🔭#21. U

5.1K 110 1
                                    

Apa kabar?

~~

"Wah, kelihatanya makin hari kalian makin nempel aja nih." Doangak Anna dengan mata sedikit menyindir. Kalian yang dimaksud disini adalah Juan dan Elena

"Biasa aja kali." Balas Juan.

Anna pun ikut bersandar di sampingnya, sore itu memang, Juan sedang bersandar sendirian di kursi panjang miliknya yang ada di belakang rumahnya.

Saat diam seperti itu, dia sangat terlihat dingin jika hanya dilihat dari luar, bahkan ketampananya tak pernah pudar walau sikapnya memang masih suka dingin dengan Anna.

Namun mereka berdua akhir-akhir ini cukup dekat, apalagi setelah kehadiran Elena. Mereka mengurusnya seperti layaknya anak mereka sendiri, walaupun dulu Juan beranggapan bahwa anak kecil adalah hal yang merepotkan.

Tapi hal baik telah ia pelajari setelah beberapa hari melihat Anna mengurus anak itu dengan penuh kasih sayang yang melimpah. Dan dari situlah dia belajar untuk memakai perasaanya untuk hal seperti ini.
Dan hal itupun terbukti, tak butuh waktu lama pun akhirnya anak itu mulai dekat denganya.

"Elena akan pergi beberapa hari lagi?"

"Iya,karna ayah bundanya memang akan segera pulang setelah selesai mengurus pekerjaan."

"Ah kalau begitu setidaknya masih ada beberapa hari lagi kan."

"Tentu."

Keesokan paginya, Anna bangun kesiangan bahkan dihari kerjanya yang padat pun.
Dia nyaris kebingungan, karna tidak melihat Elena sama sekali.
Sampai-sampai da terlihat seperti orang gila,karna Elena tidak ditemukan dimanapun. Juan pun malah sudah pergi bekerja.

Dia sampai pergi ke tetangga sekitar untuk bertanya, hingga hari mulai siang.

"Iya halo pak Rey?" Anna mengangkat telepon dari managernya.

"Kamu dimana? Kenapa tidak bekerja hari ini? Apa kamu sakit?."

Duh, bagaimana ini bisa-bisa nanti dapat masalah kalau alasannya nggak masuk akal.

"Eh eng..nggak ko pak, maaf.. hari ini saya kurang enak badan dan tadi juga lupa belum ijin."

"Oh sakit ya, baiklah kalau begitu.. cepat sembuh An."

Anna menutup teleponnya, dan kembali ke kenyataan bahwa sampai sekarang Elena belum juga dia temukan. Dia duduk menahan stres di atas sofa dengan tatapan kosong, sampai akhirnya Juan datang dengan pakaianya yang terlihat kasual.
Dan tanganya dengan lembut menggendong seorang anak kecil yang tak lain adalah Elena.
Fiuh Anna sangat lega dalam sesaat dan siap-siap meledak.

"Kau! Jadi kau yang membawa Elena pergi!? Kenapa tidak bilang padaku? Kau tau,aku hampir gila mencarinya kemana-mana!."

Mendengar hal itu Juan hanya diam.

"Setidaknya beri tahu aku! Huh! Apa pedulimu tentang itu."

"Maaf." Juan baru mengangkat bicara. "Sebenarnya ini juga mendadak,tadi pa----"

"Ah sudah lupakan saja, aku lelah berdebat denganmu." Anna pergi dengan raut mukanya yang kusut.

"Ck. Dia yang mulai, dia yang mengakhiri."

Hari sudah mulai gelap, mood Anna sulit untuk kembali. Seharian dia hanya menghabiskan waktu dengan Elna karena dia tidak bekerja seperti biasa hari ini.
Saat itu, Anna berdiri di balkon kamarnya menatap langit yang indah, Elena tidur diatas kasurnya yang empuk dengan nyaman, Juan duduk membaca koran di ruang tamu sendirian seperti biasanya.
Namun Juan berhenti melanjutkan halaman koran itu setelah sekilas dia dengar bel rumah berbunyi.

'''''''' ''''''Ting tong'''''''' '''''''
Bel rumah berbunyi nyaring, Juan berdiri setelah melipat kembali koran yang dibacanya. Dia berjalan untuk membukakan pintu,dan terkejutlah dia melihat Reygan yang berdiri dibalik pintu itu dengan membawa bungkusan di tanganya.
Tatapan Juan masih tidak terlalu terkondisikan sejak insiden waktu itu, walaupun sudah cukup lama,namun ingatan itu masih terasa nyata.

"Ada perlu apa kau kemari?" Tanya Juan, sambil menyedekapkan tanganya.

"Sebenarnya aku ingin menjenguk Anna, karena tadi dia bilang sedang tidak enak badan sekalian mau kuberikan ini padanya." Jawab Reygan santai, tidak seperti Juan yang terlalu tegang sendiri.

"Oh, kalau begitu masuklah"

*dalam hati Juan, tidak enak badan dia bilang? Sepertinya dari tadi si aneh itu terlihat sehat-sehat saja.hm pakek dijenguk segala lagi.

Setelah itupun, Juan mempersilahkan Reygan duduk di ruang tamu, dia juga bergegas naik keatas untuk memberitahu Anna.

Memang Reygan terlihat biasa saja sejak kejadian malam itu, dia berlagak sangat santai dan percaya diri. Sedang Juan, dia masih saja mengingat kejadian malam itu,sehingga membuatnya menaruh tatapan tajam setiap kali bertemu dengan Reygan.

Tangga demi tangga Juan naiki, sebenarnya sejak tadi siang dia belum juga berbicara kepada Anna karna dia juga merasa bersalah padanya. Tapi kali ini, dia harus masuk dan berbicara pada Anna.

Dengan perasaan tegang Juan berdiri di depan pintu kamar. Dia ragu untuk mengetuk, sudah 2 menit dia berdiri menunggu keberaniannya pulih, namun tidak berhasil.

Akhirnya dia berteriak dari luar,karna tidak berani masuk atau lebih tepatnya sungkan untuk bertemu Anna.

"Oi! Ada orang yang mencarimu tuh." Teriak Juan,yang masih berdiri di balik pintu kamar.

"Siapa?" Jawaban itu terdengar setelah beberapa detik.

"Nggak tau tuh, lihat saja sendiri." Diapun pergi meninggalkan pintu itu.

Siapa sih Anna membuka pintu kamarnya,lalu dengan cepat menuruni tangga.

Seketika di ruang tamu dia terkejut melihat managernya itu datang ke rumah. "Loh,pak manager?" Perasaan campur aduk menghantuinya, dlm hatinya,panik,terkejut,senang, menjadi satu dalam sesaat.

Dengan sungkan-sungkan Anna pun duduk, keadaan terasa canggung. Bahkan dia tak sanggup mengawali pembicaraan.

"Bagaimana keadaanmu? Apa masih sakit?" Sela Reygan mengawali.

Deg  "Eh,,, sakit?"

"Iya, tadi kau bilang tidak bisa masuk kerja karna tidak enak badan." Tatap manager itu membuat Anna salting.

"Oh, iy..iya sebenarnya tadi pagi badan saya terasa sakit semua. Tapi sekarang sudah lebih enakan kok." Anna tertawa kecil,berharap Rendra tidak curiga.

Apa ini? Dia berbohong ya. Tengok Juan diam-diam, disela menguping pembicaraan.

"Baguslah kalau begitu, saya datang untuk menjenguk. Ini saya bawakan sesuatu untukmu, semoga kamu tidak sakit lagi ya." Tatap Reygan lagi kali ini mata Anna yang menjadi sasaranya.

Anna terkejut,dengan perkataanya "Ehh, iya terimakasih."

Juan masih berdiri mengamati mereka berdua dengan tenang, sampai Elena yang terbangun dari tidurnya menghampiri Juan.
"Paman! Kenapa kau berdiri disini?" Boom!!! gagal sudah rencana Juan, suara Elena terdengar oleh Anna dan Reygan.

"Elena, kau mimpi buruk lagi ya? Ayo.. paman akan membuatkan susu dan menidurkanmu." Ungkapnya mengalihkan pembicaraan dengan baik.

Hah, si menyebalkan itu.. kenapa dia menguping.



Bersambung...

YASH! COUPLE [Lengkap✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang