Wow.
Hanya wow.
Jetamine benar-benar tak habis pikir akan apa yang terjadi hari ini. Dia dibangunkan dengan cara paling tak manusiawi yang pernah ada oleh Ian, Mandi seperti bebek karna harus bergantian dengan Ian dan Leoniel.
Dan tak makan pagi. Oke, tadi Ian memang memberinya susu putih hangat, tapi itu bahkan tak bisa dibilang makanan, kan?
Leoniel juga tak mengatakan apa-apa saat Jetamine mengadu tentang bagaimana tidak etisnya Ian sebagai tuan rumah.
"Kita sudah terlambat, Jets" Mereka bertiga sudah ada dibandara sekarang. Ian sedang permisi sebentar, dan disaat seperti inilah Jetamine dapat mencurahkan isi hatinya.
"Iya aku tahu. Tapi kan tadi masih ada waktu untukku mengambil roti diatas meja. Akui saja saudaramu itu membenciku!" Kata Jetamine masih saja menatap kesal kearah tempat Ian pergi.
Leoniel berdesis; mengucapkan naaf secara tak langsung. Sejak Ian tahu hubungan Leoniel dan Jetamine tak lagi hanya sekedar teman, pria itu memang mendadak usil pada Jetamine.
Pemuda itu mengalungkan tangan kebahu Jetamine, lalu berbisik, "Setelah sampai dipesawat, kau boleh makan apapun yang kau mau. Ok?"
Aku tahu itu!
Jetamine memang tahu Leoniel akan mentraktirnya makan karna sadar atau tidak, sedari tadi perut pria itu sudah berbunyi lapar. Jetamine juga tahu sikapnya ini sangat kekanakan. Tapi mau bagaimana lagi, dia tak hanya diusili pagi ini, tapi semalam pun saat dia mau mendengar apa yang dibicarakan Ian dan Leoniel, Jetamine baru sadar jika kamar Ian kedap suara.
Saat Jetamine akan membantah lagi, Ian datang membawa tiga bungkusan ditangannya. Disodorkannya bungkusan itu kearah Jetamine. "Tidak mungkin, kan, kau datang kerumah kami tanpa membawa satu hadiahpun?"
Jetamine bingung lalu dia membuka bungkusan itu tan mendapati sebuah pin penjepit lengan jas berwarna emas dengan lambang phoenix ditengahnya.
"Wow" Katanya sambil menimang-nimang pin itu. Berat, dan cantik. Diangkatnya pin itu kedekat cahaya lampu dan ajaibnya cahaya tersebut terpantul membiasi udara. "Untuk siapa ini?"
"Untuk ayahku tentunya." Ian menyodorkan bungkusan lain kearah Leoniel yang ditangkap pemuda itu dengan kedua tangannya.
Jetamine masih asik memandangi kemampuan pin jas tadi untuk membelokkan cahaya lalu tertegun mendengar perkataan Ian.
"Lalu kenapa kau memberikannya padaku kalau ini untuk ayahmu?" Tanya Jetamine pelan.
"Karna kau yang akan memberikannya." Perkataan Ian membuat nafas Jetamine tercekat. Matanya melirik kearah Leonoel yang juga terpaku.
Ini kelihatan seperti sesuatu yang akan dilakukan seorang penjilat.
"A-aku rasa aku tidak perlu memberi hadiah seperti ini." Jetamine memasukkan pin itu dengan hati-hati lalu diserahkannya kearah Ian, yang tentu saja tak diterima kakak tiri Leoniel tersebut.
"Kenapa kau mendadak takut?" Tanya Ian sambil menyeringai. Pemuda itu melirik Leoniel yang tak mengatakan apapun, "Tenang saja, ayah kami tak mengigit kok. Dia mungkin akan mengatakan satu dua hal yang akan menusuk hatimu, tapi sampai sekarang dia tak pernah mengigit manusia."
Ian melihat Gate tujuan mereka dibuka, tanda bahwa mereka bertiga sudah bisa masuk kedalam pesawat.
"Kau lapar kan? Kita harus cepat-cepat." Ian bangkit duluan setelah mengatakan itu lalu jari telunjuknya menunjuk bungkusan yang berada di paha Jetamine, "Dan tolong bawa itu."
KAMU SEDANG MEMBACA
RICH AND RICHER
RomanceJetamine Noarch, seorang gadis berumur hampir dua puluh tahun tak pernah menyangka hidupnya berubah setelah mulutnya yang sombong secara sengaja menghina seorang pria asing yang baru saja dijumpainya dalam lift. "Kau tampak miskin." "Maaf, aku lebih...