Di New York...
"Sensei lihat deh! Gaun pengantin yang dipajang ini"
"Mana?"
Nadeshiko melihat gaun pengantin yang terpajang di suatu toko gaun di New York. Nadeshiko menatap setiap inci gaun tersebut dan ia membayangkan dirinya mengenakan gaun tersebut dengan sebuket bunga Lily di tangannya. Berjalan di altar,memutuskan untuk membuat pijakan kehidupan baru dengan sang suami tercinta.
"Sensei? Nggak bayangin lagi pakai gaun terus nikah sama Rapmon kan?"
Nadeshiko terkejut,wajahnya langsung memerah. Ia menggeleng dengan cepat,dan jantungnya berdebat dengan sangat cepat juga.
Tsuki hanya terkekeh geli,ia menarik tangan Nadeshiko untuk berjalan-jalan lagi.Ini sudah hari kedua setelah mereka sampai di New York. Nadeshiko sangat menikmati perjalanannya bersama Tsuki di New York dan dia... hanya memberi pesan kepada Namjoon. Nadeshiko berencana untuk membeli handphone baru setelah sampai di Korea. Tsuki sudah mendengarkan cerita yang sesungguhnya,mengapa tiba-tiba saja ia ikut Tsuki menuju New York. Alasan Nadeshiko membeli handphone baru adalah untuk menghindar dari ibunya. Mungkin,isi nomor nya hanyalah para member,Bang Sihyuk,Emily,Sunny,Tsuki,
Homare,dan kakaknya Yamato.Saat ini,mereka berdua sedang beristirahat di kedai kopi yang terkenal di New York.
"Sensei mau pesan apa? Akan kupesankan"
"Biar aku saja. Excuse me,one Iced Americano please"
"For me one Iced Cappucino Latte with Caramel Topping"
Tsuki dan Nadeshiko segera menempati tempat duduk mereka setelah memesan segelas kopi untuk mereka.
"One Iced Americano and one iced cappucino latte with caramel topping,enjoy your time"
Tsuki mulai menyeruputi minumannya sedangkan Nadeshiko hanya menatap minumannya saja tanpa menyentuhnya. Kemudian,pandangannya ia alihkan menuju jendela. Ia terkejut saat ada tv plasma besar yang terpasang di tengah kota New York menampilkan BTS saat di Billboard. Bahkan wajah mereka satu persatu ditampilkan di tv plasma raksasa itu.
"Joonie.."
Tanpa sadar,Nadeshiko melirihkan nama kecil Namjoon dengan suara pelan saat wajah Namjoon ditampilkan
"Eh? Apa kamu bilang tadi?"
"Oh,tidak"
Nadeshiko buru-buru mengalihkan pandangannya dan menyeruput kopinya. Tsuki melihat keluar jendela dan ia juga terkejut saat melihat tv plasam raksasa tersebut
"Oh,sensei! Itu BTS!"
"Ya,aku tahu.. haah,aku jadi kangen dengan mereka.."
Tsuki tersenyum melihat Nadeshiko yang sedang sibuk memainkan sedotan di minumannya. Tangan kirinya menyangga dagunya dan tatapannya adalah tatapan yang merasa kangen dengan seseorang dan ia merasa kesepian.
"Sensei,besok hari terakhir kita di New York. Dan kita bakalan pulang lusa nanti,apakah sensei mau membatalkan tiket pulang lusa dan membeli tiket untuk pulang sekarang?"
"Tidak. Namjoon bilang,ibuku masih berkutat di Korea mencari keberadaanku. Aku belum bisa pulang sampai lusa.. itu saja belum tentu ibuku sudah balik ke Jepang atau belum... jika belum,aku akan membatalkan tiket pulang dan menetap di New York"
Tsuki hanya menghela nafas berat,mendengar cerita dari Nadeshiko saja baginya itu sudah melelahkan apalagi yang merasakan.
"Sensei,apakah sensei mau menginap di rumah bibiku? Dia tinggal di Hokkaido,lingkungannya bagus dan aman untukmu"
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Manager
Fanfictionmanajer BTS tiba-tiba di ganti oleh manajer baru,ia seorang perempuan yang datang dari Jepang dan pindah ke korea untuk mencari perkerjaan. karena kebetulan,pamannya berkerja di agensi BTS pamannya itu meminta keponakan manisnya untuk bekerja mengga...