Bab 41 - Kado Pernikahan Tommy

104 5 0
                                    

Aku, Erik, Tommy dan Tanto sudah bersahabat lama. Kami selalu kompak dalam setiap keadaan. Dan kami selalu ada, saat sahabat dalam kesulitan.

Kebersamaan kami tidak tergantikan.

Kami pun berangkat masing-masing ke pernikahan Tommy.

Tommy mengadakan pernikahan dengan adat betawi. Pernikahannya diselenggarakan di lapangan di dekat rumah Pipit dan dilaksanakan hampir selama 20 jam. Mereka menyediakan acara dangdutan yang akan dimulai pada pukul 20.30 WIB.

Makanan utama tersedia di sudut lapangan. Di sudut tengahnya ada podium tempat mempelai. Sedangkan di depannya ada meja kayu besar yang disusun sejajar seperti bangku di kelas sekolah. Setiap mejanya disediakan kopi dalam ceret, kacang-kacangan dan pisang.

Hanya tempat makan utama dan podium pengantin yang beralaskan karpet. Sisanya hanya rerumputan dan tanah lapangan.

Erik sahabat bapernya Tommy datang duluan dari pukul 08.30 WIB untuk mengikuti acara ijab kabul dan acara adat.

Dia berpikir bahwa aku dan Tanto akan melakukan hal yang sama.

Ternyata tidak!

Karena ijab kabul dan acara adat sudah dilakukan kemarin sore. Erik ketinggalan berita.

Di pernikahan Tommy, Erik tidak mengenal satu orang pun tamu yang hadir. Kesendirian membuatnya bete seharian. Karena Erik hanya mengenal aku dan Tanto sebagai sahabatnya Tommy.

Pesta pernikahan dimulai pada pukul 11.00 WIB. Tanto datang pada pukul 10.30 WIB. Erik menyambutnya dengan muka merengut. Sedangkan aku baru tiba pada pukul 14.00 WIB.

Erik, Tanto dan Tommy menyambutku dengan manyun.

Di depan pintu masuk, aku begitu terkejut. Saat akan memasukan ampau untuk Tommy.

"Ya, salam." Tukasku. "Gentongnya banyak amat."

Gentong ampau itu tersusun rapih berbaris. Setiap gentong diberi label seperti Ayah Pengantin Pria, Ibu Penganting Pria dan seterusnya.

Karena bingung, aku malah tidak memasukannya satupun juga.

Erik, Tanto dan Tommy sedang mengobrol seru di depan podium pernikahan. Hari sudah melewati pertengahan hari membuatnya sepi pengujung. Sehingga Tommy sudah terlihat santai. Acara akan kembali ramai di malam harinya. Yaitu pada saat acara dangdutan.

Di karenakan hari sudah siang, Pipit dan kedua orang tuanya bersama dengan orang tua Tommy sedang beristirahat di dalam rumah. Untuk mempersiapkan energi di malam harinya. Sedangkan Tommy tetap setia untuk menemai sahabat-sahabatnya.

"Woi!! Gedebong pisang!" Omel Erik. "Kemana aja?"

"Makan dulu, Ndra." Pinta Tommy setelah aku bersalaman dengannya.

Sebenarnya aku sudah makan siang tetapi aku tidak enak menolaknya.

Erik dan Tanto mengantarku ke tempat makanan utama.

"Ya, Salam!!" Seruku terkejut.

Makanan utamanya hanya tersisa nasi putih, kuah asinan dan kerupuk udang.

Sedangkan semua makanan digubuk telah ludes semua.

Tommy melihat dari kejauhan memastikan aku mengambil makan siang. Sedangkan Erik dan Tanto malah tertawa terkekeh-kekeh dan memaksaku untuk tetap mengambil makan siang. Demi menghormati Tommy, aku pun ketempat makan prasman.

"Syukurin." Cela Tanto dan Erik meledek. Mereka sebal akibat aku datang terlambat.

Melihat aku sudah mengambil makanan, Tommy hanya mengacungkan jempol dari kejauhan. Dia tidak menyadari bahwa makanan yang tersedia, telah ludes. Aku hanya mengambil kuah asinan yang diminum sesendok-sesendok diatas piring.

Kado Buat Emak Dari TuhanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang