Aku menghirup napas panjang di atas tempat tidur. Melepas semua sisa penat yang tersisa dihati. Akhirnya perusahaan menepati janjinya. Mereka telah membayar tunggakan gaji karyawan selama 2 bulan penuh. Setelah proyek besarnya berhasil diselesaikan.
Sisa gajiku yang belum dibayarkan oleh perusahaan hanya tinggal 3 bulan lagi. Tetapi suntikan dana ini hanya dapat mencukupi kelangsungan hidup selama 3 - 4 bulan ke depan.
Aku sudah cukup lama tidak merasakan tidur nyenyak dengan ketenangan.
Pikiranku mulai menerawang membayangkan, bagaimana dengan orang di luar sana yang hidup kesulitan? Tanpa jalan keluar. Terus-menerus dilaluinya selama bertahun-tahun.
Mungkin dengan pengalaman ini, Allah ingin mengajarkan cara bersyukur. :)
***
Aku lari tergopoh-gopoh karena terlambat mengejar kereta. Hal biasa di senin pagi. Berdiri cukup lama di antrian busway. Kali ini, aku menjalaninya dengan tersenyum. Perasaanku mengalir pada hangatnya matahari pagi yang menghangatkan hati.
Suasana kantor menjadi sangat berbeda dari biasanya. Setiap karyawan terlihat ceria.
Di meja kerjanya, Wandi mengacuhkan laptop kantornya. Dia terlihat asyik dengan laptop barunya sambil menikmati mie rebus spesial. Dia baru saja membeli macbook air 13 inc. Dia sedang mendownload aplikasi game terbaru dari apple store.
Aku meletakkan tas dan membuka laptop di atas meja kerja. Aku juga akan menyiapkan makan pagi dengan 4 butir gorengan yang terdiri dari 1 bakwan, 1 cireng dan 2 tempe goreng. Aku menikmati sarapan pagi yang biasa dimakan setiap hari.
"Sarapan hanya dengan nasi dengan gorengan. Memangnya enak?" Tanya Wandi.
"Enak aja kok." Balasku.
"Itu laptop baru?" Tanyaku balik.
"Iya." Wandi menjelaskan panjang lebar. "Sabtu kemarin, aku pergi bersama Mas Dirga ke Ratu Plaza. Aku membeli Macbook air dan Mas Dirga membeli iPad.
"Oh." Balasku dengan cuek.
Tidak beberapa lama, Firda datang dan duduk di sebelah meja Wandi. Dia mengeluarkan HP barunya. Kemudian dia mengosok HP baru dengan sapu tangannya agar tampak mengkilap.
"HP baru?" Tanya Wandi yang mengintipnya.
"Blackberry onyx (Bold 9700)." Dia menunjukannya HP-nya.
"Mac baru ya?" Seru Firda yang tidak kalah heboh.
Mereka bertukaran barang baru untuk saling mencicipinya dengan sangat antusias.
Febrianti datang menghampiri meja kerjaku.
"Mas Kawindra dipanggil ke ruangan oleh Mas Dirga dan Pak Ardiono."
"Ada apa?" Tanyaku.
"Enggak tahu." Jawabnya tidak perduli setelah dia ikut terhanyut dalam euforia saat melihat Wandi dan Firda dengan barang-barang barunya.
"Ih, gila.. Pada abis belanja ya??" Serunya ikutan girang.
"Kemarin, kamu juga membeli sepatu baru kan?" Seru Mbak Elis yang baru turun dari tangga ke Febrianti. Dia juga ikut meramaikan suasana.
"Kamu jadi beli sofa baru?" Timpa Febrianti.
"Jadi dunk." Serunya dalam kerumunan kehebohan.
"Apa yang kamu beli, Mas?" Tanya Febrianti yang penasaran kepadaku.
"Aku tidak membeli apa-apa." Sambil meninggalkannya di ruang kerja.
Hampir semua orang di kantor telah membeli barang baru. Barang yang diinginkan sejak lama. Tertahan karena perusahaan belum membayar gaji mereka. Akhirnya menjadi kenyataaan walau dalam dompet yang pas-pas'an.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kado Buat Emak Dari Tuhan
General FictionInspired by True Story Kawindra dan Pak Pur yang sedang bekerja di perusahaan yang hampir bangkrut. Mereka sudah bekerja tanpa dibayar berbulan-bulan. Dan Tommy harus di PHK di saat akan menikah. Mungkin mertua dapat memaklumi dan keluarga dapat mem...