Saat ini,Nadeshiko berada di kantor agensi nya. Perkerjaannya menggantikan BTS mengunjungi beberapa negara benar-benar membuat capeknya masih terasa. Ia merasa lebih capek dibandingkan World Tour saat itu.
Ini sudah keberapa kalinya Nadeshiko menghela nafas dan memijat kepalanya. Ia masih capek,belum lagi perkerjaan rumahnya yang belum tuntas semuanya.
Tiba-tiba,handphone Nadeshiko berdering. Nadeshiko mengambil handphonenya dan membaca pesan yang ia terima."Oh,Tsubomi. Tumben dia mengirim pesan untukku"
Tsubomi merupakan sepupunya,mereka jarang bertemu dan mengirim pesan karena kesibukan mereka. Nadeshiko membaca isi pesan tersebut
'Nadeshiko-san,lusa adalah hari peringatan kematian nenek. Diharapkan,seluruh keluarga dan kerabat Okugawa datang ke kediaman Okugawa untuk memperingati kematian nenek. Kau tahu,aku sangat berharap kau pulang ke Jepang dan ikut memperingati. Mungkin,ajak paman Sihyuk atau orang lain jika perlu supaya kamu tak sendirian'
Nadeshiko berniat menolak ajakan tersebut,tapi ini adalah peringatan kematian neneknya. Di lain sisi,ia pasti akan bertemu dengan ibunya dan Nadeshiko pasti diseret paksa menikah dengan Luke. Nadeshiko benar-benar membenci itu,ia tak mau. Tapi,Nadeshiko harus datang untuk peringatan kematian sang nenek. Lagi-lagi,beban Nadeshiko menjadi tambah banyak dan ia bertambah stres. Ia bingung harus datang atau tidak. Jika dia tidak datang,akan terasa sangat tak sopan,tapi jika ia datang,ibunya akan segera menemuinya dan memaksa Nadeshiko menikah dengan Luke.
"Aaaaaaah,kenapa semuanya harus aku sih?!"
Nadeshiko sudah sangat frustasi,butiran kristal bening sudah jatuh membasahi pipi,Nadeshiko menangis dalam diam. Nadeshiko memikirkan,betapa buruknya perlakuan Luke terhadapnya,ia tak tahan dengan Luke,hanya membayangkan Luke saja sukses membuat kaki Nadeshiko lemas.
"Oniisama.. otousama... hiks,hiks.. aku nggak mau nikah sama dia... hiks.."
Nadeshiko akhirnya menangis tersedu-sedu,ia merasa tak mampu dengan beban yang ia terima tapi,ia tak bisa menyerah. Ia hanya perlu memikirkan bagaimana caranya melawan beban berat itu semua.
"Ah,sudah saatnya pergi ke studio.."
Nadeshiko mulai beranjak dari kursinya,tiba-tiba saja ia tak bisa berdiri karena kakinya yang lemas secara tiba-tiba. Benarkan? Memikirkan Luke saja,mampu membuat Nadeshiko tak bisa berdiri seharian. Nadeshiko mencoba mendorong kursinya untuk mengambil kursi roda yang tak terlalu jauh darinya. Setelah berhasil ia mencoba untuk pindah tapi,Nadeshiko terjatuh ke lantai yang dingin. Ia ingin duduk di kursi roda,tapi ia tak bisa. Bahkan,Nadeshiko juga tak bisa menggapai handphonenya untuk menelepon salah satu member membantunya. Nadeshiko menangis karena ia merasa kakinya mati rasa tak bisa digerakkan sama sekali. Nadeshiko mencoba bertumpu pada kursi roda tapi yang ada kursi roda itu malah terbalik dan menimpa tubuh Nadeshiko yang mati rasa. Nadeshiko berusaha berteriak untuk meminta tolong,tetapi tak ada siapa pun yang lewat di depan kantornya pada saat ini.
Untungnya saja,Namjoon datang untuk menjemput Nadeshiko karena sudah lewat waktu dari jadwal aslinya. Ia heran,biasanya Nadeshiko tak pernah telat ke studio,baru kali ini dia telat. Namjoon membuka pintu ruangan Nadeshiko dan segera berlari panik ketika melihat tubuh Nadeshiko tertimpa kursi roda"Nadeshiko! Ada apa? Kenapa kamu tertimpa kursi roda? Kakimu lemas lagi?"
Nadeshiko hanya mengangguk sambil menahan tangisannya. Ia senang karena Namjoon datang dan membantunya duduk di kursi roda. Namjoon mensejajarkan tubuhnya dengan Nadeshiko
"Apakah kamu dapat pesan dari pria itu lagi?"
"Hiks,nggak tapi.. hiks.. sepupuku memberi pesan dan hiks,aku merasa tak kuat lagi Joonie.. hiks hiks.."
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Manager
Fanfictionmanajer BTS tiba-tiba di ganti oleh manajer baru,ia seorang perempuan yang datang dari Jepang dan pindah ke korea untuk mencari perkerjaan. karena kebetulan,pamannya berkerja di agensi BTS pamannya itu meminta keponakan manisnya untuk bekerja mengga...