21. Di Balik Tirai Abu

17.8K 1K 6
                                    

Happy reading!

***

Semua orang bungkam. Hanya kata-kata penuh hinaan yang keluar dari mulut merah Siska saat ini. Menggelegar ke seluruh penjuru kantin. Semuanya tidak berani berkutik ataupun mengeluarkan opininya tentang sikap Siska yang keterlaluan.

Termasuk Alex. Dia lebih memilih menonton adegan pembullyan yang saat ini tengah berlangsung. Seperti de javu. Sama saat pertama dia menginjakan kaki di SMA Garuda, Siska mengamuk karena klaim kepemilikannya terhadap gado-gado tidak digubris. Korbannya pun sama, Si Cupu yang masih mengepang rambutnya sama seperti dulu.

"Nyali lo boleh juga ternyata, ya," Siska menarik sebelah kepangan Si Cupu dengan kasar. "Lo nantangin gue?!" teriak Siska tepat di depan wajah Si Cupu.

Sang Korban hanya menangis sesegukan, menahan sakit di kepalanya dan di hatinya. Dia sama sekali tidak berani menjawab sepatah kata pun yang dilontarkan Siska. Dia sudah memasrahkan harga dirinya sedari tadi, setelah Siska menyiramkan bumbu gado-gado ke kepalanya. Dan bukannya menolong, para siswa justru tertawa melihat adegan memalukan itu.

"Kenapa lo nggak jawab, HAH?" Siska mengencangkan tarikannya membuat tangis Si Cupu semakin menjadi.

Merasa jengah dengan situasi semacam itu, tangan cantik Bella menggebrak meja. Kali ini pusat perhatian menjadi dua. Dengan tanpa ragu, Bella melangkahkan kaki jenjangnya menuju tempat penindasan itu terjadi.

"Lo keterlaluan tahu nggak, Sis?!" Bella mendorong bahu Siska sampai wanita itu menjatuhkan bokongnya ke lantai.

Siska terkekeh menerima perlakuan itu. Matanya kini menatap Bella dengan tajam. "Lo berani kayak gini karena lo temen Diandra, 'kan? Bikin malu!"

Tak mau kalah, Bella membalas kekehan Siska dengan senyum mengejeknya. "Lo berani bertingkah karena lo keponakan Pak Delon, 'kan? Bikin jijik!"

Ucapan Bella barusan berhasil membuat semua siswa saling berbisik. Mengejek Siska melalui bisikan kepada teman-temannya. Dan hal itu membuat Bella tersenyum puas melihat wajah Siska yang kian merah karena marah. Saat ini rahangnya pun sudah mengeras.

"LO!!"

Seperkian detik, sebelum tamparan mendarat di pipi Bella, sebuah tangan sudah berhasil menahannya. Bella yang awalnya memejamkan mata, bersiap menerima tamparan, tiba-tiba menahan nafas saat tahu siapa yang mencegah perbuatan Siska itu.

"Berani lo sakitin dia, gue buat patah tangan lo ini!"

Siska mundur beberapa langkah karena dorongan kuat dari Carris. Namun Siska adalah Siska, siswi pembuat onar yang tidak akan mau menerima kekalahan begitu saja. Bahkan, jika memang harus kalah, dia harus bisa membuat sang musuh menyesal berurusan dengannya.

Saat Carris menggiring Bella untuk kembali ke meja, tanpa mempedulikan Si Cupu yang masih terisak, dengan cepat Siska menancapkan kuku-kuku runcingnya ke leher Carris. Lantas teriakan kesakitan dari Carris terdengar membuat semua orang bergidig ngeri.

Dan seperti saat berurusan dengan Diandra, setelah menyerang Carris, Siska melangkah menyelamatkan diri dari amukan pria itu. Namun...

BYUURRR!!!

Siska mendadak mematung di tempat. Maskara anti badai yang selalu awet hingga 24 jam kini luntur karena terpaan ombak tak terduga. Saking tak menyangkanya, bibir merahnya saat ini tengah terbuka. Dan secara otimatis, semua orang yang ada disana ikut membuka mulutnya hingga bulat. Tak terkecuali Alex yang masih setia menonton kejadian itu dari awal.

Rude Beautiful Girl [Sudah Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang