Bab 9 - Ayo pulang

6.4K 304 4
                                    

Leoniel meneguk vodka ditangan kanannya dengan sekali tegukan saat sudut matanya menangkap seseorang sedang mendekat. Menghembuskan nafas lelah, Leoniel mengurut pangkal hidungnya dan meminta bartender untuk mengambil satu botol vodka lagi.

"Kau masih saja kuat minum, ya?" Tanya seseorang disampingnya.

Cecilia Hodgard, wanita cantik yang memakai gaun terbuka berwarna ungu muda itu merapatkan bangku kesamping Leoniel. Leoniel hanya menatap mata biru Cecilia tak berminat. Wanita itu sangat tak tahu malu. Leoniel tak habis pikir, suaminya 'kan ada disekitaran sini. Apa Cecilia tak takut bersikap murahan?

"Jadi... bagaimana kabarmu?" Tanya Cecilia pelan. Tangan gadis itu mulai merambat kearah lengan berotot Leoniel yang tersembunyi dibalik jas Armani miliknya sementara Leoniel hanya mendengus lalu menghempas pelan genggaman tangan itu.

"Baik-baik saja." Jawab Leoniel pelan. Pemuda itu menjauhkan botol wiskinya dan memutar bangkunya, hingga posisinya saat ini sudah menghadap Cecilia. "Bagaimana kabar suamimu?"

Cecilia memutar bola matanya, "Ayolah... Jangan bahas itu."

"Kenapa?" Leoniel menyeringai sinis. "Aku lihat kalian tampak serasi tadi. Kau beruntung meninggalkanku untuknya. Kalian tampak cocok bersama."

"Kau tahu aku lebih mencintaimu kan. Aku terpaksa menikahinya karna perjodohan itu, Leon!" Cecilia semakin mendekat kearah Leoniel. Tangan gadis itu bahkan sudah merambat kepaha pemuda bermata hijau terang yang tetap mempertahankan seringaiannya.

"Jangan seperti ini." Leoniel menghempas tangan Cecilia lagi, "Suamimu ada disekitar sini. Hargai dia. Kau mau dia bilang apa kalau lihat kau semurah ini."

"Biar saja! Aku juga tak perduli jika dia minta cerai." Balas Cecilia angkuh.

Leoniel mendengkuskan nafasnya, "Kenapa? Apa dia kurang kaya? Atau dia tak bisa memuaskanmu seperti aku memuaskanmu?" Tanya Leoniel frontal.

Pipi Cecilia memerah lalu berdeham, "Sudahlah jangan membahasnya... Apa aku boleh meminta nomormu?" Cecilia mengeluarkan ponselnya dari dalam tas sebelum Leoniel menahan tangannya.

"Tidak."

"Kenapa tidak?"

"Aku sudah punya pacar sekarang."

Diam sejenak. Cecilia tampak syok mendengar perkataan Leoniel lalu terkekeh geli. Tangannya menatap Leoniel risih sambil menopang sebagian berat tubuh montoknya dimeja bar dengan sebelah tangan.

"Gadis ombre itu?" Tanya Cecilia yang dijawab oleh anggukan Leoniel.

"Oh, ayolah Leoniel." Cecilia terkekeh lagi, entah apa yang lucu. "Aku seribu –bukan. Aku sejuta kali lebih cantik darinya. Aku juga lebih seksi, aku lebih montok. Dan kau sudah tau kan? Kau bisa meninggalkannya. Aku tak masalah." Sambungnya lagi.

Leoniel terperangah mendengar perkataan Cecilia lalu mendengus keras. Tak ingin meneruskan pembicaraan ini, Leoniel meminum lagi vodka yang ada digelasnya lalu membayar tagihan minuman untuk dirinya sendiri tanpa menghabiskan botol kedua.

Saat pemuda itu ingin bangkit berdiri, dengan bringasnya Cecilia menahan tangannya sampai bokong Leoniel terantuk keras kekursi bar. Leoniel mendelik kearah Cecilia marah. Gadis ini! Untung saja dari dulu prinsip Leoniel adalah tidak memukul wanita. Jika bukan, sudah sedari tadi pemuda berdarah Skotlandia itu menempeleng pipi Cecilia akibat kelancangannya.

"Sebenarnya apa maumu hah, wanita?" Tanya Leoniel lamat-lamat.

Cecilia hanya tersenyum kecil, "Minta nomormu."

Leoniel menatap ponsel Cecilia lalu ketika bibirnya hendak mengucap penolakan, sebuah suara sedikit keras terdengar dibelakang mereka.

"Lepaskan dia!"

RICH AND RICHERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang