"Hai."
Aku menatap yang berbicara di depanku.
"Apa kabar?"
Aku mengangguk. Baik Jun..
"Aku tau By." Dia tersenyum manis, senyuman yang selalu dia tunjukan padaku.
"Aku senang kamu baik-baik saja."
Airmataku menetes satu persatu tanpa komando.
Dia menghela nafas di sana. "Uljima." Aku menggeleng, walau dia berkata jangan nangis pun aku akan tetap nangis.
"Sayang, aku udah pernah bilang belom?" Aku diam menunggu dia berkata. "Kamu jelek kalau menangis."
Tangisku semakin pecah.
"By.." Jun menghela nafas. "Baby, kumohon jangan nangis."
Aku menggeleng. Berusaha menutup mulutku dengan tangan, berharap tidak mengeluarkan teriakan dari tangisku.
"Sayang.." Suara Jun melemah. "Aku mau kasih tau kamu satu hal."
Aku menutup kedua telingaku, juga memejamkan mataku pula. Tidak. Aku ga mau dengar.
"Sayang aku minta maaf." Aku menggeleng. "Maaf kalau selama ini aku bohong sama kamu." Tapi suaranya masih terdengar. "Maaf kalau aku gapernah bisa jujur dengan penyakit ini."
"Dan maaf.."
"..kalau kau menonton video ini tandanya penyakitku sudah semakin parah, dan mungkin akan terjadi hal yang ga kamu mau"
"Aku bohong soal berobat ke China, aku ada di Korea, kemarin, berjuang lawan penyakitku," aku membuka mulutku, "Jangan protes, dengarkan aku dulu." Dia tersenyum dari balik layar.
"Maaf aku ga kasih tau karena gamau buat kamu sedih, gamau buat kamu khawatir, atau takut aku tinggalkan."
"Aku percaya Sayang, kalau aku akan sembuh, tapi aku juga siap," dia menatapku dalam. "Kalau aku harus pergi meninggalkanmu."
"Sayang." Aku mendongak, mataku bengkak oleh tangis. "Jangan menangis." Lalu kembali aku benamkan kepalaku di lutut.
"Kamu tau? Karena kamu aku mau ikut kemoterapi."
"Yaah, walau aku tau resikonya bakal kaya gini." Aku memejamkan mataku erat. "Maaf, kalau cara berpamitanku seperti ini. Aku gatau mesti ngapain lagi, aku bingung mesti bikin kenangan apa. Jadi yahh... Mungkin ini saja cukup. Aku harap hehe"
"Kamu pasti kepo ya sama huruf-huruf di bucket bunga yang tiap saat dikirim ke kamu? Itu chord all of me, lagu kita." aku kemudian berdiri mengambil beberapa tangkai bunga dari vasnya. Dan menatap dalam, masih bertanya kenapa harus anyelir merah .
"Mengenai bunga, aku sempat baca kalo anyelir merah itu nandain Cinta abadi dan satu-satunya. Kayak Cinta aku ke kamu, satu-satunya dan selamanya, meski kita sudah tidak bisa bersama kelak."
Mendengar penjelasannya, air mataku kembali jatuh. "Jangan nangis ih dibilangin. Kamu tuh jelek kalo nangis, ingus kemana-mana itu" . Masih saja, sempat bercanda dan membuatku menyunggingkan senyuman . Jun.
"Bahagia selalu sayangku"
Dan video darinya pun berakhir.
(Author POV)
Jimin berdiri di depan pintu kamar Saha. Tidak hanya Jimin, keenam saudaranya pun ikut berdiri di sana. Menyaksikan untuk kesekian kalinya Saha menangis karena video yang diberikan oleh adik Jun waktu itu."Biarin adek tenang dulu Jim." Ucapan Jin saat Jimin berusaha membuka pintu kamar adiknya.
"Abang ga denger tangisannya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
BANGTAN (freak) FAMILY [COMPLETED] ✔
Fiksi PenggemarApa yang terlintas dipikiranmu, kalo jadi cewek satu-satunya di antara 7 sodara cowok? Well, aku punya 6 orang kakak cowok dan 1 orang adek cowok. Mau tau gimana ceritanya? Here we go ~??? Jangan lupa baca season selanjutnya 😊 https://my.w.tt/0hzk...