Sembilan

3.3K 209 3
                                    

"Rizky!" Dia berbalik.

"Ada apa?" tatapnya heran

"Kau mencintai Laula?" pertanyaan konyol yang membuat Rizky jadi mengerutkan keningnya. Alisnya jadi saling bertautan.

"Memangnya kenapa?" tanya Rizky pada Dzulfikar.

"Apa kau mencintainya?" Dzulfikar bertanya lagi.

"Yaa.. Tentu." Rizky menjawab simple. Dengan rasa heran.

Untuk apa Dzulfikar menanyakan perihal perasaannya pada Laula?

"Apa kau ingin melihatnya bahagia?" Rizky terdiam beberapa saat.

"Ya.. " jawabnya singkat. Tentu saja.

Kekasih manapun aku selalu berusaha membahagiakan kekasihnya meski dengan cara yang sederhana.

"Ijinkan aku mengkhitbahnya.. " Rizky mengepalkan tangannya.

Rasanya wajar saja bila dia ingin marah dan memukul Dzulfi. Karena seenaknya berkata ingin melamar kekasih yang dia sayangi selama dua tahun ini.

Dia ingin sekali memaki laki-laki yang sekarang berada di hadapannya. Atau melakukan apapun untuk membuatnya mencabut kata-katanya barusan.

Namun dengan segera Rizky meredam perasaannya yang bergejolak, sebisa mungkin dia harus bisa mengontrol emosinya.

"Apa alasanmu?" Dzulfikar menghela napas. Seperti beban berat ingin segera dia lepaskan begitu saja.

"Bukan maksudku membuat hubungan kalian berakhir. Aku minta maaf.. " Fikar menjeda kata-katanya.

"Ada 3 hal yang membuatku menghkhitbah kekasihmu." Rizky mendengarkan dengan seksama.

Agar dia mampu memahami alasan-alasan Dzulfikar.

"Pertama, aku melihatnya tak berkerudung. Aku melihat auratnya, dan aku menatapnya dengan hasrat ingin melihatnya lebih lama lagi. Aku ingin memilikinya." Rizky mengeratkan kepalan jari jemarinya.

"Kedua, aku menatap matanya tanpa sengaja dan melihat senyumnya. Aku pernah berjanji pada diriku sendiri. Perempuan yang ku tatap dengan keinginan ingin memiliki adalah dia yang akan aku nikahi." jelasnya.

"Mungkin ini tak ada kaitannya denganmu tapi aku rasa aku harus menjelaskannya secara jujur." karena Dzulfikar tidak mau ada kesalahpahaman.

Dan berharap bahwa Rizky mampu menerima semua alasannya.

"Dan yang terakhir, sebelum aku pindah sekolah Abah bilang akan menjodohkan aku dengan seorang perempuan, anak dari mantan santrinya, denganku." Dzulfikar menjeda kata-katanya sesaat.

Rizky sudah dapat menebak apa yang akan Dzulfikar katakan.

"Abah bilang beliau melihatnya dalam mimpi. Aku tidak tau ini kebetulan, atau tidak. Tapi aku yakin ini adalah takdir. Dan perempuan itu adalah Laula, kekasihmu.. " Fikar mengakhiri penjelasannya.

Dan Rizky masih diam, menata setiap kepingan hatinya yang baru saja Dzulfikar remukkan.

Dia masih tidak bisa menerima alasan yang baru saja Dzulfikar jelaskan.

Karena semua alasan berpihak kepada Fikar, dan dia tidak punya celah lagi untuk mempertahankan.

Lama sekali mereka tak ada percakapan. Dzulfikar berbicara lagi.

"Dalam waktu dekat ini Abah akan berkunjung ke rumah Laula. Hanya untuk bersilahturrahmi."

"Dan kunjungan kedua kalinya, Abah akan meminta Laula untukku.. "

Dzulfikar (✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang