🔭#06. Si menyebalkan

8.7K 214 0
                                    

Kebencian akan timbul namun, ketulusan dapat mengubah segalanya.


~~

Hujan semakin deras, petir menyambar hamparan langit yang semula tenang.
Badai mengguncang ombak pantai dengan kekuatan anginnya yang dahsyat.

Hujan itu begitu deras, gemericik airnya sampai memekakkan telinga. Cuaca mendadak sangat dingin, tubuh yang semula hangat kini berubah sedingin es. Suasana yang semula canggung dan tenang, sesaat menjadi masa tegang dan khawatir.
"B-bagaimana ini." Pelan Anna gemetar dengan tangan bersedekap menahan dingin.

Juan yang tak sengaja mendengarnya, memberikan jaket yang kebetulan dia pakai hari itu. Dengan rasa peka dia memakaikan jaketnya pada Anna. Dengan demikian Anna pun merasa hangat.

"Ini..kan.."

"Pakai saja.. agar kau tidak kedinginan." Juan hanya menatapnya datar

"Trima..ka-" belum sempat menyelesaikan kalimatnya, Anna terkejut sebab terdengar suara sambaran petir yang memekakkan telinga. Dengan rasa takut, dia memeluk Juan dengan sangat erat, reflek karna saking terkejutnya.

Juan yang dipeluk pun, juga sedikit canggung, dia hanya terpaku tidak membalas pelukan itu. Anna yang berada dipelukan Juan, memejamkan mata mungilnya.

Juan hanya menatap wanita yang sedang memeluknya itu. Entah apa yang ada di pikirannya, namun kali ini.. Juan merasa khawatir dengan wanita itu, sosok seperti Juan memang selalu tidak tega dengan kaum wanita yang lembut, dia selalu menghormati seorang wanita.

"Sudah lebih baik?" Juan melepas pelukan Anna dengan lembut.

"Maafkan aku" Begitu malu dengan sikapnya itu, Anna hanya mengalihkan pandangan

Selama sesaat kemudian...

"Coba kau lihat! Hujannya sudah mulai reda." Juan mengacungkan telunjuknya pada langit di atas.

"Syukurlah.. boleh tanya sesuatu?"

"Boleh"

"Apa kamu merasa keberatan dengan kontrak ini?" Seketika Anna menghembuskan nafas sebelum menjawab.

"Tidak juga.. lagian juga tidak ada efek apa-apa buatku, mungkin bedanya kita serumah, tapi kan juga tidak akan sekamar. Semua ini semata hanya untuk menghormati ayahmu tidak lebih"

"Alasan! Bilang saja kalau kau senang bisa serumah denganku selama setahun ini"

"Jangan mimpi! Memang apa bagusnya dirimu, cewek cewek yang mengejarmu itu pasti sudah buta"

"Gini-gini juga kau sangat beruntung bisa sedekat ini denganku"

"Kata siapa! Jangan mimpi! Nyesek dengernya!" Anna pun pergi meninggalkan Juan yang masih duduk santai di gazebo.

"Heh!!" Juan yang menyadari Anna benar-benar meninggalkannya, langsung bangkit dari tempat duduk dan berlari menyusul.

~~

Malam itu, keluarga Juan mengadakan makan malam di rumah oma.
Anna hadir bersama Juan, wanita itu memakai baju selutut berwarna soft pink. Modelnya sederhana namun terlihat mewah saat wanita berparas cantik itu mengenakannya.

"Apa malam ini mereka akan datang ibu?" Tanya bibi Juan.

"Pasti! Pasti mereka berdua datang Mella." Yakin oma.

"Selamat malam oma!" Juan memasuki pintu dengan mengucap salam manis pada omanya. Anna yang berada di belakangnya pun ikut menghampiri para keluarganya di meja yang sudah disiapkan.

"Senangnya, kalian berdua datang." Kata bibi Mella.

"Ayo,Duduklah di sampingku An, banyak sekali yang ingin bibi bicarakan denganmu."

Anna duduk disamping bibi Mella, tepat didepanya, Juan yang menduduki. Makan malam tersebut terdiri dari 6 orang beserta Anna dan Juan.

"Jadi begini, malam ini... Ada acara sederhana.. yaitu tukar cincin."

"(Tukar cincin?)" Batin Anna

Secara reflek wanita yang duduk dengan tenang, terkejut.

"Juan, ini... Pakaikan di jari Anna." Bibi Mella memberikan cup cincin pada Juan.

Dengan segala rasa sopan, Anna dan Juan melaksanakan keinginan oma dengan baik. Seperti sedang bermain drama.. keduanya berlagak seperti pasangan kekasih yang saling mencintai di hadapan oma.

"Kuberikan cincin ini padamu, atas dasar ikatan kita yang akan terjalin. Cincin ini adalah saksi, manisnya hari ini yang tlah ku lewati bersamamu." Kata demi kata manis pun keluar dengan mudahnya dari mulut Juan.

Anna pun mengacungkan jari manisnya didepan Juan, Keduanya pun bertatapan.. terpaku dalam pikirannya masing-masing.

"Trima kasih." Singkat Anna.

Semua keluarga yang menjadi saksi pun bertepuk tangan, oma menangis haru, bibi Mela terkesan, atas kata-kata Juan yang menyentuh.

"Oh, nak.. siapa yang mengajarimu berkata-kata seperti itu?" Halus bibi Mella



Bersambung..

YASH! COUPLE [Lengkap✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang