Jetamine mematut dirinya dicermin lalu tersenyum kecil. Tangannya mengambil anak rambutnya yang kali ini dia biarkan tergerai dengan rambut yang dicepol bergaya amburadul. Matanya melirik kearah jam dinding lalu menghembuskan nafas gusar, kemana Leoniel? Pemuda itu bilang akan mengetuk pintunya saat mereka akan berangkat.
Hari ini, gadis berdarah Noarch itu akan mengikuti pesta resmi tak resmi dengan Leoniel. Sebenarnya kalau bukan karna rasa bosan yang menghampiri Jetamine selama seminggu ini, dia takkan mau datang kepesta dengan pemuda yang bahkan belum dikenalnya baik.
Leoniel. Pemuda itu misterius sekali. Sampai sekarang, Jetamine bahkan tak tahu apa pekerjaan pemuda itu sampai bisa membeli barang-barang mewah, atau sebenarnya 'siapa' pemuda itu. Saat sibuk berkhayal sembari memandang dirinya dicermin, Jetamine mendengar bel pintunya berdering, tanda Leoniel yang sudah siap.
Tersenyum sekali lagi, Jetamine menarik turun gaun sutra berwarna merah yang dia kenakan hari ini sampai menampakkan lebih banyak belahan dadanya. Meraih tas kecil berwarna hitam miliknya, Jetamine melangkah dan membuka pintu. Matanya bertatapan dengan netra hijau milik Leoniel yang langsung terpaku melihat penampilan Jetamine dari atas kebawah.
"Waah.." Leoniel berdecak kagum, "Apa kau memang secantik ini?" Leoniel memberi lengannya yang langsung disambar oleh Jetamine. Keduanya berjalan bersama.
"Apa selama ini matamu buta?"
"Tidak. Hanya saja aku benar-benar tak tahu kau bisa tampil seksi. Warna merah cocok untukmu.." Lanjut Leoniel dengan segala decakan kagum.
Jetamine memutar bola mata lalu melihat Leoniel dari sudut matanya, "Hentikan, sebenarnya apa maumu?"
Selama hampir beberapa minggu mengenal Leoniel, Jetamine sudah sangat hapal peringai pemuda itu yang ada maunya. Matanya melirik kekiri dan melihat Leoniel menyeringai aneh. Benar kan.
"Jika nanti ada temanku yang bertanya tentang siapa kau, apa aku boleh bilang kau adalah pacarku?" Tanya Leoniel langsung.
Jetamine melirik pemuda dikirinya tajam, "Tidak."
"Oh ayolah. Kau seksi dan aku jelas-jelas mempesona. Cocok kan?"
"Tidak. Hentikan itu. aku datang karna kaumemintaku datang." Jetamine mengangguk kecil saat Leoniel membuka pintu mobil mewahnya dan mempersilahkan Jetamine masuk, tak sampai sepuluh detik kemudian, Leoniel memutar dan memasuki mobil setelahnya.
"Tapi kan kita bisa berpura-pura..."
"Tidak Leoniel." Jetamine membuang mukanya kearah jendela tanda bahwa gadis itu tak ingin mendengar sepatah kata apapun dari Leoniel. Pemuda bermata hijau itu hanya memutar bola mata lalu mulai menjalankan mobil sedan hitam yang mereka tempati.
Jetamine mulai sibuk dengan pemikiran-pemikirannya sendiri. Mobil sedan yang mereka tempati kalau Jetamine tak salah mengira adalah Bugatti Veyron Vivere yang dulunya sempat diincar oleh Javier, tapi gagal karna sepupunya itu lebih memiih Mercedes.
Netra coklat Jetamine melirik kearah Leoniel dari kaca spion tengah sambil mengerutkan dahi. Sebenarnya siapa pemuda ini? Apa pekerjaannya?
"Jadi kau mulai menyukaiku, ya?" Suara berat Leoniel menyadarkan Jetamine dari pikirannya. Gadis itu melihat Leoniel yang sudah tersenyum senang dari kaca spion dan sontak berdeham malu karna ketahuan memperhatikan.
"Jangan berharap terlalu banyak."
Leoniel lagi-lagi tertawa melihat reaksi malu-malu sadis yang dibuat oleh Jetamine.
***
Tangan Jetamine mengait erat dilengan Leoniel saat pemuda itu memberikan sebuah undangan berwarna emas keseorang penjaga yang langsung mengizinkan masuk. Leoniel bertatapan dengan Jetamine lalu tersenyum manis dan membawa gadis itu melangkah lebih jauh lagi kedalam pesta.
KAMU SEDANG MEMBACA
RICH AND RICHER
RomanceJetamine Noarch, seorang gadis berumur hampir dua puluh tahun tak pernah menyangka hidupnya berubah setelah mulutnya yang sombong secara sengaja menghina seorang pria asing yang baru saja dijumpainya dalam lift. "Kau tampak miskin." "Maaf, aku lebih...