Happy Reading ~"Aku bakal nunggu kamu,seperti baling baling yang nunggu angin,karena tanpa angin,baling baling nggak bakal berguna dan tetap diam."
-----
Tet tet tet tet.
Suara monitor dari alat penopang kehidupan di ruangan itu seolah mengejek sesosok jiwa yang menatap raganya datar,tanpa emosi.
"Maafin aku,Anggel..." ucap jiwa Joshua lirih,"andai aku bisa bangun saat ini,tapi aku nggak bisa."
Joshua menoleh mendengar pintu ruangan ICU yanh sekarang ia tempati terbuka,menampakan gadisnya yang berwajah berantakan,walau tak mengurangi sedikit pun kecantikanya.
"Hai Josh." bahkan suaranya terdengar serak,Jiwa Joshua reflek merengkuh tubuh gadisnya,namun malah menembus tanpa sedikit pun dapat menyentuh.
Joshua terdiam, hatinya berdenyut sakit melihat gadisnya bersedih namun ia tidak bisa berbuat apapun,hanya bisa memperhatikan.
Anggel mulai melangkah ke arah Joshua yang tengah terbaring dengan damainya,dengan alat penopang hidup yang menempel pada tubuh atletis calon suaminya.
Sebisa mungkin ia menahan air matanya,menatap dalam lelaki yang amat dicintainya."aku nggak bisa bilang kalo aku baik Josh." tetap hening tanpa respon apapun dari Joshua.
"Tapi aku mau bilang, kalo akuu... Bakal berusaha tegar.
Anggel mengambil nafas berat."buat nunggu kamu bangun dan nunggu aku di altar." setelah nya Anggel tersenyum tulus.
"Aku yakin kamu nggak bakal pergi sebelum jadi pemilik aku seutunya,bener kan?." Anggel tertawa konyol.
"I love you,my future husban." lalu Anggel mengadiahi kecupan mulai dari dahi Joshua lalu ke kedua mata Joshua yang masih terpejam,terus ke hidung,pipi dan yang terakhir bibir lelakinya pelan,walau awalnya terlihat ragu bahkan sekarang wajahnya nampak merona.
"Cepet bangun,huny jangan kelamaan bobonya nanti aku digodain loh sama cowo lain." Anggel mendesah berat,rasanya sungguh berat karena harus meninggalkan lelakinya.
Kalau bukan karena jam besuknya habis,Anggel juga tidak akan keluar dan meninggalkan calon suaminya.
Tapi tak apa,besok dia akan kembali lagi menemani Joshua, dan biar malam ini Anggel berdoa semoga besok Joshua sudah membuka matanya dan mengadiahinya sebuah pelukan.
"Dah Josh." dan pintu tertutup.
Sedari tadi gerak gerik Anggel tak pernah luput dari perhatian sesosok jiwa Joshua.
Joshua tersenyum miris,ia tidak mau menyakiti hati gadisnya lebih dari ini,tapi dia tidak bisa.
Joshua sudah mencoba masuk ke dalam raganya namun selalu terhempas,dan Joshua hampir frustasi karena tidak bisa masuk ke dalam raganya sendiri.
Joshua bingung harus bagaimana."kenapa aku malah seperti orang tolol yang berkeliaran seperti ini.
"Kapan aku bisa bangun,tuhan." desah Joshua frustasi.
----
"Aku mau kita batalkan semua ini." tegas lelaki paruh baya.
"Dasar pengecut,kau takut pak tua?." remeh lelaki lainya yang berusia jauh lebih muda.
"Aku menyesal,bocah!,dan aku mau hentikan semuanya!." emosi lelaki paruh baya tadi,mengebrak meja dihadapanya.
Lelaki muda tadi tertawa meledek,"terserah,lagipula kai sudah tidak di butuh kan!.
"Dan ingat!,aku tidak akan berhenti sebelum Joshua benar benar lenyap dari bumi!,ahhh satu lagi,kau tidak akan bisa menghalangi atau melaporkan ku.paham!.."
Dan lelaki muda tadi pergi keluar dari ruangan dengan angkuhnya.
"Aku pasti akan menghentikanya." lelaki paruh baya tadi me mata jauh kedepan.
"Maaf kan aku,tapi aku pasti akan memperbaikinya."
----
Next?...

KAMU SEDANG MEMBACA
The Lawyer Is Mine
Lãng mạn---- Aku tak mengerti,kukira hidup ku sudah cukup bahagia dan akan lebih bahagia nanti setelah aku mendapatkan suami yang kucintai,namun semua itu seakan hancur dalam sehari. Hidup ku Cinta ku,bahkan.... Karir ku sebagai pengacara. Right,iam a Lawye...