Bab 32 : I Got You, I Promise.

3K 136 2
                                    

Hari ini, Leoniel aneh sekali.

Pria tampan itu tampak gembira dan tak henti-hentinya tersenyum seperti orang gila. Terkadang, Jetamine sempat menangkap Leoniel seperti ingin membicarakan sesuatu karna mulutnya membuka dan menutup, tapi diurungkan pemuda itu.

Sekarang pun, saat Jetamine menunggunya memakai baju. Senyum Leoniel tak juga hilang. Ini membuat Jetamine sedikit panik sebenarnya.

Bagaimana jika Leoniel gila karena perjodohannya dan Nirle? Bukan suatu hal yang rahasia lagi kalau akhir-akhir ini pria yang memiliki tatto namanya didada itu tak menyetujui bahkan ingin untuk membatalkan perjodohannya.

Dia bahkan menangis semalaman.

Apa... apa benar Leoniel memang...

"Sebenarnya ada apa denganmu?" Jetamine akhirnya membuka suara. Dia tak tahan lagi dengan rasa penasaran yang membuncah didadanya. Setidaknya dia harus tahu, dong apa yang sedang dipikirkan Leoniel.

Pertanyaan Jetamine hanya dijawab sekilas oleh senyuman manis Leoniel. Pria itu melempar handuknya ke kepala Jetamine.

"Sebenarnya apa?"

"Ya. Kau terus-terusan tersenyum seperti orang gila." Mata Jetamine terpaku ke tubuh Leoniel yang hanya menggunakan celana kain.

Pagi ini, seperti biasa, Leoniel akan menemaninya makan bersama dengan yang lain di meja makan, lalu setelah itu pria ini pergi bekerja hingga sore hari.

Jetamine sudah menyerukan kerinduannya akan perhatian penuh Leoniel semalam yang dibalas pria itu dengan ciuman dan pelukan.

Yah... tak buruk, sih.

Dia juga tak ingin membuat pikiran Leoniel bertambah hanya karna perasaan emosionalnya yang seperti kucing yang rindu akan tuannya.

Jetamine tahu Leoniel sudah cukup bersusah hati.

Tapi sekarang... tiba-tiba Leoniel senyam-senyun seperti orang gila.

Masa sih, Leoniel jadi gila karena pernikahannya dengan Nirle?

"Leeeooonnn..... cerita doong." Kali ini, gadis berambut ombre ungu itu berjalan dan memerangkap Leoniel dipelukannya.

Leoniel tertawa kecil, "Mau cerita apa sih?" Ucapnya dengan nada menggoda.

Jetamine memicingkan matanya. Firasatnya benar. Ada yang sedang disembunyikan oleh Leoniel.

Jadi dengan nada mengintrogasi yang jelas, Jetamine kembali membuka mulutnya, "Cerita gak?" Tangan Jetamine menggelitik perut kekar milik Leoniel sampai pria itu tergelak.

"Astaga! Cukup hahahaha!" Ujarnya Leoniel sembari meraih tangan-tangan nakal Jetamine. Mata zambrud pria itu menatap Jetamine dalam-dalam.

"Kau kenapa sih, Jets?"

"Kau yang kenapa? Semalam kita masih sama-sama menangis, lalu kenapa kau hari ini senyum-senyum seperti orang gila?"

Leoniel tersenyum lagi, "Memangnya aku tak boleh tersenyum?"

"Jangan pura-pura bodoh, deh" Mata Jetamine berputar mendengar perkataan retoris yang diucapkan Leoniel kepadanya, "Aku tahu kau memikirkan sesuatu."

Tersenyum lagi, tangan Leoniel terangkat untuk menyelipkan rambut Jetamine ke belakang telinga.

"Ian berubah pikiran."

Jetamine mengerutkan keningnya mendengar perkataan Leoniel, "Berubah... pikiran?"

"Iya." Leoniel menggangguk pelan, "Dia akhirnya mau mencoba untuk menggoda Nirle."

Mendengar perkataan itu, reaksi Jetamine berbanding terbalik dengan Leoniel yang langsung sumringah. Gadis itu hanya menghela nafas keras, "Apa bedanya? Nirle tak akan mau dengan Ian."

RICH AND RICHERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang