Di hari sabtu, beberapa dosen sedang tidak mengajar. Sehingga aku dapat pulang lebih awal.
Matahari sore tidak seganas pada siang hari. Cahaya sudah mulai meredup tetapi sinarnya masih terang dalam hamparan langit biru. Udaranya tetap panas menyelimuti pinggiran Jakarta.
Sesampainya di rumah, Aku menyalakan laptop di kamar. Ada 2 film yang baru diberikan oleh Firda di kantor yaitu Paranormal Activity 2 dan film 18 thn ++.
Sebenarnya aku tidak suka film horror. Tetapi pilihannya hanya ada 2 film. Berhubungan waktu masih sore. Langit masih bersama dengan matahari. Film horror menjadi tidak begitu menakutkan. Aku menontonnya dengan terpaksa.
Tiba-tiba Mama masuk ke dalam kamar. Sebenarnya dia hanya ingin menanyakan menu makan malam yang akan mama pesan.
"Lagi ngapain, mas?" Tanyanya sambil ngintip-ngintip isi layar laptop.
"Lagi nonton film, Mah." Jawabku. "Ini filmnya bagus, seperti kisah nyata. Direkam hanya menggunakan kamera CCTV."
Mama malah duduk untuk ikut menonton filmnya.
Dia menjadi lupa untuk memesan makan malam.
Film diputar sampai pada adegan, dimana pemeran utama wanita yang sedang menidurkan bayi di kamar, tiba-tiba panci yang berada di dapur terjatuh dengan sendirinya. Kemudian dia mencoba meletakan kembali panci pada tempatnya, tetapi panci tetap terjatuh kembali.
Benda-benda lain di dapur mulai bergerak-gerak dengan sendirinya. Tiba-tiba semua pintu lemari perabotan di dapur terbuka dengan keras dan semua barang di dalamnya berhaburan keluar. Dentuman dari efek suara berbunyi dengan keras. Pemeran utama wanita langsung lari karena ketakutan.
Begitu juga dengan Mama. Jantungannya cekat-cekot. Dia pun ikutan ngibrit dari kamarku.
Sore menjelang magrib, Erik mengirim BBM. Dia mengajak kumpul bareng di rumahnya. Dia ingin membantu menyelesaikan masalah Tommy.
Tommy yang sudah terlebih dahulu tiba di rumah Erik sedang curhat sambil nangis-nangis bombay. Berharap Erik bersimpati dan mau membantunya.
Sebenarnya Erik sudah mengerti maksud kedatangan Tommy. Bahwa Tommy ingin meminta dipekerjakan di perusahaan ayahnya. Sedangkan perusahaan ayahnya belum membutuhkan karyawan baru. Dan menurutnya jumlah karyawannya sudah terlalu gendut.
Erik sengaja mengajak aku dan Tanto berkumpul bareng di rumahnya. Bersama-sama membantu menyelesaikan permasalahan yang sedang diderita oleh Tommy. Erik tidak mau ketiban kerepotan sendirian.
Padahal saat ini yang sedang berdarah-darah bukan hanya Tommy.
Pukul 17.50 WIB, aku sudah tampil ganteng dengan gaya kasual. Bersiap-siap menuju ke rumah Erik. Hanya tinggal menunggu azan berkumandang dan menyelesaikan solat magrib.
Setelah itu, aku memanaskan mesin mobil sambil membuka pintu garasi.
Mama yang memperhatikanku daritadi dari dapur datang menghampiriku.
"Mas, mau kemana?" Tanyanya, saat aku sedang seru memilih CD musik untuk teman perjalanan.
"Aku mau ke rumah Erik, Mah." Jawabku. "Mungkin akan pulang larut malam."
"Kamu tadi ngajak Mama nonton film horror, sekarang malah kamu tinggalkan sendirian di rumah?" Protes Mama.
"Siapa yang ngajak Mama nonton? Mama sendiri yang ikut nimbrung." Jawabku polos.
"DASAR ANAK DURHAKA! TIDAK PUNYA PERASAAN!"
"Lah!!"
Mama kembali ke dapur sambil ngedumel dan membanting pintu garasi dengan keras.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kado Buat Emak Dari Tuhan
General FictionInspired by True Story Kawindra dan Pak Pur yang sedang bekerja di perusahaan yang hampir bangkrut. Mereka sudah bekerja tanpa dibayar berbulan-bulan. Dan Tommy harus di PHK di saat akan menikah. Mungkin mertua dapat memaklumi dan keluarga dapat mem...