Bab 40 - Kado Buat Emak dari Tuhan

94 5 0
                                        

"Ceting!" Suara BBM masuk.

"Ndra, sorry aku tidak bisa datang ke acara wisudamu. Aku harus siap-siap untuk pernikahan besok." Isi BBM dari Tommy. "Selamat mas bro. Sukses terus ya,.. Salam buat emak dan babe."

"Ok, bro. Semoga sukses buat pernikahan besok ya." Balasku.

"Ceting!" Suara BBM kedua masuk.

"Hallo, sahabatku. Maaf tidak bisa datang ke acara wisudamu. Karena aku harus mempersiapkan pernikahan Tommy besok." Isi BBM dari Tanto. "Semoga sukses. Biar bisa beli BMW dan dapat cewek cantik nan bahenol."

BBMnya langsung kubales, "mang kamu jadi panitia pernikahannya?"

"Bukan saudaraku. Tapi sol sepatuku copot. Jadi aku harus ke tukang sol sepatu agar dapat tampil maksimal. Siapa tahu besok ketemu jodoh?"

"Ceting! " Suara BBM ketiga.

Tiada lain dan tiada bukan dari Erik.

"Mas bro, sorry banget tidak bisa datang ke acara wisudamu. Karena aku harus siap-siap buat pernikahan Tommy. Selamat dan sukses terus."

"Kenapa, Rik?" Balasku dengan kesal. Karena tak satupun sahabatku yang bisa datang menghadiri acara wisudaku. "Kolormu hilang?"

"Kaga, Brother!! Aku mau ambil dasi di rumah Tommy. Entar malam aku anterin ke rumahmu ya."

***

Papa menyarankan agar kami datang lebih awal ke tempat acara wisuda. Alasannya untuk menghindari macet, kemudian parkiran yang masih kosong dan saat proses mengisi administrasi tidak perlu antri panjang. Dan terakhir, bisa mendapatkan tempat duduk di barisan terdepan.

Sesampainya, aku langsung mengurus administrasi dan antrian masih kosong. Papa berinisiatif memanggil tukang photo. Dia ingin acara wisudaku mempunyai kenangan.

Selesai diphoto, kita langsung masuk ke depan pintu acara wisuda yang masih tertutup. Salah seorang panitia wisuda menghampiri kami. Saat itu, suasana masih sangat sepi.

"Mas, mumpung masih sepi. Kalau mau bisa photo-photo di gallery photo dulu." Dia menawarkan photo resmi dari kampus. "Karena kalau sudah siang, biasanya sangat penuh."

Muka babe, langsung merengut.

"Kenapa tidak ngomong daritadi kalau sudah dapat yang resmi dari kampus?" Keluhnya. "Jadi papa rugi 200 ribu."

Aku langsung menghabiskan seluruh kupon foto dari kampus untuk berfoto-foto ria.

Dan tak lama kemudian, acara dimulai.

Hanya orang tua mahasiswa yang diizinkan memasuki acara wisuda. Mereka duduk di podium paling atas. Sedangkan mahasiswa yang akan wisuda duduk di tengah podium.

Acara dimulai dari pembacaan doa sampai dengan kata sambutan rector dan para dekan yang membosankan. Pada Akhirnya sampai pada acara utama yaitu acara wisuda pelepasan mahasiswa.

Satu persatu mahasiswa dipanggil.

Begitu namaku dipanggil untuk menuju podium kelulusan.

Mataku langsung berkaca-kaca.

Akhirnya semua permasalahan selama ini telah selesai. Aku telah lulus kuliah S2. Dan aku pun sudah mendapatkan pekerjaan baru yang lebih baik yang sesuai dengan harapan.

Belum lekang dari ingatan, sebuah kejadian yang terjadi selama hampir 1,5 tahun. Penderitaanku, keluh kesah dan himpitan di dada.

Akhirnya selesai.

Setelah selesai sidang tesis, hampir setiap hari, aku mendapatkan interview untuk panggilan kerja. Dalam sehari, aku bisa interview 2 sampai 3 kali. Walau prosesnya, belasan kali aku gagal. Puluhan CV yang dikirim, banyak yang tidak dipanggil oleh perusahaan.

Apa salahnya mencoba, karena usaha adalah milikku. Dan hasilnya adalah milik Allah.

Kalau dikabulkan, ya 'Alhamdulillah'. Kalau belum dikabulkan, ya minta terus sampai dikasih. Benar tidak?

Tidak pernah terbayangkan bahwa aku hanya mengganggur selama 1 minggu.

"Kawindra." Seru Ita yang sudah turun duluan dari podium. Dia langsung mencium pipi kanan dan pipi kiriku. "Selamat ya."

Begitu juga dengan Muklis yang baru turun dari podium. Mukanya langsung kutonjok. Gara-gara dia hampir mau mencium bibirku.

Ita melihatku mendapatkan 2 map. Sedangkan Ita dan Muklis hanya mendapatkan 1 map.

"Itu apaan banyak amat?" Tanyanya menunjuk pada 2 map yang kubawa.

"Bukannya memang dapat 2 map ya?" Tanyaku balik.

"Hanya 1." Mereka menjawab serempak.

"Balikin, Ndra." Spontan Ita menasehati. "Itu punya orang lain."

Tetapi setelah aku perhatikan sebuah nama pemilik di kedua mapnya adalah tertulis namaku.

"Lho kok?" Mereka malah balik bertanya.

Begitu dibuka, map kedua berisi penghargaan 'Cum Laude Awards'.

Muklis dan Ita terbengong-bengong.

***

Akhirnya semua telah selesai.

Aku sedang tidur-tiduran di kamar sambil memandangi ijasah, piagam dan plakat. Membayangkan sisa kenangan dalam setahun terakhir yang akhirnya berlalu. Aku harus bersiap pada babak yang baru.

Aku membuka plakat itu dan mencoba meletakkan plakat itu disetiap sudut di dalam kamar. Mencari posisi dan tampilan yang paling pas dan sesuai. Aku tidak mendapatkan angle yang sesuai. Kamarku terlalu penuh dan banyak barang.

"Terus dimana akan diletakan plakatnya?" Pikirku.

Aku baru sadar bahwa selama seumur hidup di rumah ini, hanya aku yang belum pernah mempunyai prestasi akademik. Ini adalah prestasi akademikku yang pertama. Dulu aku selalu menjadi beban pikiran orang tua dalam hal prestasi akademik.

Aku segera menemui mama. Dia sedang berada di kamarnya. Terduduk diatas kasur. Dia sedang mengotak-atik HP tuanya yang sedang tersendat-sendat.

"Ada apa, mas?" Tanyanya, setelah mendengar ketukan pintu.

Dia tetap tidak mengubah pandangannya pada HP tuanya.

"Mah!" Sapaku sambil duduk disampingnya. "Maaf kado ultahnya terlambat."

"Ini kado buat mama." Aku memberikan sebuah kotak hitam terbuat dari kayu solit.

"Apaan nih?" Mama mengambil kotak hitam, melihat sekelilingnya.

Dan kemudian dia membukanya.

Isinya sebuah plakat yang bertuliskan 'Cum Laude Awards'.

"Ini yakin buat mama?"

Aku menganggukkan kepala. "Ini hadiah ulang tahun buat mama."

Mama mencium keningku. Bukan hanya sedekar plakat. Tapi usaha keras seorang anak yang dipersembahkan untuk Ibunya.

Aku sedikit berbisik, "kado buat mama dari Allah."

Setelah itu Mama meletakan plakatnya di ruang tamu.

Sekarang aku baru mengerti. Aku meminta kepada Allah sebuah hadiah ulang tahun untuk Mama. Dan Allah mengabulkan doa yang selama ini Mama minta kepada Nya agar aku bisa menjadi orang yang mandiri dan bertanggung jawab.

Dan hadiahnya adalah doa Mama terkabul dengan melihat anaknya telah berubah.

Dalam 2 bulan, aku sudah bisa membelikan HP yang baru untuk mama.

Dan bukan HP discount.

YESS!!!

Alhamdulillah.

Kado Buat Emak Dari TuhanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang