🔭#30 Pertemuan tak terduga

5.1K 101 2
                                    


'Author POV'

Hari itu, semua dokter senior yang cukup unggul dikumpulkan di ruang ICU tempat Juan dirawat.

Segala perawatan mulai disiapkan sedetail-detailnya. Terdapat 10 perawat yang masuk ke ruangan itu untuk ikut membantu. Anna berada di samping Dr. Robert untuk ikut mengkondisikan.

Ruangan itu cukup besar untuk sekian banyaknya orang, jadi tidak masalah jika terdapat 15 orang petugas didalam ruangan itu. Ruangan itu memang dikhususkan untuk Juan, dia selalu mendapat perawatan istimewa karena jabatannya sebagai presiden direktur.

Ruangan itu sengaja dibuat redup, karna sedang menjalankan operasi. Hanya sinar khusus yang dinyalakan.

Semua orang yang berada di ruangan itu cukup tegang. mereka memegang alat medisnya masing-masing serta mengarahkan pandangan kepada satu titik yaitu Juan.

Sedang Anna, keringat dingin mulai membasahi dahinya. Jantungnya berdegup tak karuan melihat situasi ini.

Operasi dijalankan selama kurang lebih 1 jam. Di detik-detik terakhir, semua perawat diperintahkan untuk meninggalkan ruangan. Hanya ada 5 dokter profesional di ruangan itu, termasuk Anna.

3 dokter senior kemudian keluar, karna operasi sudah hampir selesai. Tinggal Dr. Robert dan Anna yang berjaga di ruangan.
Setelah 1 menit berlalu, Dr. Robert menyuruh Anna keluar untuk menunggu hasilnya, dia tidak mau sampai akhirnya Dr. Robert memerintahnya sebagai atasan yang membuat Anna akhirnya menurut dengan kondisi badannya yang lemas tak berdaya.

Dia mencuci tangan di wastafel sebelah, lalu melepas atributnya, dia mengikat rambutnya lalu duduk tenang di samping pintu ruangan.

15 menit berlalu, dia cemas mengetahui Dr. Robert belum juga keluar.
Anna lalu menggenggam erat kedua tangannya, serta memejamkan kedua matanya perlahan, mencoba merilekskan pikirannya sejenak.
Sampai dia mendengar pintu ruangan terbuka.

"Paman! Bagaiman?"

"Tenang Anna, jangan panik dulu."

"Bagaimana kau bisa menyuruhku tenang, suamiku baru saja di operasi!"

"Iya aku tau, aku ingin mengatakan padamu bahwa..."

"Bahwa apa? Tolong katakan yang sebenarnya padaku."

"Bahwa... Operasinya berjalan dengan lancar. Dia sudah siuman. Tapi jangan masuk sekarang, setidaknya beri sedikit waktu untuknya sendiri."

Dengan wajah gembira, Anna memeluk Dr. Robert "Aku sangat bersyukur, akhirnya Tuhan mendengar doaku."

Rabu/kembalinya tawa dunia

Suasana rumah Anna seperti akan kembali hidup, rumah yang semula sepi,dan jarang dihidupi canda tawa.
Pagi ini, setelah berkemas dirumah Anna kembali ke rumah sakit menjenguk Juan yang sudah siuman.

Sejak kemarin, detik-detik dia dioprasi banyak sekali orang yang berdatangan untuk mennengoknya. Tapi pagi ini, masih Anna orang pertama yang akan menemuinya.

Dia masuk ke ruangan itu pelan-pelan, melangkah. Rasanya sedikit tegang, karna setelah sekian lama,dia akan berbicara dan melihat Juan seperti dulu lagi.

Anna berdiri didamping Juan yang terbaring memejamkan matanya. Anna mengelus-elus tangannya lembut, dan diapun bangun melihat Anna.

Mata mereka bertemu,Anna tak berkata apa-apa, hanya mengeluarkan air mata begitu saja.

"Senang rasanya bisa bangkit kembali." Ucap Juan setelahnya. Anna duduk dan memeluknya erat-erat sambil menangis.

"Senang rasanya bisa melihatmu lagi di dunia nyata." ungkap Juan kemudian.

"Maksudmu?" Anna menanggapi dengan bingung.

"Karna selama ini aku selalu melihatmu ada dimimpi panjangku."

"Hebat,waktu koma pun kau bisa bermimpi." Anna tertawa garing. Juan hanya menyeringai kemudian menatap Anna lagi.

"Kau ini kenapa terus memandangiku."

"Tambah cantik saja dirimu, tapi..."

"Apa?" Tanggap Anna

"Masih sama seperti dulu,menyebalkan.. hahaha" Juan tertawa terbahak-bahak dan Anna sangat bahagia melihatnya.

"Andai saat ini kau tidak sedang sakit, aku akan memukul kepalamu sampai berdarah."

Kemudian setelah itu, ada seseorang yang menyela pembicaraan mereka.
Oma datang bersama seorang wanita yang mengejutkan Juan. Membuat Juan kembali pada ingatan masalalu yang kelam.
Bahkan mengingatnya saja terasa sesak, apalagi membayangkan hal itu terjadi lagi. Tidak tidak, Juan bahkan tak sanggup lagi.

"Juan cucuku, kau sudah siuman sayang. Oam sangat merindukanmu,oma sayang padamu." Oma memeluk Juan dan Juan membalas pelukannya.

"Oh oma,aku juga mencintaimu lebih dari aku mencintai ibuku sendiri." Kata-kata itu seakan dilontarkan kepada wanita itu secara tak langsung.

"Ssst! Kau tidak boleh berkata seperti itu, lihat siapa yang datang, ibumu datang untuk menjengukmu."

Ibu Juan tersenyum menatap puteranya itu, saat dia melangkah untuk mendekat, Juan berkata.

"Tolong oma bilangkan padanya, kemana saja dia selama ini, sebenarnya dia menyayangi anaknya atau harta, apa dia tak tau kalau anaknya terlanjur benci padanya. Tolong oma, bilang ke dia." Seketika ibu Juan berhenti melangkah maju, dan mundur pelan-pelan.
Oma hanya menatap ibu Juan, lalu mengajaknya untuk bicara diluar.

Sementara itu, Anna berusaha menasihati Juan yang keras kepala itu.

"Hei, kau tidak boleh berkata seperti itu pada ibumu."

"Dia bukan ibuku."

"Kau gila ya, tidak mau mengakui ibumu sendiri. Ayo lah Juan."

"Dia sendiri yang tidak mengakui aku sebagai anaknya, lalu apakah aku harus mengakuinya sebagai ibu. Dia yang mengajariku cara membuat luka, siapa yang salah? Dia juga bukan."

"Tapi sekarang dia sudah mau menjengukmu, setidaknya hargai dengan sapaan atau apa."

Juan hanya diam, lalu memainkan ponselnya, memainkan musik dengan earphone nya.
Anna pun mencoba untuk ke luar ruangan melihat situasi tempat kerjanya itu.
Dia pun tiba sebelah kanan lorong rumah sakit yang terdapat tempat sejuk.

Terdapat berbagai tamanan hijau disertai pagar yang dapat dijadikan sandaran.
pagar itu mengarah pada pemandangan bagian bawah rumah sakit, karna lorong itu terdapat di lantai 2.

Anna berdiri, menghela nafas dalam-dalam. Dia memejamkan matanya menikmati hembusan angin.
Tak sadar, seseorang ikut berdiri disampingnya. Ibu Juan, dia ada disamping Anna sekarang.

"Bukankah kau istrinya Juan?"

"Ah,hm.. iya"

"Kau hebat bisa menaklukan Juan, kau tau.. dia itu cukup keras kepala."

"Iya, saya juga mengetahui hal itu. Anda ini, ibunya kan?"

"Perkenalkan Sahilna Chandra" Diapun menjabatkan tanganya.

Bersambung...

YASH! COUPLE [Lengkap✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang