baru saja.

Melihat kelengahan Maxime, Joshua melangkah maju dan langsung menendang Maxime tepat di mana luka tembak tadi bersarang.

"Sialan!" Maxime tersungkur cukup jauh. Dan Joshua langsung berlari ke arah Anggel. Menatap wanitanya lembut sambil membuka jas nya guna menyelimuti tubuh atas tunangan nya.

"Josh~ kau sudah sadar?" tanya Anggel serak. Joshua hanya mengangguk sambil tersenyum tulus." Ya sayang. Tenanglah semuanya akan segera berakhir." membukan ikatan tangan Anggel. Tepat saat kedua tanganya bebas Anggel langsung memeluk tubuh sang tunangan erat.

"Aku merindukan mu Josh! A a-ku Tak-ut hiks." ucapanya terbata.Joshua hanya diam sambil tanganya mengelus rambut tunangan halus.

"Tenanglah."

"Lepaskan aku brengsek!" Maxime memberontak saat tubuhnya di kunci kuat oleh Charles." Hentikan Max! Lihatlah mereka sudah bahagia. Tidak kah kau merasa keterlaluan?"

"Cih. Lalu? Yang bahagia mereka mengapa aku harus peduli?" sahut Maxime sambil memberontak."Cukup! Pendarahan mu akan semakin parah bodoh!." teriak Charles kesal.

"Peduli setan Char! Dasar penghianat!" amuk Maxime semakin brutal.

"Persis seperti ayah mu bukan?" Maxime menoleh tatapanya menyorot tajam ke arah pasangan yang masih saling berpelukan.

"Tutup mulut mu! " Joshua tersenyum mengejek."Kau membenci nya tapi lihat kelakuan mu? Bukan kah terlihat sama. Kalian sama sama monster..."

"KUBILANG DIAM!" teriak Maxime marah,bahkan sesungguhnya Charles mulai kewalahan menahan Maxime.
"Kau tidak tahu apapun!"Maxime melanjutkan.

Anggel semakin menenggelamkan wajahnya di dada bidang tunanganya.

Melepaskan perlahan pelukan di tubuh Anggel. Anggel menolak " Lepas dahulu sayang. Aku ingin memberi sedikit nasihat pada nya."Joshua melirik Maxime. Anggel menggeleng tidak setuju namun Joshua tersenyum meyakinkan.

Perlahan Anggel melepas pelukanya. Walau tidak rela dan Joshua langsung melangkah ke arah Maxime dengan wajah dingin.

"Lepaskan dia Char!" Charles diam. Anggel menggeleng tidak setuju. Hingga Charles melonggarkan kuncianya.
"Patuh sekali,kau bayar berpa dia heh?" ejek Maxime. Menatap jijik ke arah Charles. Charles hanya diam walaupun ingin sekali ia menghantam wajah kurang ajar Maxime.

Mendapat kesempatan Maxime langsung menerjang Joshua.

Bugh!

"Joshua!" jerit Anggel tepat satu tinjuan dari Maxime telak menghantam wajah tunangan nya."Bawa Anggel keluar dari sini Char!" Charles mengangguk dan langsung membopong tubuh Anggel ala bridal. Anggel berontak namun apadaya tenaganya tidak sebanding dengan Charles.

Tepat sesaat Charles dan Anggel meninggalkan ruangan tersebut.

Bug!

Bug!

Bug!

Bug!

Kedua lelaki tadi bertarung dengan sengit. Memukul,menendang.

Bugh!

Telak! Maxime berada di bawah Joshua saat ini.

Bug!

"Ini untuk tembakan mu!"

Bug!

"Ini untuk skenario brengsek mu!"

Bug! 

Bug!

Bug!

"Dan ini untuk tunangan ku!"

Maxime terdiam lemas. Wajahnya bahkan sudah sangat mengerikan saat ini dengan darah dimana mana.

"Kau itu bodoh! Membenci ayah mu tapi malah meniru semua kelakuan bejadnya! Lalu apa bedanya kau dengan dia hah!"

Maxime bergeming. Menolak mentap balik Joshua yang menatapnya nyalang. Jujur perkataan Joshua tadi benar. Heh apa bedanya ia dengan dia yang ia benci setengah mati

"Tidak kah kau memikirkan ibu mu saat melihat kelakuan mu?" Joshua bertanya dengan nada rendah."Setidaknya biarkan ia tenang di sana Max."

"Asal kau tau! Aku.ingin.sekali.membunuhmu." Tekan Joshua, lalu sekejab tatapanya melembut hingga Maxime terperengah di bawahnya.

"Tapi tidak Max. Aku tahu kau orang baik." Joshua tersenyum tulus. Berdiri lalu mulai melangkah pergi." Carilah kebahagian mu sendiri! Tapi kau tetap harus bertanggung jawab atas semua kelakuan mu! "

Setelahnya Joshua melangkah pergi tanpa menoleh. Apa dirinya dimaafkan ? Setelah semua yang ia lakukan?

Dirinya yang hampir membunuh Joshua, menipu Anggel serta memisahkan keduanya. Ia sadar dirinya memang sangat keterlaluan. Tapi apa? Joshua memaafkan nya semudah itu? Pantas saja Anggel sangat mencintai lelaki itu.

Dan setelahnya Maxime menangis dengan rasa penyesalan.




END OR NEXT?




Oke next to 2 last chapter ~

The Lawyer Is MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang