Tommy terus-menerus berkeluh kesah tanpa berhenti sepanjang perjalanan ke masjid.
Iqomah berkumandang.
Semua jama'ah solat Isya berdiri dan merapatkan barisan.
Aku dan Tommy solat bersebelahan.
Tiba-tiba seorang bapak tua menyelak dibarisan kami. Padahal disamping Tommy tidak ada orang. Tetapi bapak itu memilih menyelak kami. Sehingga Tommy terpaksa bergeser.
Aku dan Tommy menjadi sebal bersama dengan jama'ah lain yang ikut tergeser. Rasanya seperti aku ingin semprot si bapak yang tidak tahu sopan santun itu.
Kehadiran si bapak sangat mengganggu sekali. Dia membaca doa solat dengan cukup keras. Sehingga suaranya sangat mengganggu konsentrasi yang berada disebelahnya.
Aku hampir tidak bisa berkonsentrasi dalam menjalankan solat. Karena dia terlalu berisik.
Setelah imam mengucapkan salam. Berakhirlah solat Isya berjama'ah.
Aku tidak mau bersalaman dengannya karena sebal.
Tommy malah terlihat pucat pasi. Dia terlihat ketakutan yang bercampur rasa bersalah.
Apa ada yang salah dengan sahabatku? Tommy menundukan kepala seperti ada beban di dalam dirinya, bukan seperti orang yang sedang berzikir ataupun membaca doa.
Jama'ah masjid mulai meninggalkan masjid. Begitu juga dengan aku dan Tommy.
"Kenapa, Tom?"
Tommy tidak menjawab. Dia malah sibuk mencari sendalnya yang diletakkan di ujung lobi.
"Bapak yang tadi berisik ya?" Timpaku lagi. "Aku jadi sulit untuk berkonsentrasi."
"Sepertinya bacaan doa solatku ada yang salah deh." Sahut Tommy dengan tiba-tiba.
"Apa?" Aku terkejut.
"Gara-gara bapak tua yang annoying tadi, aku jadi tahu ada bacaan solatku yang salah."
"Serius?" Aku terkejut. "Jadi kamu solat selama bertahun-tahun dengan bacaan yang salah."
Tommy masih berusaha mengingat sesuatu. Matanya memandang langit yang gelap. Dia terus memandang sampai menembus cakrawala yang tanpa cahaya. Terus berusaha mengambil sesuatu yang hilang dalam ingatan di langit malam.
"Aku menghapal bacaan solat hanya pada saat ujian kelulusan SD. Aku mulai solat 5 waktu pada saat duduk di bangku kuliah disemester 3. Aku tidak pernah mengulangi untuk mempelajari bacaan doa solat. Aku hanya menggunakan ingatan yang ada kepala."
"Jangan-jangan ini sebuah peringatan, Tom."
"Bagaimana Allah mau mendengarkan semua doa-doamu? Sedangkan selama 17 tahun, kamu solat dengan bacaan doa yang salah."
"Ndra, aku melihat banyak buku-buku mengenai bacaan solat." Tommy menunjuk kepada rak buku di dalam masjid. "Tolong tes bacaan solatku."
Tommy yang penuh rasa penasaran langsung menuju rak buku. Dia mencari buku tentang bacaan solat. Dia mengobrak-abrik buku dari rak secara geragasan.
Ustad yang daritadi melihat prilaku Tommy, datang menghampiri.
"Cari apa, mas?" Tanyanya dengan senyum ramah.
"Maaf Pak Ustad." Balas Tommy dengan salah tingkah. "Buku tentang bacaan solat ada?"
"Di sebelah buku-buku fikih. Ada yang bisa dibantu lagi?" Tanyanya ramah.
"Heheh.." Tommy tersenyum malu. "Makasih Pak Ustad. Saya masih baru lihat-lihat dulu."
Aku menyikut Tommy, "dilihat-lihat dulu? Ente kira dagang nangka pasar."
KAMU SEDANG MEMBACA
Kado Buat Emak Dari Tuhan
General FictionInspired by True Story Kawindra dan Pak Pur yang sedang bekerja di perusahaan yang hampir bangkrut. Mereka sudah bekerja tanpa dibayar berbulan-bulan. Dan Tommy harus di PHK di saat akan menikah. Mungkin mertua dapat memaklumi dan keluarga dapat mem...