Keping 19

825 69 12
                                    

Pilihan itu jatuh telak pada gerakan tanganku yang menyongsong celanamu, membuka kaitannya dan menurunkan resletingnya. Kulihat, merk Calvin Klein tertanda di celana dalammu yang berwarna putih. Tonjolan di baliknya membuatku meneguk ludah.

Saat aku menurunkannya perlahan, ragu aku menatap sekali lagi ke arahmu. Saat mata kita bersitatap, aku bisa menemukan seulas senyum terbetik di wajahmu --dan tentu saja membuatku luluh seketika. Aku tidak ragu lagi melakukannya.

Gemetar, tanganku persis berada di atas pusakamu. Aku mengelusnya perlahan, pikirku, memberikan gelenyar aneh agar kamu menikmatinya.

"Kamu mau sambil tiduran aja ga?" Tawarku, yang tak bisa membuatmu berdiri lebih lama lagi. Kulihat kamu mengangguk dan mulai terbaring.

"Mm... Boleh aku buka bajumu?" Aku menawarkan sekali lagi.

"Tentu, agapité mou. Kau bisa memperlakukanku semaumu. Nowaday, I'll be yours."

Aku tersenyum dan tanganku mulai menggelung kain bajumu ke atas. Membukanya dengan segenap perasaan indah yang kumiliki atasmu. Aku bersyukur kepada Tuhan yang telah memberikanku kesempatan ini. Sesuatu yang hanya bisa kubayangkan sejak lama, kini berbuah manis.

Wow. Mataku membelalak melihat tubuhmu yang terbentuk indah. Terdapat pahatan di perutmu yang membuatku menggila seketika. Aku menelusuri pelan dengan jemariku. Seketika kamu terkikik, geli ternyata.

Tak puas, giliranku sekarang yang bermain dengan putingmu. Penasaran, apakah kamu akan kegelian jika kumainkan putingmu ini.

Kulihat kamu hanya memandangiku, yang sedang memainkan putingmu dengan telunjuk dan jempolku. Ku kitik-kitik simultan, memainkan keduanya sesuka hatiku.

"Fai..."

"Hmm, iya kenapa?" Kamu menanggapinya dengan senyum. Kusuka, kusuka.

"Kenapa cowok punya puting? Apa gunanya?"

"Oh itu, itu alamiah, agapité mou. Sebenarnya, sejak dalam kandungan, semua bayi terbentuk untuk menjadi perempuan. Awalnya, manusia setidaknya memiliki 8 puting. Namun yang tersisa pada akhirnya hanya ada dua buah, baik pada laki-laki maupun perempuan. Hingga usia 8 minggu dalam kandungan, sebenarnya hampir sebagian besar, bayi tersebut masih berjenis kelamin perempuan, hanya sebagian kecil yang sudah berubah menjadi laki-laki."

"Kok bisa gitu? Kalau gitu, kenapa ada bayi laki-laki?" Aku beralih, kini duduk di sisinya. Menyimak hal-hal ilmiah darinya, bagiku sendiri, terasa lebih menyenangkan ketimbang melakukan adegan seks langsung. Tetapi, iseng-iseng, aku masih bermain di arena kedua putingnya.

"Hmm.. selama ini kita meyakini kromosom X dan Y kan. Dari dulu, pelajaran Biologi yang diajarkan di sekolah-sekolah, hanya terdiri secara sederhana bahwa jenis kelamin perempuan itu memiliki kromosom XX dan laki-laki itu XY. Pengetahuan biologi kita selama ini sangat terbatas di sekolah. Kita hanya meyakini hal-hal dasar tersebut, karena memang itu yang diajarkan di sekolah. Padahal materi itu kuno sekali!"

"Ah iyakah? Kok gitu sih ya materi sekolah? Menyebalkan!" Kamu tertawa melihatku memberengut. Aku merajuk, "Boleh aku mendengarkan penjelasanmu sambil tiduran di dadamu ga? Hehe."

"Boleh, boleh, sini..." Kamu mengelus rambutku, mengusapnya perlahan. Membuatku sangat nyaman. Pillow talks! These all what I've been dream as always. Iseng, aku tetap bermain-main di arena putingnya.

"Jadi, sebenarnya gimana harusnya kromosom itu?"

"Mmm, jadi gini. Sederhananya, sejak 25 tahun lalu, sains sudah membeberkan fakta bahwa tidak semua jenis kelamin perempuan memiliki kromosom X dan tidak semua jenis kelamin laki-laki memiliki kromosom Y. Vice versa, orang yang memiliki kromosom X tidak selalu berjenis kelamin laki-laki dan orang yang memiliki kromosom Y tidak selalu berjenis kelamin perempuan. Kalau diukur, perbandingan jumlah antara kromosom Y dan X itu jomplang sekali. Bisa 1:20. Itulah sih, untuk zaman sekarang, ada perbedaan antara jenis kelamin, gender dan orientasi seksual. Kalau dulu, kita mempercayai bahwa jenis kelamin laki-laki itu memiliki gender maskulin dan berorientasi kepada perempuan, vice versa. Tapi sekarang, teori itu sudah kadaluarsa. Tidak bisa dipukul rata. Ada yang berkromosom XO, XXY, XYY, XXYY, dan banyak jenis lainnya. Hal ini tentu saja akan berpengaruh juga pada gender serta mungkin bisa berpengaruh juga pada orientasi seksual seseorang. Jadi semuanya memang udah terbentuk sejak kita janin, agapité mou."

"Terus gimana cerita intinya jenis kelamin seorang bisa menjadi perempuan dan menjadi laki-laki?"

"Ah itu, iya maap aku lupa menjelaskan. Jadi gini, agapité mou. Secara sederhana, kromosom Y serta hormon testosteron-lah yang akhirnya membuat kita menjadi laki-laki. Meski dalam beberapa kasus, kromosom Y ini bisa saja hilang, hingga seorang laki-laki kemungkinan bisa tidak memiliki hormon Y. Mm.., akan tetapi hormon testosteron yang membanjiri 'janin perempuan' inilah, yang akhirnya membentuk penis dan testis di tubuh kita. Hanya saja, karena sejak awal kita adalah 'perempuan', akhirnya puting kita tidak hilang. Hanya tidak membesar saja seperti perempuan."

"Oalaa, gitu ya. Njelimet juga sih prosesnya."

"Ya emang iya."

"Terus-terus," Aku memainkan putingmu lagi dengan jari telunjuk dan jempolku, "Gunanya puting pada pria ini apa dong?"

"Oh itu.. Kalau itu sih setahuku, puting pada pria ini dipercaya untuk melindungi organ penting di dalamnya, seperti jantung dan paru-paru. Mm, puting pada pria sih kebanyakan digunakan sebagai titik rangsang pada pria."

"Eh masa iya?"

"Iya, agapité mou. Buktinya kamu tadi menggelinjang pas aku jilatin putingnya 'kan?"

Aku tersenyum, malu. Iya juga, ya...

"Nah, kan... Kamu diem. Itu berarti iya." Kamu dengan posisimu ini memang tidak bisa melihatku tersenyum, tapi kamu bisa merasakan kediamanku. "Titik-titik hitam di sekitaran puting itu, dipercaya sangat sensitif sehingga bisa mengalirkan rangsangan ke tubuh lelaki maupun perempuan. Meski dalam kasus ini, puting pada perempuan dan laki-laki berbeda. Puting perempuan, akan menegang saat ia terangsang, sedangkan puting laki-laki justru menegang saat akan orgasme."

Penasaran, aku tidak menanggapi, tetapi aku langsung bermain dengan lidahku di area putingmu. Sebelumnya, kamu biasa saja saat kumainkan putingmu dengan jemariku, tetapi saat ini, tepat saat lidahku bermain di putingmu, kamu mulai mendesah. Kulihat jakunmu turun-naik di atasku, membuatku makin gencar merangsang dan menjilati putingmu. Aku menyedot, menjilat dan menggigiti perlahan. Persis seperti ajaranmu atas putingku.

"Ah..." Yes! Kamu mendesah. Kusuka, kusuka. Suaramu seksi banget sih?

Aku terus bermain dengan putingmu. Puas bermain dengan yang kanan, aku bermain dengan yang kiri. Aroma tubuhmu sama sekali ga berbau yang tidak-tidak, sesekali aku menangkap fragrance di tubuhmu, tetapi tubuhmu jelas mengantarkan aroma nyaman yang membuatku --entah kenapa--, semakin bergairah.

"Fai..." Aku menghentikan gerakanmu, tepat saat kepalamu sudah terangkat ke belakang dan mendesah --mungkin keenakkan, karena kulihat matamu terpejam.

Kamu mengontrol diri dan mulai menatapku yang kini sudah berhadapan denganmu lagi.

"Agapité mou itu apa sih? Kamu manggil itu terus dari tadi ke aku." Seketika, pemikiran itu terselip di benakku saat bermain dengan putingmu. Iya juga ya, dipikir-pikir, aku terlalu fokus dengan penjelasan sampai ga notice sama kata itu.

"Oh, itu. Kamu berhenti karena penasaran dengan hal itu?"

"Iya, Fai. Takutnya itu panggilan yang tidak-tidak lagi."

Kamu tersenyum, menyunggingkan bibir. Berdecak sebentar, lalu menjawab sembari mengelus rambutku.

"Itu dari bahasa Yunani, artinya sebuah panggilan seperti my dear dalam bahasa inggris."

Pipiku sepertinya memerah saat ini. Kamu sungguh sayang aku? Benarkah?

"Kamu serius sayang ke aku? Kok bisa?"

Tanpa jawab, kamu tersenyum dan langsung meraih kepalaku mendekat, membuat bibir kita bersentuhan.


Tidak, tidak.
Ini bukan sekedar sentuhan.

Ini adalah sebuah ciuman yang penuh dengan penuh gairah.
Bergelora.
Membara.

[Fin]

Bagaimana dengan chapter ini?
Maap ya kalau tidak sesuai ekspektasi adegan ena-ena-nya.
Haha. :v

Ada yang tegang ga anu-nya?
Sini, dilemesin! Wkwk :p

Lil Love [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang