🔭#04. Pertemuan selanjutnya

10.5K 257 0
                                    

~~

"Bisa bicara dengan Anna?" Suara orang tidak dikenal yang menelpon Anna.

"Iya saya sendiri. Siapa?"

"Juan"

"Akan ku tutup teleponya"

"Tunggu! Kau ini sombong sekali ya. Bisa ketemu?"

"Kau memang tidak tau sopan santun. Setelah mengatai orang seperti itu masih berani juga ngajak ketemu"

"Aku akan ke rumah sakit"


Di rumah sakit

Anna sedang menangani pasien darurat di ruang operasi. Sedangkan Juan mengendarai mobilnya menuju rumah sakit untuk menjemput Anna.

Saat operasi sudah selesai, Anna pergi ke wastafel terdekat untuk membersihkan tangannya dari darah pasien.
Dia sangat terbiasa dengan tangan yang berlumuran darah. Sudah hampir 3 jam dia didalam ruang operasi dan kini dia lega semua itu sudah berakhir
Bagi seorang dokter, semua itu adalah sebuah resiko sekarigus kebanggaan tersendiri.

Saat dia hendaklah kembali ke ruangannya, tiba-tiba Rendra mendatangi Anna yang sedang sibuk mengikat rambutnya.
"Anna!"

"Ada apa?" Anna menengok dengan segera.

"Apa kamu sudah bertunangan?"

"Apa maksudmu!?"

"Ada seseorang di luar yang mengaku sebagai tunanganmu."

"Tunangan? Apakah mungkin...." Batinya mengatakan itu, jantungnya mulai berdegup dengan kencang. Dia juga menelan ludah dalam-dalam.

"Ada apa? Apa kau mengenalnya? Jika tidak akan aku suruh satpam mengusirnya."

"Tapi.. jika memang Juan, masak semua orang tidak mengenalinya?"

"T-tunggu.. ya aku mengenalnya. Jadi, tidak perlu kamu melakukan nya."

Anna berlari keluar, dia bertanya di bagian administrasi kemana Juan pergi

Anna sangat gugup, karna tidak menemukan Juan, hingga tibalah dia di parkiran. Matanya melotot dengan teliti mencari-cari di antara celah-celah yang terlihat. Lalu sekilas dia melihat laki-laki berdiri dan bersandar di salah satu dinding tembok.

Laki-laki itu memakai jaket berwarna hitam, celana hitam, topi dan sepatu yang serba hitam

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Laki-laki itu memakai jaket berwarna hitam, celana hitam, topi dan sepatu yang serba hitam. Sekilas wajahnya terhalang oleh topinya, tak lupa juga ia mengenakan kerudung jaket tersebut. Dia bersandar dengan tenang.

Dia terlihat seperti pria gagah dan keren. Lagaknya seperti menunggu seseorang, tapi mungkinkah itu...?
"Juan?" Dengan keyakinan penuh bahwa itu adalah tunangannya, Anna langsung menghampiri.

"Bisakah kita pergi sekarang?" Tanggapya sangat cepat

"Kemana? Kau tidak akan menculikku kan. Ini masih jam kerja ku"

"Tenang aku sudah mengaturnya"

Selama sesaat di mobil...

"Ngomong-ngomong, kenapa kamu berpakaian seperti ini?"

"Kamu tau, disaat aku berpenampilan bebas sesukaku.. maka akan ada seseorang yang protes, karna dia pikir aku membuat kericuhan di rumah sakit. Padahal, seluruh karyawannya saja yang mengejar-ngejar aku." Matanya sedikit melirik memandang Anna yang mendengarkan perkataanya.

"Hah!" Wanita itu hanya mengalingkan pandanganya sejenak.

Setibanya di rumah oma yang besar dan megah. Seperti yang Juan ceritakan, terdapat padang rumput membentang luas. Udaranya juga sangat sejuk.
Saat mereka berdua masuk, ada beberapa pelayan menyambut, bersiap melayani atau untuk membawakan barang seperti jaket misalnya.

Semuanya seakan menghormati mereka dan melayani mereka dengan ramah.
Juan menghargai mereka dengan memberikan 2 lembar uang mata besar untuk masing-masing pelayan itu dan tampak kebanggaan dari wajah mereka sekilas.

Ketika oma akhirnya keluar dari kamarnya, Juan memperkenalkan calon tunangannya itu kepada omanya.
"Oma ini Anna. Anna,ini oma"

"Oh jadi ini calon pendamping cucuku." Dengan wajah puas, dia bersalaman dengan Anna. Bahkan memeluknya.

Anna hanya membelalakkan mata menatap tajam ke arah Juan.

Tidak tidak! Anak ini!!!

Oma dan Anna berbincang bincang dengan asiknya. Sedangkan Juan, hanya bisa mendengarkan.

Sehingga tanpa sadar dia tertidur di sofa yang nyaman itu dengan posisi tangan menyilang, dia terlihat sangat kelelahan, mungkin karena menunggu calon tunangannya itu selesai berbicara dengan neneknya.

Menit berikutnya, mereka akhirnya selesai berbincang. Juan yang menyadari hal itu terlihat akan melakukan sesuatu.

"Permisi oma, kami pergi dulu." Dengan cepat Juan menarik tangan Anna dan mengajaknya keluar. Tp genggaman itu hanya bertahan sebentar karna Anna melepasnya.

"Lepas! kita mau menculikku kemana lagi!?" Bentak Anna.

"Ikut saja! Brisik." Dengan kekuatan lebih kali ini, Juan tidak mau melepaskan genggaman nya pada Anna. Hingga sampailah mereka di dalam mobil.

Anna mencoba dengan keras melepaskan genggaman Juan. Tp genggaman itu sangat kuat.

"Diamlah.. kamu akan tau sendiri nanti." Nada bicaranya sangat berbeda kali ini, dia seperti bukan laki-laki dingin yang menyebalkan.


Bersambung...

YASH! COUPLE [Lengkap✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang