6. Light Poles

24.3K 1.3K 19
                                    

Back song : Ed Sheeran - Perfect

Happy reading!

***

Andrian memutar tutup botol minuman, lalu menyerahkannya pada wanita di hadapannya. Diandra menerima botol minuman itu tanpa melirik Andrian. Mereka sedang menonton kegiatan Bella dan Carris. Bella menjadi model endorse produk masker, dan Carris yang merekam dengan kamera ditangannya.

Sudah biasa Bella menerima tawaran endorse dari produk-produk kecantikan lalu meng-upload-nya di Instagram. Bella memiliki banyak sekali followers. Selebgram, biasa para remaja menyebutnya. Wajar saja, Bella sangat cantik.

Dan sudah biasa juga jika Carris-lah yang menjadi kameramen sukarelawan bagi sahabatnya itu. Tidak ada bayaran yang diterima Carris walaupun pria itu harus membawa banyak sekali peralatan rekam dari studionya.

"Wajah lo wajah laper lho, Di," Andrian menyimpan botol yang dikembalikan oleh Diandra. "Nggak mau makan dulu? Lo nggak sempet makan tadi. Gue suapin puding, ya?"

"Tunggu mereka dulu, Yan. Gue masih bisa nahan kok," Diandra tersenyum singkat. Kemudian kembali melirik ke arah Bella dan Carris yang berjalan ke arah mereka.

Mereka duduk di lantai belakang rumah Bella. Bahkan, saat ini mereka masih menggunakan seragam, kecuali Bella yang sudah menggunakan pakaian santai untuk sesi endorse-nya.

"Adem bener," Carris meletakkan kameranya di meja kaca, kemudian berbaring di tengah-tengah. Tangannya membentang lebar mengenai kaki Andrian.

Jika sudah datang ke rumah Bella yang tenang, mereka akan sulit untuk pulang. Terdapat banyak sekali tanaman hijau yang menggantung di dinding pembatas rumah Bella dengan tetangganya. Pohon rambutan yang rindang tertanam di ujung halaman. Sementara gemercik air mancur kecil berhasil menambah ketenangan.

"Makan puding dulu kali, Dra," Bella memindahkan puding yang sedari tadi diatas meja menjadi di lantai. "Bentar lagi makanannya jadi kok. Tahan dulu ya, Dra."

Setibanya di rumah, Bella segera meminta asisten rumah tangganya untuk masak banyak. Diandra butuh porsi makan yang besar untuk sekali makan. Tapi tubuhnya itu tidak berubah. Tetap pas. Pas!

"Lo kenapa sih?!" Carris duduk dan bersandar ke tiang. Menatap Diandra yang sedari tadi diam.

Bukan melamun yang saat ini ia lakukan. Dia hanya sedang memikirkan sesuatu yang begitu membingungkan. Sesuatu yang membuat hatinya terusik setiap kali ada Alex di dekatnya. Sesuatu yang tidak bisa ia bagi dengan siapapun di dunia ini.

"Lo masih kesel sama tuh anak ya, Dra?" Bella memain-mainkan masker kecantikan yang tadi menemaninya berfoto ria di lantai.

"Drian udah hajar tuh cowok 'kan, Dra."

Barulah Diandra kembali ke alam sadar setelah mendengar penuturan Carris. Benar, Andrian langsung membogem Alex saat mendengar sahabatnya, wanitanya, diperlakukan tidak senonoh oleh seorang pria. Walaupun hanya berselang satu hari semenjak kejadian itu, tapi Andrian telah melaksanakan kewajibannya sebagai seorang sahabat pria.

Tinjuan Andrian tidak bisa diremehkan. Pelipis dan dagu Alex masih membiru sampai hari ini, meskipun perkelahian itu sudah berlalu selama tiga hari. Entah karena pemulihan tubuh Alex yang lambat, atau karena tidak diobati, luka itu seperti tidak berubah.

"Gue 'kan udah bilang buat jangan ngadu sama Drian. Mulut lo masih aja lemes!" ucapan Diandra ditujukan untuk Carris.

"Serba salah gue, Dra! Kalo gue bilang, lo nyalahin gue. Kalo gue nggak bilang, Drian yang bakal nyalahin gue! Hidup gue gini amat!"

Rude Beautiful Girl [Sudah Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang