Natalie Florina, itulah nama sesuai akta kelahirannya. Menyukai makanan ringan, film bergenre horror, dan matematika. Usai meninggalnya kedua orang tua, Nata memilih tinggal di sebuah apartemen yang lokasinya tidak cukup jauh dari sekolah barunya. B...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Johan : "selamat malam minggu mblo. Gapapa malam mingguan sama mantan dari pada malam mingguan sama sesama jenis kan ngeri."
***
Nata melihat Johan yang duduk ternengah-engah karena baru saja selesai meladeni bendahara menagih uang kas.
"Nat, minum." pinta Johan dengan seenaknya.
Nata memutar bola mata malas dan mengambil botol minumnya kemudian menyerahkan pada Johan. Johan menerimanya kemudian meneguknya hingga tersisa setengah.
"Lo ngapain duduk disini?" tanya Nata.
"Hah siapa?" Johan pura-pura bego.
"Lo, Johan."
"Oh gue. Duduk di depan gak bisa tidur Nat."
"Emang di sini lo suka tidur? Gue gak pernah liat tuh."
"Ya nggak lah, Johan kalo lagi sama lo ngantuknya ilang. Lebih tertarik liatin lo." ucap Feri yang mengambil tasnya untuk duduk di depan bersama Bimo seperti sebelumnya.
Johan mengacungkan jempolnya dan mengambil selembar uang lima ribu lalu menyerahkan pada Feri.
"Dapet hadiah dari gue."
"hadiah itu minimalnya warna merah, ini kok warna kuning ya?"
"Uang bunglon itu. Nanti juga berubah warna."
"Okesip profesor."
Nata tertawa kecil melihat kekesalan Feri yang berubah menjadi pasrah. Melihat Nata tersenyum, Johan mengambil buku di hadapannya dan menutup wajah Nata. Hal itu membuat Nata menggeram.
"Apaan sih Jo."
"Jangan keliatan orang-orang kalo lo ketawa, Nanti saingan gue nambah banyak."
"Receh."
"Masa sih?"
"Serah."
"JOHAN, TUH ADA YANG NYARI." ucap sang Bendahara dari ambang pintu kelas.
"Eh bendahara itu harus ramah, jangan ngegas mulu biar pas nagihin gak digas juga sama orang lain."
"B A C D. BACOD."
Johan tertawa kemudian berlari kecil keluar. Nata mencoba melihat siapa yang mencari Johan namun tidak terlihat karena malah punggung Johan yang terlihat. Cukup lama Johan di luar, Bimo yang baru saja datang dari ruang guru melihat Johan bersama perempuan kemudian menyerukan di dalam kelas.
"Johan move onnya ke dedek-dedek emes." ucap Bimo
"Anjir pedofil." ucap Leo.
"Sembarangan lo semua. Gue ini laku, gak kaya lo semua yang pacaran sama simsimi."