Empatbelas.

1.9K 42 0
                                    

Happy Reading ~

"Harry Dal's."

"Anggelica Florence."

Setelah nya mereka berjabat tangan di sertai senyum kecil dari lelaki tadi,juga senyum ramah Anggel.

"Mohon bantuanya." kata Anggel ramah,melepaskan tangan nya pelan,Harry melepas genggamanya pada Anggel.

"Tentu,silahkan duduk di sini." Harry .menarik salah satu bangku,mempersilahkan Anggel untuk duduk,dan Anggel pun menuruti di ikuti Maxime di samping kananya.

Lalu Harry menempatkan dirinya di kursi sebelah kiri Anggel, Anggel sedikit kaget melihat ruangan cctv milik Maxime,memang ini tampak seperti ruangan cctv pada umumnya,namun LCD di sini sangat banyak menurut Anggel, atau mungkin karena mansion ini begitu besar,entahlah.

Ini tampak seperti ruangan cctv mall apa setiap sudutnya terpasang cctv.pikir Anggel kagum.

Harry mulai mengotak atik komputer di depanya."jadi nona,kau ingin lihat rekaman pada saat kapan?."Harry nampak serius bahkan saat bertanya ia tidak menoleh.

Anggel berfikir sebentar. "Aku ingin lihat rekaman dua minggu sebelum nya hingga saat ini."

"Cctv ruangan apa saja nona?."

"Mmm... setiap ruangan."ucap Anggel dengan nada ragu.

Tanpa di duga Harry mengangguk." baiklah,tapi pasti butuh waktu untuk itu."

Benar,dan sekarang bahkan sudah pukul 8:30 Pm,pasti akan lama ."boleh aku tau Max,ada berapa ruangan di mansion mu?."

Maxime sedikit terkejut, pasalnya sejak tadi ia memang memperhatikan Anggel yang nampak serius saat bekerja,dan Maxime suka itu.

"Apa?."

Anggel menghela nafas kasar."aku ingin tahu ada berapa ruangan di mansion mu Max."ulang Anggel.

"Ohh."

Anggel menunggu."Aku tidak hafal hehe."dan seketika rasanya Anggel ingin melempar lelaki di samping nya kini.

"Biar aku yang jelaskan."Harry menyela lebih dulu,Anggel segera memusatkan perhatian nya." ada 12 kamar di sini yang sudah di lengkapi oleh kamar mandi,3 kamar utama salah satu nya di tempati oleh Maxime sendiri,1 ruang gym,kolam renang outdoor juga indoor,2 buah dapur,3 ruang makan,3 toilet di setiap lantai."

"Ruang kerja Maxime juga Charles, ruang santai,ruang keluarga,ruang tamu,ruang menonton,mini bar,perpustakaan,dan gudang juga halaman serta bagasi,oh ya juga ruang pribadi tuan Maxime."
Jelas Harry panjang lebar,dan mungkin jikan Anggel seorang anak kecil ia sudah tertidur sekarang.

Satu pertanyaanya,ini rumah atau apa?,tidak sekalian saja Maxime membangun toko baju atau salon?,bahkan sejak tadi Anggel sampai lupa menutup mulutnya.

"Banyak sekali,apa tidak ada salon atau restauran Max?." heran Anggel, kalau rumah nya seperti ini ia pasti akan betah dan memilih selalu di dalam rumah.

Maxime hanya tersenyum lebar."rencana nya aku juga akan membangun salon An." dan Anggel melongo di buatnya.

Anggel geleng geleng tak percaya,dasar gila."sekalian saja kau jadikan rumah mu ini mall." Maxime terkekeh mendengar nya.

Anggel mencoba kembali focus,ia memikirkan ruangan apa saja yang harus ia periksa."aku ingin lihat cctv saat baru memasuki gerbang,garasi,pintu masuk,setiap kamar,gudang dan terakhir ruang pribadi Maxime. " Harry mengangguk paham.

"Baik kita mulai dari saat memasuki gerbang." dan Anggel segera memusatkan perhatian nya menatap sedetail mungkin rekaman yang di tayangkan,melihat sekiranya jika ada yang mencurigakan.

Satu setengah jam kemudian ~

"Sudah semua." akhiri Harry, ia sedikit merenggang kan tubuhnya  yang terasa kaku,begitu juga Anggel dan Maxime bahkan saat memasuki menit ke 40 Maxime sudah terlelap dengan damainya.

Dan Anggel tak menemukan sedikit pun bukti bahwa Maxime menyekap atau bahkan menjadikan wanita itu budaknya,mereka nampak biasa saja dan tidak ada adegan pemaksaan sejauh penglihatan Anggel..

Tapi ada beberapa hal yang harus Anggel tanyakan pada Maxime."terima kasih banyak Harry, kalau begitu aku permisi."pamit Anggel sambil bangkit berdiri.

Diikuti Maxime juga Harry,Harry mengangguk setelah nya mereka berjabat tangan sebentar. "Kapanpun Anggel." balas Harry ramah.

Setelah nya Anggel dan Maxime mulai melangkah keluar ruangan,namun sebelum nya Maxime mengacungkan jempolnya ke arah Harry.

"Jadi Joshua akan menjemput mu?." Maxime tidak lagi merangkul pundak Anggel, mereka hanya berjalan beriringan.

"Ya,dan Max boleh aku bertanya sedikit." Anggel menoleh menatap lelaki di samping nya.

"Tentu.""

"Sebenernya apa hubungan mu dengan wanita itu?,bukanya aku lancang hanya saja."

Maxime mengacak gemas puncak kepala Anggel, Anggel merona di buatnya."kau tau bukan di negara ini free sex itu bukanlah suatu hal yang tabu?."Anggel mengangguk.

"Aku hanya berteman denganya,hanya saja terkadang kita melakukanya di karena kan sebuah kebutuhan,juga keuntungan bersama dan itu bukan tanpa pemaksaan." Maxime menghembuskan nafas kasar.

"Dan tanpa perasaan,tapi wanita itu malah bilang kalau dia mencintai ku dan menuntut ku karena alasan konyol seperti itu,tentu aku menolaknya dan ya kau tau lah apa yang ia perbuat sekarang." Maxime mengangkat bahu acuh.

Sekarang Anggel paham,ternyata karena cinta yang ditolak."memang kau tidak menyukainya?,kulihat dia wanita yang cantik."

"Tidak." Maxime menjawab tegas."tidak ada cinta dalam diriku An." Anggel bungkam,mengapa hatinya merasa kecewa?, saat Maxime mengatakan tak akan ada cinta dalam dirinya.

"Kau harus tau Max,sekuat apapun kau menolak,namun jika sudah saat nya cinta itu datang kau tak akan bisa menolak nya." nasehat Anggel.

Maxime tertawa sumbang."dan kupastikan aku akan membunuh perasaan itu,sebelum ia yang membunuhku dalam nelangsa."

----

Huwooo panjang kan ya ?,aku cape loh ngetiknya wkwk.

Makanya vote,biar lanjut terosss...oke

Bye next chapter ~

The Lawyer Is MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang