'Wow'
Kata itu berulang kali Jetamine teriakkan di kepalanya dari saat Leoniel berbaring di meja ditengah ruangan dengan bertelanjang dada. Menakjubkan.
"Jadi... apa kau sudah menemukan bentuk tatonya?" Pertanyaan Qwen menyadarkan Jetamine dari lamunannya yang lumayan panjang. Berkedip cepat, Jetamine melirik Qwen yang juga melihatnya aneh.
"Oh.. ah... uhmmm.." Jetamine cepat-cepat membuka handphonenya, tak ingin Qwen atau -bahkan lebih parah lagi- Leoniel tahu bahwa dia dengan nakalnya menikmati otot perut indah milik Leoniel hampir bermenit-menit.
Leoniel mengetuk-ngetuk gugup pinggiran besi meja dibawahnha sambil melirik Jetamine. Pemuda itu berkali-kali menahan ringisan takut agar Jetamine tak menganggapnya remeh, biar bagaimana pun juga dia sudah sebenarnya sudah tahu akan terjadi seperti ini saat ingin menipu Jetamine.
"Jets." Panggil Leoniel dengan nada mengancam yang kental. Mengingatkan akan perjanjian tak tertulis mereka agar Jetamine tak main-main dalam memberinya tato.
Tato yang akan dipasangkannya je tubuhnya bersifat permanen, tak bisa hilang dan jika Jetamine memilihkan tato yang jelek, habislah sudah.
Jetamine menelan ludahnya susah. Matanya berhadapan dengan mata hijau Leoniel lalu Jetamine menaikkan alisnya. "Ha... apa?"
Leoniel melirik Qwen sedikit, menyadari bahwa pemuda kemayu itu sedang mengotak-atik perkakasnya, tapi siapapun tahu bahwa Qwen masih menguping, terlihat dari tangannya yang hanya mengotak-atik random dibagian alat suntik,"...Kau bilang tatonya kecil kan?" Tanya Leoniel berbisik.
"Memangnya aku pernah bilang begitu?" Binar jenaka timbul di mata milik Jetamine saat menatap Leoniel yang mengerutkan alisnya tak senang.
"Jets..." Leoniel menyeret suaranya sementara Jetamine hanya membalas ancaman tak langsung Leoniel dengan kekehan sambil mengangkat bahunya.
"Qwen, beri dia tato ini..." kata Jetamine sembari mengangkat handphone nya kedepan wajah Qwen yang mengakibatkan pemuda kurus tersebut mengedikkan bahu.
"Kau mengejutkanku~" kata Qwen sambil menyeret suaranya manja, lalu melirik handphone Jetamine dan langsung tersenyum tipis, "Pilihan yang bagus."
"Iyakan?" sahut Jetamine bersemangat.
Sementara dua orang didepannya tampak senang akan pilihan mereka, Leoniel merasa semakin gugup. Matanya bergulir kekanan dan kekiri kearah Jetamine dan Qwen lalu berdeham mencari perhatian. Berusaha agar dua insan didepannya berhenti melemparkan pandangan bersemangat dan memberi tahunya pilihan tato Jetamine.
"Tenang saja, seksi. Ini hanya tato kecil. Lagipula akan dibuat dibagian perutmu kan? Tidak akan terlalu kelihatan kok." Kata Qwen menenangkan.
Leoniel yang semakin merasakan firasat buruk langsung menopang badannya dengan siku lengannya. "Jets, aku ingin melihat-"
"Kau dengar apa kata Qwen kan," Jetamine bergerak kedepan Leoniel lalu sedikit menekan bahu pemuda itu agar kembali berbaring. "Tenang saja. Lagipula aku tak mungkin membuatkanmu tato jelek. Iyakan, Qwen?"
Entah kenapa setelah mendengar kalimat itu, Leoniel mulai berusaha agar tenang walaupun dia masih memandang ragu Jetamine. Tapi dia tahu sifat Jetamine, perempuan itu tak mungkin main-main dengan sesuatu yang bersifat permanen.
"Oke."
****
"Siap." Qwen menjauhkan tangannya dari perut Leoniel lalu melihat gambar -atau lebih tepat dibilang tulisan- kecil kemerahan yang baru saja ditorehkannya dengan puas. Qwen melirik Jetamine "Seperti ini cukup kan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
RICH AND RICHER
RomanceJetamine Noarch, seorang gadis berumur hampir dua puluh tahun tak pernah menyangka hidupnya berubah setelah mulutnya yang sombong secara sengaja menghina seorang pria asing yang baru saja dijumpainya dalam lift. "Kau tampak miskin." "Maaf, aku lebih...