Happy reading!
***
Entah mengapa, akhir-akhir ini Diandra merasa ada sesuatu yang salah dengan tubuhnya. Diandra terkadang lemas tiba-tiba, kemudian normal dengan tiba-tiba pula. Terkadang penglihatannya berkunang-kunang, hilang, lalu kembali normal.
Diandra bukanlah tipikal orang yang gampang sakit. Hanya saja, sekalinya sakit, bisa sampai dirawat. Dan itulah yang membuat Diandra dilanda khawatir sendiri saat ini. Dia sangat tidak suka jika harus absen. Ini masih semester lima, masih diperhitungkan kehadiran dan nilai-nilai Diandra untuk masuk perguruan tinggi nanti.
"Dra? Lo kenapa?" Carris menyadari ada keanehan dengan Diandra. Wanita itu hanya mendengarkan musik sambil menatap melonnya dengan tatapan kosong. Tidak ada sedikitpun minat Diandra untuk menyantap makanannya.
"Lo pucet banget, Dra," Bella ikut khawatir setelah menelisik wajah Diandra.
Meskipun Diandra sedang mendengarkan musik melalui earphonenya, tapi Bella dan Carris tahu bahwa Diandra mendengarnya. Diandra hanya tidak akan menjawab saat moodnya jelek atau karena dia menganggap hal itu tidak perlu dijawab.
"Efek begadang kali ya?" celetuk Diandra. Dia membenarkan posisi duduknya yang lunglai.
Ya, gara-gara Alex, semalam dia harus begadang untuk menonton siaran ulang pertandingan Andrian. Diandra merutuki betapa bodohnya ia yang lupa bahwa semalam adalah pertandiangan Andrian. Dia lupa karena Alex mengajaknya keluar.
Dan seperti yang masyarakat harapkan, Indonesia berhasil membawa kemenangan lagi. Sebab itu, Diandra harus mempersiapkan diri untuk mendapatkan sesuatu dari Andrian yang berkedokkan makan malam.
"Lo beneran nonton?" Bella tak percaya saat Diandra menanggukkan pertanyaannya.
Bukan tanpa alasan Diandra nekat menonton siaran ulang itu meskipun keesokan harinya ia harus sekolah. Andrian sangat senang menceritakan pengalamannya pada Diandra. Dibalik karakternya yang cool dan juga penuh pesona, Andrian sangat cerewet dan juga kekanakan jika di depan Diandra.
"Lagian, Si Biang Kerok malah ngajakin kita ke festival segala," gerutu Bella memperlihatkan keprihatinannya kepada Diandra.
"Lo yang paling girang!" Carris menarik rambut Bella.
Bibir Bella mengerucut sambil mengusap-usap kepalanya. Tapi Diandra sangat tahu, saat ini Bella sedang berteriak senang karena Carris menyentuhnya. Dibalik kisah persahabatan yang menjadi squad goals di SMA Garuda, sebenarnya terdapat kemelut perasaan di dalamnya.
Bella menyukai Carris diam-diam. Setiap ada pemotretan, Bella selalu dibuat grogi karena dia harus menatap kamera. Itu berarti, secara tidak langsung, mereka saling beradu tatapan. Dan dengan seringnya terjadi percekcokan kecil diantara mereka, itu justru semakin menumbuhkan perasaan di hati Bella.
Sayang, perasaannya itu hanya perasaan yang tak terbalaskan. Karena sampai saat ini, Carris masih menyimpan hatinya dengan apik untuk Diandra. Tapi dia harus menahan semua itu karena menghargai Andrian di tengah-tengah mereka.
"Kita ke UKS aja ya, Dra," Carris bangkit dari duduknya dan segera mendekat, berniat melakukan kontak fisik dengan Diandra. "Yuk!"
"Gue nggak apa-apa kali, Ris. Lo nggak usah berlebihan!"
"Gue-"
"Fine!" Diandra langsung berdiri dan berjalan sediri mendahului Carris. Dia tidak mau sampai Carris menyebutkan bahwa ia khawatir akan keadaan Diandra. Bella dan Carris langsung mengikuti Diandra.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rude Beautiful Girl [Sudah Terbit]
Teen FictionDiandra Putri, wanita dingin dengan pahatan sempurna di wajahnya. Dia tidak akan segan untuk melayangkan tinjuan pada siapa saja yang mengganggu ketenangannya. Banyak yang menyatakan cinta pada Diandra, tapi selalu berujung dengan penolakan disertai...