Jangan lupa kasih⭐
e n j o y y y
~~
"Ibu! Kenapa kau kemari?"
"Ibu hanya ingin bertemu denganmu untuk terakhir kalinya nak.." tatap ibunya lembut.
"Kenapa Bu... Kau mau kemana, tolong jangan tinggalkan aku lagi..."
"Kau sudah besar anakku... waktunya kau untuk berkeluarga sendiri.. membangun kehidupan yang baru."
"Tidaaak! Bu... ibu jangan pergi, aku sendirian disini.. aku kesepian Bu..." Teriak Juan tak kuasa menahan rasa rindunya.
Malam terasa sangat panjang,angin malam terasa sunyi dan bulan tak menampakkan kedatanganya malam itu, karna awan hitam telah menelanya dalam waktu singkat.
Pengusaha muda yang kesepian sejak kematian ayahnya itu, telah mengalami mimpi yang buruk.
Didalam mimpi itu terdapat seorang wanita paruh baya yang tak lain adalah ibunya.
Ibunya memang sudah tidak peduli dengan anak satu-satunya itu.Ibunya pergi ke luar kota dan tak pernah sekalipun mengabari atau mengirim surat sejak 2 bulan terakhir ini.
Hal itu yang membuat seorang pengusahawan itu membenci ibunya hingga detik ini. Ketika bangun dari tidurnya, dia sampai mengeluarkan keringat dingin di sekujur tubuhnya, dia bahkan gemetar merasakan mimpinya sendiri.
"Aku membencimu!. Kau wanita yang hina! Kau sangatlah tega pada anakmu sendiri. Bahkan di dalam mimpi pun, kau membuat kepedihan. Kau bukan ibuku.. aku membencimu!!!" Teriak Juan membanting bingkai foto ibunya.
Juan pun pergi bersiap, dia memanggil pelayan untuk membersihkan pecahan kaca di kamarnya. Sedangkan dia turun kebawah untuk sarapan.
Seperti biasa, para pelayan dan koki pribadinya sudah menyiapkan sarapan favoritnya, dia juga disiapkan aneka macam smoothie setiap harinya sesuai list yang sengaja dia buat.
Setelah sarapan, Juan bergegas untuk pergi ke rumah neneknya. Rumahnya lumayan jauh, letaknya dipegunungan yang dingin. Sebuah rumah mewah nan megah ditengah rerumputan di kaki gunung.
Disana hawanya dingin dan penuh kabut putih yang lembut. Dia selalu senang karena kasih sayang nenek nya itu begitu melimpah ruah. Neneknya atau yang biasa dia sebut oma sangat baik dan sempurna seperti nenek idaman yang diharapkan semua orang.
Setibanya disana....
"Oma apa kabar!?" Sambil memeluk omanya tak lupa Juan memberi ciuman manis.
"Juan! Ayo duduk sini! Sudah lama kamu tidak kesini."
"Aku akan menginap malam ini oma"
"Nah kamu pasti rindu ibumu, bukan? Sudah oma duga jika ada yang kau rindukan kau pasti akan kesini"
"Sudahlah oma, aku tidak peduli lagi padanya. Dia bukan ibuku!!!"
"Sudah sudah, mari nenek antar ke kamar mu. pelayan! Tolong, bawakan barang-barang cucuku!"
"Baik oma" Seorang wanita menjawab dengan hormat.
Juan pergi ke kamarnya yang cukup luas itu. Terdapat jendela kaca yang lebarnya 30 meter menyamping. Dan balkon sederhana yang menyuguhkan pemandangan kaki gunung nan hijau.
Ada rak buku-buku miliknya. Dan gitar kesukaannya terletak di atas tempat tidur yang nyaman.
Beberapa saat setelahnya, pria itu tertarik untuk keluar ke balkon. Dia mengamati pemandangan dan angin pagi yang menyejukkan.
Tiba tiba terbesit sesuatu dihatinya, dia mengingat masa-masa dimana keluarganya masih utuh dan berbahagia selalu.
Dia merindukan masa-masa itu, sampai-sampai dia mengeluarkan setetes air mata yang sebelumnya tidak pernah dia rasakan.
Hatinya sakit mengingat semua itu. Tapi dering telepon lalu menyadarkanya, dari bibi kesayangannya bernama Mela."Morning,dear." Ungkapnya penuh cinta kepada sang keponakan.
"Oh,morning to. Apa kabar?"
"Sangat baik! kau tau, bibi akan tiba sore ini."
"Kabar bagus. Aku akan menjemputmu."
"Tidak,tidak usah. Bibi sudah menyuruh Bahtiar(supir pribadi) untuk menjemput"
"Kalau begitu, sampai jumpa."
"Iya Jun.miss u." Wanita paruh baya itupun memutuskan sambungan teleponnya.
"Masih saja bibi Mela memanggilku dengan nama itu."
Juan menatap layar ponselnya sejenak, mengecek notifikasi dan melemparkannya ke kasur dan dering telepon pun berhasil mengusik rasa tenangnya.
Dia hanya melihat telfon dari siapa dan berkata dalam hati, "ibu?kenapa tiba-tiba dia menghubungiku." Karna kesabaranya telah mencapai batas puncak,dia menghiraukan ponsel yang sedari tadi berdering sebanyak 5 kali berturut-turut.
"Telepon dari siapa Juan?" Ucap oma nya mendongak dari depan kamarnya."Bukan siapa-siapa oma, hanya Harsha." Jawabnya menutupi.
"Terserah kau bu,kemana saja kau sejak 2 bulan terakhir ini!? Kau hanya pamit padaku untuk mengurus progja di luar kota. Tapi nyatanya apa,semua itu hanyalah alasan untuk pergi meninggalkanku." Dia berteriak, dan mengepalkan tangannya di dinding setelah tau omanya pergi.
Karna rasa sakit yang kini sudah mulai berkurang, entah mengapa tiba-tiba kembali dan itu sangat mengganggunya.
Untuk mengurangi depresinya itu, Juan pergi keluar rumah, untuk berjalan-jalan mencari udara segar.Dia berjalan menyusuri padang rumput yang panjang dan banyak dia temukan pepohonan yang rimbun, matanya teetegun tak percaya melihat sebuah telaga yang indah dibalik pepohonan itu. Dia senang sekaligus bersyukur karena menemukan tempat yang tepat.
Menjelang sore...
Bibi kesayanganya sudah datang dan dia baru saja kembali dari jalan-jalannya.
Dia masuk kedalam ruang keluarga dan mendapati bibi dan Oma nya duduk dengan nyaman."Halo Juan. Senang bertemu kamu lagi."
"Aku juga" Jawabnya datar seperti biasa.
"Oh iya, bagaimana dengan kontrak itu? Oma dan aku ingin tau."
"Sebenarnya aku menyuruh Harsha untuk mengurus semuanya. Jadi, pernikahan kontrak itu berlangsung 1 tahun" Jelas Juan pada bibi dan oma yang mendengarkan dengan baik.
"O begitu, baiklah kami ngikut aja. Tapi Juan, bibi dan yang lain lebih senang kalau kamu dan gadis itu menikah sungguhan"
"Sudah kubilang kan, aku tidak mau menikah, aku mandi dulu."
Setelah Juan pergi dari hadapan mereka.
"Bagaimana oma? Menurutmu?""Boleh kuakui, perempuan pilihan Chandra itu sangat baik dan sempurna. Dan aku sangat mendukung mereka berdua untuk dapat saling mencintai seiring berjalanya waktu."
"Aku setuju denganmu oma. Kudengar dia adalah dokter, aku yakin pasti ada maksud baik dibalik amanat kak Chandra memilihnya."
Bersambung...
KAMU SEDANG MEMBACA
YASH! COUPLE [Lengkap✓]
Romance🚫PERINGATAN! : MASIH DILAKUKAN PROSES PENYUNTINGAN Juan tidak rela keluarganya hancur semenjak ayahnya meninggal dunia. Tapi yang paling membuatnya tidak rela dan syok adalah surat wasiat peninggalan ayahnya yang menginginkan agar dia menikah deng...