Bab 25 - Pengajuan Bab 4

64 6 0
                                    

"Hmm." Seru Pak Hamzah sambil membolak-balikan halaman tesisku.

Dia tidak membaca secara keseluruhan tetapi hanya melihat-lihat secara garis besarnya, apa yang menjadi topiknya. Kemudian dia mengeluarkan jurus penerawangan dengan menggosok-gosokan tangannya di setiap lembaran tesis. Isinya langsung menempel di jidatnya.

"Isinya menarik." Dia kembali membalik-balikan lembarannya.

Hari selasa sore, aku sedang bimbingan tesis dengan Pak Hamzah. Bimbingan tesis seharusnya dilakukan 3 kali dalam 1 minggu. Implementasinya, bimbinganku hanya dilakukan 1 kali dalam seminggu. Sehingga menyebabkan aku harus mengumpulkan beberapa bab sekaligus.

Persyaratan dari universitas batas minimal pertemuan untuk bimbingan tesis harus sebanyak 15 kali. Sedangkan aku belum mencapai batas minimal tersebut.

Saat bimbingan dengan Pak Hamzah, aku langsung mengumpulkan 3 bab sekaligus, yaitu bab 1, bab 2 dan bab 3. Setelah ini adalah bab 4 yang paling sulit. Yang isinya adalah hasil penelitian. Dimana aku harus menyebarkan kuestioner untuk mendapatkan datanya.

Ini salah satu alasan, mengapa aku masih bertahan di GITEK?

Yaitu kemudahan untuk mengambil data penelitian.

"Jadi bagaimana, pak?" Tanyaku menunggu hasil reviewnya

"Apaan?" Dia menurunkan kacamatanya. Memandangku sebentar, kemudian melanjutkan kembali membaca lembaran tesis.

"Bab 4." Jawabku dengan muka tertunduk dan sedikit mengintip.

"Apakah bisa dilanjutkan?" Tambahku lagi.

Mendengar permintaanku, dia menjadi lebih cermat membaca setiap halamannya. Diperhatikannya setiap topik dan ide yang ada di dalam tulisku.

Dia menaikan kaca matanya ke atas jidad dan duduk bersandar pada kursi besarnya, "kamu sudah tahu cara pembuatan kuesionernya?" Tanyanya.

"Sudah, pak."

"Kamu dapat darimana?" Tanyanya penasaran.

"Sudah tersedia di jurnal penelitiannya, pak." Aku menunjukan jurnal penelitian dari terbitan universitas di Pakistan yang diambil dari situs yang tidak jelas.

SINTINGNYA, aku menjadikannya sebagai jurnal utama di tesis.

Dan GILANYA, si Hamzah percaya.

"Dapat jurnal darimana?" Tanyanya.

"Dari internet, pak."

"Ini resmi?" Tanyanya lagi.

"Resmi, pak." Jawabku lagi.

"Resmi tidak jelas juntrungannya, pak." Timpaku dalam hati sambil cengengesan.

"Berapa banyak jumlah kuestioner yang akan kamu sebar?"

"Kuestioner ini harus mewakili produktifitas suatu perusahaan kan, pak?" Tanyaku lagi.

"Betul sekali." Jawabnya. "Memang itu yang diharapkan oleh universitas. Bahwa penelitian mahasiswa dapat berguna bagi perusahaan yang menjadi induk semangnya."

Dia melanjutkan lagi, "Apalagi jika solusi yang kamu berikan, dapat berguna bagi perusahaan. Itu tandanya, kamu sudah lulus sebagai level manajerial."

"Kira-kira berapa banyak sample yang kamu akan ambil untuk bahan penelitian?" Tanyanya bersemangat.

"Semua karyawan di salah satu perusahaan IT di Jakarta selatan, Pak."

"Wah, itu bagus sekali." Pak Hamzah memujiku. "Kira-kira berapa orang?"

"Sekitar 10 orang, pak."

"APE??" Dia terkejut. "CUMA 10 ORANG??"

"EH TONG!! Itu namanya tugas kelompok!" Balas Pak Hamzah sambil menggaruk-garukan ubun-ubun kepalanya yang mulai botak karena rontok.

"Sepertinya saya salah memilih mahasiswa bimbingan tesis." Keluhnya

"Tapi tadi bapak bilang, 'boleh'." Aku membela diri.

"Iya tapi jangan 10 orang." Timpanya. "Minimal samplenya100 orang."

EH, BUSYET DEH!

"Pak, karyawan di kantor saya ½ nya saja, tidak ada. Bagaimana harus 100 orang?"

"Itu urusan kau dengan gundulmu!" Jawabnya kembali bete.

WAH RESEK INI DOSEN!

"Kau cari sample penelitian sampai 100 orang atau kau tidak lulus!!"

Ya elah, Pak!! Coba bapak bilang dari kemarin bahwa samplenya harus sebanyak 100 orang. Mungkin saya sudah dari dulu resign dari GITEK.

"Ingat!! Saya tunggu 2 minggu lagi. Semua harus sudah selesai."

WADUH!

Kado Buat Emak Dari TuhanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang