ABSURD COUPLE:
Overdose***
Langkah Johan dan Nata terdengar menggema di koridor sepi. Nata berjalan lebih dulu sedangkan Johan mengikutinya dari belakang. Dimulai dari lapangan tadi, mereka hanya saling diam meskipun mereka sama-sama tahu bahwa banyak hal yang ingin mereka bicarakan.
"Natalie." panggil Johan membunuh keheningan.
"Apaan?"
"Lo mau gini terus?"
"Gini gimana?"
"Lo berjalan di depan gue lalu gue selalu mengikuti?"
"Gue gak suruh lo ikuti gue."
Hening kembali. Johan memikirkan berbagai cara yang bisa membuatnya berhasil memecahkan teka-teki ini. Sebenarnya, Nata masih berniat membuka hatinya atau tidak. Itulah yang Johan sebut dengan teka teki.
Tak terasa, langkah mereka telah berada di ruang kelas yang sepi sebab penduduk kelas sedang bergerombol di lapangan. Cukup. Johan tidak ingin terlihat pengecut dan tidak berani memulai. Johan menarik lengan Nata, membuat perempuan dengan rambut di gerai menoleh.
"Apa sih, Jo?"
Johan hanya diam menatap perempuan di hadapannya. Sungguh, Nata begitu indah untuk di pandang. Johan terkunci dengan wajah Nata, ini tidak seperti biasanya.
"Johan."
"Eh--iya, Nat?"
"Ada apa?"
"Lo cantik." ucap Johan tanpa sadar.
Nata tertawa melihat ekspresi Johan yang begitu cengo. Dengan sisa tawanya, Nata menyentuh dahi Johan menggunakan lengan yang tak di genggam Johan, mengecek siapa tahu Johan demam.
"Lo sakit?"
Johan meraih lengan Nata yang menyentuh jidatnya alhasil kedua tangan mereka saling menggenggam.
"Jadi pacar gue lagi ya, Nat?"
"Gue gak siap terluka lagi."
"Gue bukan untuk melukai tapi gue akan memperbaiki."
"Apa yang bisa gue pegang dari ucapan lo?"
Johan diam menatap genggaman tangannya.
"Pulang yuk, Jo." ucap Nata mengalihkan pembicaraan.
Johan mengangguk.
**
Hari berikutnya, di adakan pertandingan basket antar kelas. Saat ini, Johan yanh sebenarnya tak berbakat dalam hal basket harus ikut bergabung karena tim kelasnya kekurangan anggota yang sering olahraga. Sorak teman sekelasnya memenuhi gendang telinga Nata. Sesekali Nata bertepuk tangan ketika kelasnya mencetak poin. Suasana makin memanas ketika poin seri. Benih-benih ketidaksportifan mulai terlihat dari perlakuan lawan yang sesekali sengaja menyenggol bahu pemain kelas Nata.
"Nata" panggil seseorang di belakang Nata.
Nata menoleh dan mendapati Gisya yang membawa dua botol minuman dingin sambil tersenyum.
"Buat gue?"
"Iya. Buat lo sama Johan. Dari mami."
"Mami tadi ke sini?" tanya Nata seraya berdiri untuk berhadapan dengan Gisya.
"Iya. Nih."
"Thank you."
Gisya tersenyum seraya mengangguk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Absurd Couple [End]
Teen FictionNatalie Florina, itulah nama sesuai akta kelahirannya. Menyukai makanan ringan, film bergenre horror, dan matematika. Usai meninggalnya kedua orang tua, Nata memilih tinggal di sebuah apartemen yang lokasinya tidak cukup jauh dari sekolah barunya. B...