Sebelas

3.5K 228 1
                                    

Cinta adalah merelakan. Rela terluka jika dia yang kau cintai tak dapat membalas cintamu. Seperti Mifta kepada Fikar.

Dan cinta memang harus saling merelakan. Seperti Laula yang merelakan hatinya melepas Rizky dan berusaha menerima Fikar.

Dan cinta pada dasarnya ialah merelakan. Orang yang paling Rizky cintai harus dilepas untuk bahagia yang lebih baik.

Tak ada pengorbanan hati yang tidak berakhir dengan bahagia. Meski semua itu harus ada perih dan pedih. Karena terluka adalah bagian dalam hidup.

"Apa kau sudah benar-benar pulih?" tanya Dokter pada Rizky.

Setelah dua minggu lebih dia koma. Dia baru sadarkan diri.

Syukur tak ada luka yang serius pada tubuhnya. Sehingga dengan cepat Rizky bisa pulih.

"Ada seorang perempuan yang menitipkan ini padamu. Dia bilang untukmu, dan kau ditunggunya disekolah."

Iky tersenyum, hatinya sangat rindu pada senyum Laula. Sorot matanya yang mampu membuat hatinya tenang.

"Terimakasih, Dok!"

"Baiklah, saya tinggal ya?"

Rizky memutar tape recorder nya begitu Dokter meninggalkan ruangan.

"Assalamu'alaykum Iky!" suara Laula terdengar ceria.

"Kau sudah sadar ya? Wah Alhamdulillah. Cepatlah sekolah, Iky!" suara manja Laula, mengingatkan Rizky pada banyak hal yang telah mereka lewati.

"Aku ada ulangan Fisika dua minggu lagi. Aku tak bisa mengerjakannya tanpa bimbingan belajar darimu.. "

Iky mulai merasakan perih dihatinya. Ia tau tak akan ada lagi kebersamaan mereka.

Sudah hampir berakhir semua cerita tentang mereka. Laula akan pergi dari kehidupannya.

"Iky, kau tau kan bahwa aku sangaaaat mencintaimu?" aku pun begitu Laula, batin Rizky.

"Lebih dari sangat aku berharap pada takdir bahwa kau yang akan terus bersamaku. Tapi, takdir tuh begitu yah?"

"Aku menyalahkannya, ah! Namun, kau bilang bahwa aku tak boleh begitu. Hehe baiklah." Laula terdengar menghela napas dan menahan tangisnya.

"Aku belajar menerima semuanya, Iky. Aku tau bagaimana kau saat ini karena aku pun juga begitu. Aku tau meski tak pernah kau tunjukkan secuil pun lukamu padaku." aku terus mendengarkan dengan seksama.

"Dan aku tau meski kau tak pernah menceritakan apapun tentang keadaan hatimu padaku."

"Iky, kau adalah laki-laki penyabar yang pernah ku temui. Terimakasih yaa pernah hadir memberi warna pada hidupku. Terimakasih untuk semua cerita kita selama dua tahun ini. Terimakasih untuk.. " suara Laula semakin parau.

Dia mencoba menghela nafas berulang kali.

"Terimakasih untuk seluruh cintamu padaku. Hingga kau merelakan hatimu terluka untuk bahagia oranglain. Dan aku menghargai usahamu. Do'akan aku tak berontak, do'akan aku sekuat dan setegar kau, ya!" suara Laula terdengar kembali ceria. Iky tersenyum.

"Iky, aku mencintaimu dan aku tau tanpa kau katakan apapun, kalau kau juga sangat mencintaiku. Sampai bertemu disekolah, Iky. Daaaahhhhh!"

Iky masih tersenyum.

"Laula.. " bisiknya lirih.

"Betapa perih nya merelakanmu untuknya. Sungguh sakitnya sampai aku tidak tau harus bagaimana selain tersenyum.."

Rizky menggenggam erat tape recorder nya.

"Bahagialah bersamanya, semoga aku disini bisa mengobati lukaku. Bersabarlah dalam mencintainya. Jangan berontak. Belajarlah menerima apa yang tidak kau inginkan dalam hidupmu. Laula, aku tau kau adalah perempuan yang kuat.. "

Mata Iky mulai berkaca - kaca.

"Laula.. Aku mencintaimu.. Meski kini.. Kini... " Batin Rizky sakit sekali, tanpa ia sadari air sudah mengaliri pipinya.

"Kini kau tidak bersamaku lagi.. "

Iky menahan tangis dan lukanya dengan mengenggam erat tape recorder lalu memeluknya.

Cinta adalah sebuah kepedihan. Saat keadaan memaksa untuk berpisah tanpa sempat mengucapkan selamat tinggal.

Dan cinta adalah luka terdalam. Tak ada obat yang mampu menyembuhkan kecuali keikhlasan.

Cinta adalah perpisahan. Ketika kebersamaan yang telah dibina lama harus berakhir karena takdir yang ditentukan.

Dan cinta adalah memulai. Saat sudah mengakhiri dengan segala keperihan, ia harus dimulai kembali dari cinta yang lainnya.

"Assalamu'alaykum" Laula tersenyum saat membuka pesannya. Dia tau, pasti Iky sudah mendengar rekamannya.

"Wa'alaykumussalam. Kau sudah sembuh? Syukurlah :) "

"Aku sadar. Karena aku ingin melihatmu."

"Kau selalu saja begitu. Besok ya?"

"Iya. Aku akan menunggu.. " Laula menyudahi percakapan mereka.

Tiba-tiba Iky mengirim pesan lagi.

"Selamat tanggal 15 yang ke-30. Aku mencintaimu.. "

Laula tersenyum, dan Iky pun tersenyum diseberang sana.

Meski hati mereka berdua perih. Mereka mencoba untuk saling menguatkan diri mereka sendiri.

Karena mereka tau,

Kebersamaan mereka akan segera berakhir.

Sebentar lagi.





-🐣Nana Raynaa

Dzulfikar (✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang