Bab 34 - Love Is A Road That Goes Both Ways

2.7K 143 4
                                    

"Mereka mengetahuinya!"

Seruan panik itu membangunkan Leoniel dari tidur siang. Matanya menatap Jetamine yang sedang menggigit bibir cemas.

Gadisnya ini panik. Hal itu yang pertama kali muncul dibenak Leoniel saat dirinya membuka mata.

Leoniel dengan sigap mendudukkan diri dan bertanya, "Mengetahui apa, Jets?"

"Robert! Dia tahu dimana aku sekarang!" Jawab Jetamine gusar. Dari suaranya yang bergetar, Leoniel tahu dia ketakutan.

Namun dia masih bingung. Nama Robert terdengar asing ditelinganya. Memangnya siapa itu?

Tapi melihat Jetamine yang sangat panik seperti ini, pastilah Robert termasuk bagian dari keluarga Noarch.

Leoniel menghela nafas lalu mengangkat tangan untuk mengelus sisi kepala Jetamine.

"Siapa Robert?" Tanya Leoniel kepada Jetamine.

Dia memang tak begitu mengenal keluarga Noarch yang lain selain Jeremiah dan Dimitri -itupun karna Dimitti adalah salah satu kolega bisnis ayahnya-.

"Sepupu ku. Tadi... aku menghidupkan ponsel sebentar lalu sebuah pesan langsung masuk kedalam emailku. Bagaimana ini?"

Setelah mengatakan itu, Jetamine memajukan diri untuk merengkuh Leoniel. Detak jantungnya kuat. Sangkin kuatnya, Leoniel bisa merasakan detaknya sampai kedadanya yang dipeluk Jetamine.

Keadaan ini sungguh membingungkan. Belum lagi masalah Ian siap, sudah datang masalah baru.

Leoniel tak bereaksi apapun kecuali tangannya yang mengelus punggung Jetamine lembut, berusaha untuk menenangkan gadis itu.

Mata Leoniel terarah kebawah kearah pelupuk rambut Jetamine dan membubuhkan satu dua kecupan disana.

"Memangnya... apa hal terburuk yamg akan terjadi?" Tanya Leoniel setelah dirasanya Jetamine sedikit tenang.

Gadis itu tak langsung menjawab. Dia hanya mengelus tato kecil bertuliskan nama Jetamine dalam aksara romawi di perut Leoniel.

Tato itu mengingatkannya pada masa-masa sebelum hal-hal rumit menimpa mereka berdua. Saat itu, Leoniel benar-benar merasa tenang. Tidak dia sangka berjumpa dengan Jetamine bisa mengobati lara hatinya.

"Kemungkinan besar aku akan dijemput." Kata Jetamine lirih. Suaranya pelan hampir berbisik saat mengatakan itu.

Tangan Leoniel kembali bergerak untuk mengelus pelupuk kepala Jetamine. Kali ini, bukan Jetamine yang cemas, tapi Leoniel. Hatinya mendadak seperti dicengkram erat oleh tangan-tangan tak kasat mata.

Pria itu mengigit bibirnya keras untuk menahan kecemasan yabg timbul dihatinya, "Kalau itu terjadi kita masih bisa bertemu kan?"

Ya. Apapun terjadi, tidak mungkin Dimitri setega itu untuk menghilangkan Jetamine dalam hidupnya.

Memangnya Leoniel punya salah apa?

Jetamine mengangkat kepalanya untuk menatap Leoniel, membuat wajah mereka hanya berjarak sejengkal saja.

Lalu, gadis itu tersenyum.

"Mungkin Dimitri tak akan mengekangku dan memisahkan kita... tapi bagaimana dengan pernikahanmu?"

Mendengar itu, mata Leoniel menajam, "Aku kan sudah bilang pernikahan ini tak akan terjadi, kenapa kau selalu menyebutkan hal itu?"

Jetamine tak menjawab lagi. Dia hanya menatap mata Leoniel dalam lalu kemudian tersenyum miris.

"Dulu, aku tak bisa mengerti kenapa seseorang bisa melakukan hal nekat jika berhubungan dengan perasaan mereka. Aku tak percaya ada hal seklise itu, Leon," Jetamine menggantungkan kalimatnya. Gadis itu menggeleng pelan lalu terkekeh geli.

RICH AND RICHERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang