Delapan

3.3K 216 0
                                    

Dengan gontai ku naiki tangga menuju kamar. Kenapa rasanya hari ini melelahkan sekali. Apalagi tangan kiriku. Sakit sekali. Huffff.

"Laula?" Aku berhenti, lalu menoleh.

"Ada apa Ayah?"

"Tadi Abah kesini.. " Jantungku langsung berdegup kencang begitu mendengar kata Abah.

Apa beliau datang untuk mengatakannya? Ah, Dzulfikar kau benar-benar menjengkelkan!

"Beliau menitip salam untukmu.. "
Fyuuuhhh.. Hanya itu, hampir saja.
Ya sudah, sebaiknya aku bergegas ke kamar.

"Laula?" Apa lagi, Ayah. Aku menatap Ayah lagi.

"Bukan Ayah ingin mengaturmu atau menentukan masa depanmu. Tapi, apakah Rizky benar-benar serius denganmu?" Aku diam seribu bahasa.

Aku tidak pernah membahas masa depan dengan Iky. Ku jalani saja yang sedang berjalan.

Dan lagi, kenapa Ayah tiba-tiba bertanya seperti itu padaku? Aku masih SMA, lulus sekolah ingin kuliah, bukan menikah, jadi maksud Ayah itu apa?

"Kenapa Ayah tanya begitu?" sebagai anak aku patut bertanya, karena aku heran Ayah bertanya hal serius seperti itu pada hubunganku dengan Rizky.

"Tidak apa-apa.. " tapi sorot mata Ayah tak menjelaskan ke-tidak apa-apaannya.

"Ada yang Ayah sembunyikan.. "

"Tidak ada Laula, ayo sana masuk ke kamarmu. Istirahat."

"Ayah. Ayah tidak pernah mengajarkan Laula untuk berbohong." Ayah menghela napas panjang. Sebelum akhirnya Beliau mengatakan.

"Laula.. Abah adalah seorang Kyai terhormat. Disegani dan dihormati banyak orang dan santrinya." kata Ayah.

"Beliau juga berilmu dan berakhlak tinggi. Apalagi keturunan-keturunannya." sambungnya lagi.

Aku masih menunggu Ayah untuk menjelaskan inti permasalahannya.

" Tadi Abah datang kesini. Dia memintamu secara langsung pada Ayah untuk menikahkan anak bungsunya denganmu." Aku terkejut.

"Gus Dzulfi, Laula.. " Aku tidak terima dengan pemberitahuan barusan!

Aku langsung berlari menuju kamar dan mengunci diri. Aku tak menghiraukan panggilan Ayah.

Aku benar-benar  kecewa pada Fikar! Tega sekali dia melakukan itu!

Aku tau dia anak Kyai!

Aku tak suka padanya!

Apa dia tidak tau bahwa aku mencintai Rizky dan Rizkypun mencintaiku?!

Apa dia tak punya hati dan perasaan??

Dia benar-benar, sungguh, aaaarrrggghhh!!

Bagaimana menghentikan air mataku yang deras mengalir ini? Ku pandangi foto Iky dimeja belajarku. Rasanya perih sekali.

Sungguh hatiku sangat sakit.

Apa yang harus aku lakukan sekarang selain menangis? Harus bagaimana aku sekarang.

Tuhan, jangan jauhkan Iky dariku. Dialah yang selalu menguatkan dan mengingatkanku.

Dzulfikar kau ini perusak bahagiaku! Kau ini sangat egois sekali, kau tak berfikir bahwa akan banyak orang yang terluka akibat tindakanmu yang gila itu!

"Iky.. Iky aku harus bagaimana sekarang?"

Aku sudah tidak sanggup terluka. Ini baru kali pertamanya tapi lukanya langsung datang menghujam ku tanpa henti.

Dzulfikar (✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang