"Apa yang kau lakukan disini?" Lirih Juan yang baru saja menghentikan tawanya. Baru saja sebelum Anna akan menjawab,Juan berkata lagi. "Baik,kemarilah." Mendengar perkataannya Anna melangkah pelan mendekatinya.
"Jadi..?"
"Ini tempat rahasia ku, aku selalu kemari disaat merasa bosan." Jelas Juan dengan tenang.
"Kuharap kau bisa seperti ini setiap saat."
"Apa? Apa maksudmu?"
"Iya, seperti kau tertawa lepas tanpa menghiraukan yang lainya. Jujur saja Wan,aku sangat bahagia melihatmu yang seperti ini."
"Diam kau, sini.. biar kuperkenalkan dengan Ceo."
Mereka pun duduk bersama, menghabiskan waktu bersama hingga petang. Baru kali ini mereka sangat akur,bahkan meskipun sudah 6 bulan lamanya kontrak telah berjalan.
Kali ini.. Anna sangat terkejut melihat pribadi Juan yang diluar nalarnya, bahkan dia sendiri mulai tersenyum membayangkanya,dia tak percaya orang yang dinilainya dingin ternyata memiliki sikap yang lembut dan penyayang.
Mereka duduk di rerumputan yang cukup nyaman diduduki. Anna mengelus-elus Ceo (kucing Juan) sambil mendengarkan penjelasan Juan tentang tempat rahasia yang sering didatanginya itu."Bukankah kau phobia kucing? Kenapa sekarang---"
"Benar,tapi ntah kenapa jika dengan Ceo aku selalu merasa nyaman."
"Yah..hmm.. mungkin itu terjadi karena kau sudah terbiasa dengannya sejak lama."
---
Cinta memang datang secara perlahan, menyelundup di sela-sela waktu yang tidak terduga, dan membuat mereka yang merasakannya seakan menjadi sempurna.Mungkin memang tidak terasa,tapi ikatan mulai terjalin secara perlahan. Mereka yang awalnya saling membenci, berubah menjadi saling menyayangi dalam semalam.
Kasih telah terjalin,namun siapa sangka hati memang terlalu gengsi untuk mengungkapkan perasaanya.
"Kenapa kau ini? Aku tidak menyukainya. Dan tidak akan pernah menyukainya!" Jawabnya mentah-mentah.
"Oh ayolah kawan, pria mana yang bisa menolak Anna. Dia cantik,baik,seorang dokter. Bakar hati dingin mu itu! berusahalah menjadi orang yang dapat mencintai orang lain. Sudah setengah tahun kalian bersama,dan tidak memiliki perasaan apapun?"
"Jayus - apa kau pikir akan kudengarkan ocehan bodohmu itu. Ini hidupku,bukan hidup orang lain." Belati-belati tajam mulai keluar dari mulutnya. "Brekkk!" Suara pintu terbanting oleh tanganya dengan keras.
Juan pergi ke area belakang dari kantornya,dia duduk menyendiri dan mulai memikirkan hidupnya.
Walaupun dia berkata demikian terhadap temanya,Willem. Namun percakapan pendek mereka masih menggema hebat di pikirannya.
Dia mulai berfikir dan berfikir, memikirkan hal yang dikatakan Willem 2 menit yang lalu.Hampir 1 jam dia menyendiri seperti itu menatap kearah langit yang cerah pada saat itu.
Dia tersuntak dari keheningan ketika seorang sekertaris mendatanginya. Sekertaris barunya itu bernama Hulya. Dia magang dan sudah sejak awal dia menyukai bos nya itu secara diam-diam.
Alisnya mengernyit ketika melihat Juan sedang menyendiri, secara perlahanpun akhirnya dia mulai berbicara,"Permisi pak? Apa saya mengganggu anda? Maaf jika memang iya." Lirihnya
"Kemarilah,ada apa?"
"Emm, sebenarnya saya hanya ingin memastikan bapak baik-baik saja. Anda tau,saya juga kadang suka sekali menyendiri."
"Eh,maaf.. saya menunjukan contoh yang tidak baik ya?"
"Tidak juga,karena menyendiri adalah hal yang baik,karenanya.. kita bisa berfikir bahkan menjernihkan pikiran kita disaat down."
Disisi lain,di area registrasi, seorang wanita anggun berdiri dengan rambutnya yang digerai serta tas kecil yang menggelantung di pundaknya.
Kebetulan sekali,Anna langsung bertemu dengan Willem,orang yang dibilang cukup dekat dengan Juan.
"Permisi." Lirihnya,membuat Willem menengok kebelakang dengan gercep."Loh,Anna.. tumben kesini,nggak kerja?"
"Iya Will,lagi ada urusan." Dia berhenti sejenak,mengambil nafas,kemudian melanjutkan bicaranya, "Juan ada?"
Willem bingung,dia saja baru ada masalah dengan Juan. Dan sekarang,jika ditanya.. mana mungkin dia tau--
Tapi untung saja di meja registrasi ada Keke, yang tau dimana Juan sekarang berada. Tanpa diajak bicara pun dia memberi tau dimana Juan berada,dan detik itu juga Anna bergegas menuju area bawah perusahaan,tempat dimana Juan berada.Dia berjalan melewati ramainya orang-orang yang sedang berjalan,namun ada juga yang sedang duduk.
Mata-mata mulai memandanginya, orang demi orang penghuni kantor yang tidak dikenal,mulai menyapanya ramah. Tentu saja,mereka semua tau bahwa Anna adalah istri dari seorang Presdir yang dikenal banyak orang.
Anna melewati tembok dan menemukan sebuah bangku yang diduduki Juan saat ini, namun dia terkejut melihat Juan terlihat bermesraan dengan seorang wanita yang sama sekali belum pernah dia ketahui.
Dia masih dibelakang Juan dan Hulya yang memang sedang bercanda,dan terlihat mesra.Dengan matanya yang terbelalak,kakinya bahkan tidak dapat digerakkan sedikitpun, sampai akhirnya.. Juan menengok ke belakang karna merasakan kehadiran seseorang,dan orang itu ternyata Anna. Melihat Juan yang telah menyadari kehadirannya, dia pergi meninggalkan mereka berdua,dengan rasa kecewa yang berat.
"Ann!" Tanpa mempedulikan Hulya,Juan berlari sangat kencang mengejar Anna.
Tidak tau kenapa dengan Anna, melihat semua itu,Anna merasakan sakit di dada dan matanya mulai berkaca-kaca.
Dia keluar melewati pintu depan yang masih terbuka lebar,dengan langkahnya yang cepat,dia berjalan menuju parkiran dan menemukan mobilnya, saat dia mencoba membuka pintu mobil,seseorang menggenggam erat tangan kanannya. Membuatnya diam, tak sanggup menengok ke belakang.
"Dengarkan aku,ini tidak seperti yang kau pikirkan. Dia hanya sekretaris ku. Kami tidak ada hubungan apapun."
Anna berbalik menatap mata Juan yang penuh harapan,
"Terserah kau. Aku ingin pulang."
"Tidak, ayo ikut aku. Bukankah kau ingin bertemu Prof. Dr. Habibie? Ayo,biar ku temani." Ajak Juan yang masih belum melepas genggamannya.
Anna pun menurut,karena menurutnya, urusan ini jauh lebih penting dari perasaannya saat ini yang sedang campur aduk.
Mereka bergandengan tangan memasuki ruangan Prof. Dr. Habibie. Dan setelah urusan itu selesai, Juan masih tidak membiarkan Anna pulang, dia mengajaknya makan siang bersama, dan menjelaskan segalanya tentang dia dan Hulya yang tidak ada hubungan apa-apa.
Bersambung
Thank u, Next
KAMU SEDANG MEMBACA
YASH! COUPLE [Lengkap✓]
Romance🚫PERINGATAN! : MASIH DILAKUKAN PROSES PENYUNTINGAN Juan tidak rela keluarganya hancur semenjak ayahnya meninggal dunia. Tapi yang paling membuatnya tidak rela dan syok adalah surat wasiat peninggalan ayahnya yang menginginkan agar dia menikah deng...