ABSURD COUPLE :
Kejujuran Hati***
"Lagi ngapain mas?" tanya Johan pada komplotan itu.
"Biasalah, jalan berlubang. Bahaya kalo di lewatin jadi kita kasih tanda. Mas sendiri, asal mana? Kok ndak bisa jawa." ucap seorang lelaki yang sepertinya ketua di komplotan itu.
"Oh kebetulan saya ada acara sekolah terus nginap di hotel itu." jawab Johan seraya menunjuk sebuah bangunan sangat tinggi.
"Oh begitu. Ini mau ke mana sama pacarnya?"
"Kita mau cari makan, dimana ya kira-kira?"
"Tuh pertigaan belok kanan. Di sana banyak warung pinggir jalan."
"Wah terimakasih banyak ya Mas."
"Iya sama-sama Mas."
"Ngomong-ngomong mas itu pacarnya cantik. Pinter mas'e cari pacar." candanya.
Johan tertawa kecil "Iya terima kasih. Kalau begitu permisi mas."
"Silahkan silahkan."
Setelah itu Johan berjalan dengan santai ke jalan yang ditunjukkan. Nata melepaskan tangannya dari jaket Johan. Lagi-lagi dia berbohong dan mengerjai Nata. Apakah dia tidak pernah tahu bahwa Nata sudah takut setengah mati mengandai-andai kejadian yang akan terjadi namun kenyataannya, mereka lebih sopan dibanding orang-orang yang terlihat berpendidikan namun memakan uang rakyat.
"Natalie marah? Johan punya salah ya?."
"Tai lo."
"Ih padahal udah pake minyak wangi eh disamain sama tai."
"Lo bilang mereka bahaya."
"Oh itu. Cuma nakut-nakutin lo biar lo mau gue temani."
"Tapi ngomong-ngomong, mereka geng motor kan?"
"Iya."
"Kok lo bisa akrab gitu?"
"Kan udah gue bilang, gue itu ketua geng motor se Indonesia."
"Serius Jo."
"Oke deh. Ya gue tau aja geng motor daerah sini. Mereka itu gak bisingin jalanan aja tapi peduli sama sekitar. Mungkin pendapat semua orang pas liat penampilan kaya gitu langsung bilang mereka gak baik tapi apa yang orang lakuin itu kita gak tau. Apa orang yang terlihat baik semuanya bisa melakukan hal seperti tadi, ngasih tanda kalo ada lubang supaya jalanan aman?. Gak semua kan? Paling nunggu ada yang kecelakaan dulu baru di tandain. Sedangkan mereka kan antisipasi."
"Kenapa mereka gak ngelakuinnya siang hari aja? Biar orang lain tau kalo mereka itu sebenernya baik."
Nata dan Johan duduk berhadapan di sebuah warung nasi goreng.
"Pak, nasi goreng sama es teh manisnya dua"
"Siap Mas."
Setelah memesan, Johan kembali menatap Nata.
"Itulah sisi istimewanya. Mereka gak sombong. Mereka melakukan kebaikan tanpa harus di lihat orang lain. Lo tau pejabat-pejabat yang menuhin berita karena bagi-bagi sembako? Seharusnya mereka ngelarang media buat ngeliput kalo emang niatnya 100% untuk sedekah. Karena yang menilai pahala itu Tuhan bukan netizen."
Nata menatap Johan tak percaya. Bagaimana mungkin manusia di hadapannya itu mampu berbicara seperti orang benar.
"Kenapa? Keren ya gue."
Oke. Nata tidak jadi memuji lelaki narsis di hadapannya itu.
"Gak." ketus Nata yang membuat Johan terkekeh geli.
KAMU SEDANG MEMBACA
Absurd Couple [End]
Teen FictionNatalie Florina, itulah nama sesuai akta kelahirannya. Menyukai makanan ringan, film bergenre horror, dan matematika. Usai meninggalnya kedua orang tua, Nata memilih tinggal di sebuah apartemen yang lokasinya tidak cukup jauh dari sekolah barunya. B...