"Bagaimana kabarmu?" tanya Laula pada Rizky.
Mereka sedang duduk ditaman belakang berdua, menatap bunga-bunga ditaman.
Angin menerpa mereka berdua menerbangkan dedaunan kering.
"Aku sudah sangat baik." jawab Iky.
"Ini bagaimana?" ku tunjukkan jam tangannya.
"Pertama dan terakhir ya?" kata Rizky dan aku tersenyum.
Iya, hadiah pertama dan terakhir kalinya.
"Baiklah, biar ku simpan saja." Iky mengambil jam tangannya dari tangan Laula.
"Terimakasih sudah menjaganya dengan baik." Dia tersenyum, aku menatapnya lekat-lekat.
Aku sangat sangat ingin menangis tapi ku tahan agar air mataku tidak jatuh.
Akhirnya aku dan Iky hanya saling diam, entah apa yang akan dibicarakan lagi.
Sudah kehabisan kata untuk di rangkai.
"Jadilah Laula yang selalu tersenyum.." kata Iky.
"Sekarang aku tersenyum." kataku menunjukan senyumku.
"Baguslah!" Dia mengusap kepalaku dengan pelan dan aku balas mencubit lengannya dengan pelan.
Sudah tiba waktunya, aku dan dia bangkit dari tempat duduk dan berjalan menuju kelas.
Selama perjalanan tak ada percakapan lagi, sepertinya aku dan Rizky sedang sibuk menata hati dan menahan luka agar terlihat kuat.
"Aku ke kelas ya.. " ucapku seperti biasanya dengan nada ceria.
"Jangan lupa belajar, agar kau tak bergantung terus.." katanya seperti biasa.
"Tak mau! Kan ada Iky.. " Aku dan dia tersenyum.
"Daaahhhh!" lambainya padaku. Dan aku pun balas melambainya.
"Daaahhhh!"
Adalah ucapan selamat tinggal. Sudah berpisah, akan ku jalani apa yang terjadi dihadapanku nanti.
Apapun itu, karena sudah banyak orang yang berkorban untuk hubungan ini.
Maka aku akan menghargainya dengan cara terus berusaha menerima.
"Apa sudah?" Aku menoleh.
"Sudah apa?" tanyaku padanya. Lagi, lagi dia mengawasiku.
"Yaaaa itu.. " dia berusaha menyembunyikan maksudnya. Tapi aku tau itu, dua kali ini.
Dan aku sudah mulai sedikit memahami bagaimana karakternya. Karena dia sedikit unik.
"Itu apa?" aku meledeknya.
"Sudahlah. Aku ingin ke kelas."
"Tunggu!" tahanku.
"Masa kau ingin meninggalkan aku? Apa kau mau kalau calon istrimu ini dibawa lari orang?" godaku.
Dia menoleh, tapi tetap menatapku dengan pandangan yang kosong.
"Berjalanlah didepanku agar aku dapat mengawasimu. Kalau aku sudah benar halal untukmu, kau berjalanlah disampingku." Aku tersenyum mendengarnya, lalu berjalan mendahului nya.
Dzulfikar mungkin aku akan mengenalimu sedikit demi sedikit.
Selamat datang di kehidupanku. Ku terima semua kurangnya, ku terima seluruh cintamu.
Meski aku baru belajar, belum sepenuhnya. Namun, aku akan berusaha.
Semoga kau mau memahaminya.
***
"Qobiltu wa nikahaha... "
Aku berdiam diri dikamar, mendengarnya lewat kamar.
Tak ada yang hadir hari ini. Hanya Abah dan santri-santri pilihan. Serta keluarga Ayah.
Aku tak tau Rizky datang atau tidak.
Menjelang Ujian Nasional 2 minggu lagi. Abah bilang harus segera dinikahkan agar tak ada fitnah yang timbul. Dan aku hanya menurut saja.
Lagipula, Abah bilang setelah menikah tidak boleh melakukan apapun. Karena aku dan Dzulfikar hanya menikah secara agama. Tapi kami diijinkan tinggal bersama.
Dan lagi, aku hanya menurut saja.
Ada seseorang yang mengetuk pintu, aku membukanya. Dzulfikar masuk sebelumnya dia mengucapkan salam lalu berkata.
"Sholat dulu?" aku mengangguk. Selesai sholat, dia berdiri.
"Apa aku boleh mendo'akanmu?" Aku mengangguk lagi.
Dia memegang kepalaku, beberapa menit kemudian dia melepaskan tangannya.
Aku menatapnya, tadi dia belum menatapku."Kenapa kau masih tetap begitu?" tanyaku.
"Begitu bagaimana?" tanyanya.
"Tidak mau menatapku.. " Dia lalu memalingkan wajahnya untuk menatapku.
Lalu tangannya tiba-tiba menyentuh pipiku.
Jantungku berdegup dengan kencang. Dia menatapku dengan lembut, pertama kalinya dalam hidupku, aku menatap mata yang jauh lebih teduh dari embun dipagi hari.
"Kau cantik.. " Aku tersenyum dan memegang tangannya yang masih menyentuh pipiku.
"Dan kau-- apa?" Dia tersenyum, aku merasakan darahku berdesir dengan hebat saat melihat senyumnya.
Ya Allah dia punya apa diwajahnya? Dia mendekatkan wajahnya padaku, lalu tiba-tiba mengecup keningku. Aku menahan nafas.
Ya Allah, kenapa aku tiba-tiba ingin memeluknya sekarang.
Dzulfikar kau---- Aku tidak tau tapi mengapa aku langsung jatuh cinta padamu begitu saja?
-🐣Nana Raynaa

KAMU SEDANG MEMBACA
Dzulfikar (✓)
Teen FictionCover by : @novendra_ardiansyah Aku adalah gadis remaja SMA. Menjalani kehidupan sama seperti remaja lainnya. Aku punya kekasih bernama Rizky Al-Farisi. Dia tampan dan baik sekali. Tapi, semua kehidupanku berubah ketika seseorang bernama Dzulfikar d...