Bab 37 - Takdir Mu'allaq

214 8 0
                                    

Allah telah menentukan suatu ketetapan yang tertulis di Lauh Mahfuz sejak zaman azali dan berlaku bagi semua makhluk-Nya. Itulah yang disebut dengan Takdir.

Takdir terbagi menjadi 2 yaitu Takdir Mubram dan Takdir Mu'allaq.

Takdir Mubram adalah takdir yang semata-mata ketentuan Allah yang tidak dapat diubah oleh siapa pun seperti kematian, terlahir dari orang tua kaya atau miskin, paras yang cantik dan lainnya.

Sedangkan Takdir Mu'allaq adalah takdir yang bergantung pada ikhtiar dan pilihan dari manusia seperti tingkat kecerdasan, kesembuhan dari penyakit dan lain-lain.

Dalam setiap kesulitan, semua ada jalan keluarnya. Terkadang jalan keluarnya, ditentukan oleh pilihan dan usaha dari manusianya sendiri.

Dan Allah hanya memberikan jalan Nya.

Saat Pak Bayu menolakku dengan sadis hingga menyakiti hatiku. Allah mengatur agar Tommy dapat berpapasan denganku. Dan dengan tidak sengaja Tommy memberikan masukan, sebagai kata kuncinya.

Aku yang memilih untuk memikirkan solusinya atau tidak? Dan aku juga memilih untuk meminta Tommy untuk mengantarkanku kembali ke kantor atau tidak?

Tetapi Allah yang melunakkan hati Tommy hingga dia mau mengantarku kembali ke kantor. Allah juga yang membantu agar Mas Dirga tetap berada di kantor tanpa sebab. Dan Allah juga yang membantu meluluhkan hati Mas Dirga agar mau mendengarkan solusi dariku.

Ikhtiarku adalah saat aku memilih untuk tetap berusaha menyampaikan ideku. Sedangkan hasilnya, apakah management mau merealisasi ideku atau tidak? Itu adalah ketentuan Allah.

Allah SWT berfirman dalam Al-Qur'an,

إِنَّ اللَّهَ لَا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّى يُغَيِّرُوا مَا بِأَنْفُسِهِمْ * سورة الرعد 11

Artinya : "... Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sampai mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri ..." (QS. Ar-Ra'du 11)

Kesimpulan dari cerita ini adalah bahwa ada takdir yang terjadi karena pilihan dan usaha kita sendiri yang berpengaruh dalam menentukan hasil dan nasib. Dan ada juga ketentuan yang sudah ditetapkan yang tidak akan dapat diubah.

Usaha adalah milik manusia dan hasil adalah milik Allah.

Sehingga manusia harus berusaha semaksimal mungkin dengan doa dan usaha. Dan ikhlaskan hasilnya kepada Allah. Karena kita tidak akan pernah bisa menentukan hasilnya.

Seperti sebuah kata-kata mutiara yang kutemukan di dalam internet:

"Tuliskan rencanamu dengan sebuah pensil, tapi berikan penghapusnya kepada Allah. Izinkan Dia menghapus bagian-bagian yang salah dan menggantikannya dengan rencana yang lebih indah".

***

"Jadi bagaimana dengan keputusannya, mas?" Tanya si HRD, pada saat aku kembali ke kantornya untuk memberikan jawaban. Muka pewawancara dan orang yang akan menjadi userku nanti, terlihat harap-harap cemas.

Calon userku sudah merasa cocok. Mereka berharap aku mau menerima pekerjaan dengan salary yang ditawarkan.

"Terima kasih atas kesempatan yang diberikan oleh perusahaan ini." Jawabku secara diplomatis. "Tetapi saya merasa kurang cocok dengan pekerjaan yang ditawarkan. Saya khawatir akan mengecewakan bapak-bapak sekalian."

"Sekarang mencari pekerjaan itu sulit, mas." Calon userku tetap bersikeras. Dia tetap berharap aku mau bergabung dengannya. "Apakah sudah dipikirkan dengan matang-matang?"

"Sudah." Jawabku. "Sudah sampai hangus, pak."

"Tapi jika bapak membutuhkan karyawan yang mempunyai kompetensi di bidang ini, saya punya referensi lain." Aku memberikan CV milik Tommy. "Kebetulan orangnya sudah menunggu di luar, mungkin dapat langsung di interview, jika bapak-bapak berkenan."

"Terima kasih atas kehadirannya." HRD itu tersenyum. "Bisa di interview sekarang?"

Aku menemui Tommy yang sedang asyik membaca majalah bisnis terbaru yang disediakan di ruang tunggu.

"Tom, masuk." Jempolku mengarahkan pada pintu di belakangku.

"Kamu yakin memberikan lowongan pekerjaan ini untukku, Ndra?" Tanyanya seakan tidak percaya.

Aku hanya mengangguk dan mengacungkan jempol.

"Setelah ini, kamu akan menjadi pengangguran." Tanyanya lagi. "Apakah kamu yakin?"

Aku mengangguk dan menyetujui perkataan Tommy.

"Apa kamu yakin?" Tanyanya sekali lagi, Tommy masih tidak percaya.

"Apakah kamu akan mengambil lowongan ini atau tidak? Aku akan tetap mundur." Jawabku tegas. "Karena sekarang aku akan memperjuangkan, apa yang kuimpikan."

"Kamu sudah siap menjadi pengangguran?" Tanyanya berulang-ulang.

"Tom, printerku sudah siap. Jika harus ngeprint sebanyak 500 CV lagi."

***

Penantian panjang, akhirnya tiba. Sidang tesis telah selesai. Begitupun dengan perbaikannya. Hari-hari berlalu hanya penantian wisuda.

Ide dan saranku telah diterima dan diimplementasikan oleh management dengan baik. Hutang-hutang perusahaan telah terbayarkan. Dan gaji karyawan juga telah dibayar walau hanya 1 bulan gaji. Perusahaan berjanji akan membayarkan sisanya setelah sisa proyek-proyeknya dapat diselesaikan.

Hari ini, aku ada progress meeting yang harus dilaporkan pada Mas Dirga dan Pak Ardiono. Meeting dilakukan di cafe yang terletak di mall Ambassador.

Aku memberikan laporan dengan sangat lengkap dan terperinci. Mas Dirga dan Pak Ardiono terkesan dengan usaha yang kulakukan untuk perusahaan.

"Kita sangat berterima kasih pada usahamu yang luar biasa." Mas Dirga membuka pembicaraan. "Terutama pada ide yang kamu bawa dari Vice President yang namanya tidak jelas itu. Sekarang GITEK sudah dapat berjalan kembali."

Pak Ardiono hanya mengangguk menyetujuinya.

"Kapan perusahan pertambangan itu bisa memberikan proyek untuk GITEK?"

"Sampai lebaran kuda pun, hal itu tak akan pernah terjadi, pak."

Mas Dirga dan Pak Ardiono hanya melongo.

"By the way, saya sudah melihat laporan progess minggu ini dari kamu. Ini progress yang bagus." Kata Mas Dirga memujiku.

Kemudian aku memberikan satu amplop besar berwarna coklat.

"Apa ini?" Seru mereka sambil membukanya.

"Surat pengunduran diri?" Seru Pak Ardiono. "Coba kamu pertimbangkan dengan baik. Perusahaan sudah bisa berjalan kembali. Dan saya yakin dalam beberapa bulan, semua akan berjalan normal."

"Setelah ini, kamu akan bekerja dimana?" Tanya Mas Dirga penasaran.

Aku hanya menggelengkan kepala.

"Kamu adalah orang yang kami pertahankan di GITEK. Atas usaha kamu, perusahaan ini dapat berjalan. Dan kami sangat terkesan." Puji Mas Dirga lagi.

"Dan dalam kondisi sekarang ini, sulit untuk mencari pekerjaan baru." Pak Ardiono menambahkan.

Aku hanya tersenyum, "terima kasih Mas Dirga dan Pak Ardiono. Tapi maaf, saya sudah menentukan keputusan."

Walaupun masa depan adalah ketentuan Allah. Tetapi usaha untuk meraih masa depan bergantung pada usaha dan pilihannya manusia itu sendiri.

Begitu juga denganku, daripada harus terlunta-lunta tidak jelas bekerja di suatu perusahaan. Lebih baik, aku berfokus bekerja keras mencari perusahaan yang lebih baik. Karena keputusan mencari perusahaan baru adalah pilihanku sendiri. Walaupun dimana tempat aku akan diterima untuk bekerja adalah ketentuan Allah.

Kado Buat Emak Dari TuhanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang