Prolog

81.8K 3.2K 98
                                    

Semua nafas para penghuni SMA Garuda tertahan. Mata mereka tertuju pada satu manusia yang melewati koridor dengan wajah sombongnya. Senyum miring penuh kebanggan tercetak dengan begitu jelas di wajah manusia arogan itu.

"Murid baru, ya?"

"Kok gans banget?!"

"Namanya siapa yak?"

"Kelas IPA atau IPS?"

Mendengar bisikan itu lantas membuat kebanggaannya semakin berkibar-kibar di udara.

Namanya Alexandro. Seorang siswa yang baru saja menginjakkan kakinya di sekolah baru. Kelas 12, IPS. Kembali harus pindah karena sesuatu hal yang tidak akan pernah terbayangkan oleh siapapun. Yang jelas, itu bukanlah alasan normal kebanyakan siswa tingkat akhir yang harus kembali merasakan menjadi murid baru.

"Lex!"

"Hey, Key!" balas Alex begitu seorang teman menyambutnya saat ia sampai di depan pintu kelas.

Jika kalian bertanya apakah dia sudah mengenal seisi sekolah? Jawabannya tentu saja belum. Tapi tidak akan sulit bagi seorang manusia yang ditakdirkan tampan akut untuk menerima bantuan di sekolah baru.

"Wih, jadi pusat perhatian lagi nih?" seru Keylan sambil membantu Alex melepas tasnya.

"Gimana ya, kalo bawa muka ganteng kebangetan, ya itulah resikonya," Alex menaikkan alisnya untuk memaksimalkan ketampanannya.

"Gaya lo!" Keylan meninju bahu Alex pelan. "Eh, kantin yuk! Mumpung belum bel."

"Cabut, bro!" Alex langsung berjalan lebih dulu dari Keylan.

Mereka adalah teman sepermainan sejak SMP. Sangat akrab karena rumah mereka juga berada dalam satu kompleks. Bedanya, Keylan tidak senang mencari kerusuhan yang membuatnya terlibat dalam masalah, tapi Alex sudah sangat terbiasa menjadi biang masalah dimana pun ia berada.

Wajah tampannya itu ia salah gunakan untuk mengencani setiap wanita cantik di sekolahnya dulu. Tak jarang ia membuat banyak wanita patah hati karena cintanya yang ditolak mentah-mentah. Sifatnya yang juga nakal berhasil membuat guru-guru angkat tangan dan lebih memilih mengembalikan Alex ke pihak keluarga.

"Wih, rame banget," seru Alex begitu melihat suasana kantin SMA Garuda sangat berbeda dengan kantin sekolah lamanya saat pagi hari.

"Anak-anak biasa sarapan di sekolah. Ya, jadi rame gini," Keylan berjalan menuju sebuah bangku kosong yang ada di sudut ruangan. Alex mengikuti langkah Keylan dengan mata yang masih menyapu pandangan ke seluruh ruangan.

Suasana kantin benar-benar ramai. Teriakan para siswa yang berusaha memesan makanan terdengar dari setiap baris antrean. Perbincangan dan tawa riang saling bersautan dari meja satu ke meja lainnya. Decakan kesal dari lidah para wanita yang mulai jengah karena lelah mengantre tak habisnya terdengar oleh telinga Alex.

Kemudian Alex duduk di bangku yang sama dengan Keylan. Meskipun harus mengusir beberapa junior yang sedang menyantap makanan, tapi tak terbersit sedikit pun rasa tidak enak di hati Alex.

"Nyari mangsa, bro?" Keylan terkekeh melihat tingkah Alex yang masih celingak-celinguk.

"Ketahuan ya?" Alex tersenyum dan mulai menghentikan aktivitasnya.

"Cantik-cantik 'kan penghuni SMA sini?" Keylan menaikkan tangannya agar Mang Udin segera menghampiri mejanya.

"Biasa aja!"

Kemudian Mang Udin datang dengan daftar menu sederhana yang ia serahkan pada Keylan. Tatapan bingung Mang Udin terpancar saat melihat Alex.

"Saha ieu?"

Rude Beautiful Girl [Sudah Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang