24. Rencana Diandra

16.8K 1K 18
                                    

Happy reading!

***

Melihat Diandra berada di koridor kelas 12 IPS pagi-pagi begini membuat mata Alex berbinar. Langkah gontai karena malas kini berubah cepat penuh semangat. Bibirnya tertarik sempurna membentuk senyuman lebar dan berhasil membuat beberapa wanita yang ada di sana tak melewatkan tontonan itu.

"Di!" Alex menarik sedikit rambut Diandra yang tergerai sampai si empunya terhuyung hampir menabraknya.

"Ndro!" pekik Diandra sambil menarik kembali rambut bergelombanganya dari tangan Alex.

"Iya, ini gue, pacar lo," Alex semakin gencar menggoda Diandra. "Lo lagi ngapain di sini? Nungguin gue? Kang-"

"Bawel lo!"

Lagi! Lagi dan selalu lagi kata itu yang terucap dari mulut Diandra. Dan tentu saja berulang kali pula Alex harus bersabar menerima perkataan itu.

Tak berselang lama, muncul seorang siswi yang sangat Alex hafal. Dua kali menerima perlakuan kurang mengenakan dari Siska di depan umum, Alex rasa semua siswa akan tahu wajah lugu itu. Bahkan penampilan nerdnya sama sekali tidak berubah dari hari pertama Alex bersekolah di SMA Garuda.

"Nih, beberapa persyaratan yang harus lo penuhi buat beasiswa itu," Diandra memberikan secarik kertas yang berisi list berkas yang harus dikumpulkan Suci.

Suci menatap kertas yang dipegang Diandra dengan ragu. Setelah mengetahui bisik-bisik para siswa yang bergosip ria tentang beasiswa yang akan dikenakan tarif membuatnya ragu untuk melanjutkan beasiswa itu. Sempat terpikir di otak Suci untuk bekerja saja, tidak perlu melanjutkan pendidikannya.

Melihat Suci yang hanya diam membuat Diandra dan Alex kebingungan.

"Kenapa?" tanya Diandra.

"Ak... Aku nggak jadi ambil beasiswa itu deh," jawab Suci takut.

Mulut Alex membulat. Kini dia tahu alasan Diandra berdiri di koridor kelas IPS dan menjadi pusat perhatian para lelaki hidung belang. Ternyata cewek cupu di hadapannya lebih penting daripada dirinya.

"Kenapa?" tanya Diandra sekali lagi.

Mendengar nada bicara Diandra yang berubah telah berhasil membuat nyali Suci ciut. Mendengar Diandra berteriak penuh hinaan kepada kakak kelas ataupun orang-orang pembuat kerusuhan di SMA Garuda bukanlah sesuatu yang asing untuk Suci. Tapi, saat nada rendah Diandra barusan ditujukan untuknya, membuatnya merasa menyesal telah mengatakan penolakan atas kebaikan Diandra.

Seolah mengerti dengan ketidaknyamanan Suci, Alex segera menengahi keduanya.

"Lo nggak akan lanjut kuliah?" pertanyaan Alex barusan diangguki oleh Suci. "Tuh, dia nggak lanjut kuliah, Di. So, nggak usah paksa."

"Ck!" Diandra berdecak. Lantas Alex dan Suci saling melempar pertanyaan saat senyum miring tercetak di wajah cantik Putri Es itu. "Gue nggak kasih beasiswa ini secara cuma-cuma."

Lantas saja mata Alex dan Suci membulat secara bersamaan. Siapa yang menyangka bahwa Diandra akan mengatakan hal itu? Terlebih lagi Suci. Dia sudah mengira bahwa Diandra adalah malaikat penjaga untuknya. Tapi, mendengar kalimat Diandra barusan membuatnya kembali menarik nama yang ia sematkan untuk Diandra.

"Jangan becanda kali, Di. Nggak lucu tahu!" Alex merasa tidak enak hati melihat ekspresi masam Suci saat ini.

"Gue nggak becanda. Dia emang harus bayar beasiswa yang bakal gue kasih," Diandra berdandar ke tiang tembok di sampingnya. "Bukan dengan uang. Tapi hal lain."

Rude Beautiful Girl [Sudah Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang