Jetamine menyipitkan matanya sinis.
"Tidak."
Netra Jetamine melirik Leoniel yang langsung menurunkan bahunya dan menatapnya seolah-olah Jetamine adalah manusia paling tega dimuka bumi. Tapi hello, memangnya Jetamine gadis panggilan apa?
"Ayolaah... aku tahu kau baik" Bujuk Leoniel lagi tanpa henti.
Jetamine memutar bola matanya bosan, "Aku tahu aku baik. Tapi aku bukan tipe gadis seperti itu, tampan."
Leoniel menghela napasnya kesal. Mau tak mau dia memang harus mengakui ini.
"Oke. Kau temani aku saja. Tanpa ada status apapun. Aku hanya akan bilang kau adalah temanku. Bagaimana?"
"Sebenarnya sepenting apa sehingga kau harus membawa pasangan kesana. Ayolaah, ini abad dua satu, manusia sekarang sudah mandiri."
Jetamine melirik Leoniel yang tampak gugup. Gadis itu mengernyitkan alisnya bingung. Setitik rasa iba yang tak tahu kenapa dirasakannya saat melihat tatapan putus asa pemuda itu. Menghela napas, Jetamine menepuk bahu Leoniel.
"Kalau kau seingin itu punya pasangan, kenapa kau tidak mengeluarkan pesona playboymu dan membuat cewek-cewek murahan diluar sana bertekuk lutut?" Tanya Jetamine.
"Tidak segampang itu. Aku tak punya waktu."
"Kenapa tak punya? Kau kan pengangguran."
"Dan tahu darimana kau aku pengangguran?" Tanya Leoniel balik. Pemuda itu menyipitkan matanya memandang Jetamine sinis. Gadis itu mendenguskan nafasnya dan mengangkat bahunya tak peduli.
"Maaf kalau kau tersinggung. Tapi kau kan selalu ada dirumah sepanjang waktu."
Leoniel menggelengkan kepalanya pelan lalu sedikit menggigit bibir bagian bawahnya yang agak tebal itu. Jetamine berdeham lalu menggerakkan kepalanya kekanan dan kekiri sambil menatap gigitan bibir Leoniel sedikit lama tanpa pemuda itu sadari.
Dia ternyata lumayan juga.
"Oke, aku menyerah. Aku memintamu untuk jadi pacar bohonganku karna mantanku... ada disana..." Leoniel menyentuhkan lidahnya pipi kanan bagian dalam keras.
"Lalu?"
"Lalu... dia sudah menikah dan... aku tak mau terlihat... emmh..." Leoniel tampak kesulitan berbicara kepada Jetamine, terlihat karna tangan pemuda itu yang tak bisa berhenti menyentuh tengkuknya sendiri dan beberapa kali Leoniel menjilat bibir bawahnya gugup.
Jetamine akhirnya menghela napas lalu menganggukkan kepalanya mengerti, "Terserahmu. Aku akan ikut. Tapi aku hanya ada waktu hari rabu."
"Tidak apa-apa akan kusuruh mereka mengganti jadwal." Kata Leoniel cepat sembari memamerkan giginya yang rapi.
Jetamine tersenyum kecil lalu mengangkat tangannya keudara dan berbalik memunggungi Leoniel.
"Jemput aku dikantor ya. Kau tahu kan?" Tanya gadis itu sambil berlalu.
"Tahu kok!"
***
Jetamine menghempaskan punggung kesandaran empuk kursi miliknya. Gadis itu melirik ruang kerjanya bosan. Dengan kemampuan kepemimpinan yang sudah diajarkan padanya dari kecil, tugas-tugas Jeremiah tampak mudah. Membuat Jetamine kebanyakan menghabiskan waktu sia-sia.
Gadis itu memutar pulpennya disela jari telunjuk dan jari tengahnya cepat. Hari rabu, dua hari lagi, dia akan mengikuti seseorang yang masih belum dikenalnya dekat kesebuah pesta yang dia bahkan tak tahu siapa saja manusia yang berada disana.
KAMU SEDANG MEMBACA
RICH AND RICHER
RomanceJetamine Noarch, seorang gadis berumur hampir dua puluh tahun tak pernah menyangka hidupnya berubah setelah mulutnya yang sombong secara sengaja menghina seorang pria asing yang baru saja dijumpainya dalam lift. "Kau tampak miskin." "Maaf, aku lebih...