Bab 14 - Canggung

7.3K 241 9
                                    

Besoknya, Leoniel bangun terlambat. Jam sudah menunjukkan pukul dua siang saat dia membuka matanya. Bangkit berdiri sambil menyisir rambutnya dengan tangan, pemuda itu berjalan menuju dapur dan langsung meletakkan panci diatas kompor miliknya dan mulai menggoreng telur.

Saat dia baru memecahkan telurnya, telinganya menangkap suara pintu terbuka dari arah apartemen Jetamine lalu langsung tersikap pelan. Leoniel mengigit bibirnya keras saat mengingat kejadian didalam kamar Jetamine. Semalam, mereka berciuman. Terlepas dari fakta bahwa dia mencium seorang gadis yang sedang mabuk berat, mereka tetap berciuman.

Mematikan kompornya, Leoniel berjalan cepat kearah pintu apartemennya. Setidaknya dia harus memberitahu Jetamine. Leoniel tak tahu apa yang akan dilakukan gadis itu kepadanya jika ia memberitahu ciuman semalam. Tapi apapun itu, lebih baik sekarang daripada nanti.

Leoniek membuka pintunya sesudah membenarkan sedikit rambut dan wajahnya di cermin yang berada didekat pintu masuk. Pemuda itu mengeluarkan setengah badannya dan melihat punggung kecil Jetamine yang sudah berpakaian rapih.

"Jets!" Panggilnya gugup. Jetamine melihat kebelakang lalu tersenyum tipis.

"Hei."

Leoniel menggaruk kepalanya yang tak gatal, "Kau mau kemana?" Mata hijau Leoniel melirik pakaian sopan Jetamine yang tampak pas dipadukan dengan rambut coklat berombre gadis itu yang sudah diikat keatas.

"Aku?" Jetamine melihat kearah pakaiannya lalu menunjuk kearah belakang dengan jempol kanannya, "Aku kau kerja."

"Jam segini?"

"Yap."

Jetamine mengigit bibir bawahnya cepatm membuat Leoniel yang meluhat itu menelan ludah gugup. Pemuda itu menggaruk pipinya laku mengangkat bahunya cepat.

"Yang semalam... em... kau tahu-"

"-ah! Aku benar-benar harus pergi sekarang, Leon. Kita bicara nanti saja ya?"

Setelah mengatakan hal itu, Jetamine langsung berbalik kearah lift yang sudah daritadi terbuka, meninggalkan Leoniel yang terbengong aneh. Pemuda itu berkedip cepat melihat tingkah aneh Jetamine lalu berdeham kecewa dan  tanpa kata menutup pintu apartemennya dari dalam.

Sedangkan Jetamine, gadis itu meletakkan tangannya didada. Menahan detak jantungnya yang berdebar tak karuan setelah itu menekan tombol untuk membawanya langsung ke parkiran.

Dia tahu Leoniel ingin mengungkit kejadian malam itu.

Jetamine menepuk kepalanya sekali saat mengingat bahwa dirinyalah yang meminta Leoniel untuk menciumnya.

"Astaga, aku bodoh sekali." Umpat Jetamine kesal.

Bagaimana dia menghadapi Leoniel setelah ini jika saat melihat pemuda itu saja Jetamine langsung teringat rasa manis bibir Leoniel saat menciumnya, seberapa posesif teknik cowok itu dan selembut apa rambut miliknya ditangan Jetamine.

Jetamine menggelengkan kepalanya, "Pokoknya harus menghindar dulu deh"

***
Jetamine melepas ikatan rambutnya malas. Dia sudah sangat lelah, dengan alasan tak ingin mempunyai kesempatan bertemu dengan Leoniel,90@ Jetamine mengambil jam lembur dengan membaca berpuluh-puluh laporan yang memang sudah menumpuk dimeja kerjanya.

Dia benar-benar tak ingin bertemu Leoniel, tidak setelah ciuman panas itu. Jetamine melirik pintu apartemen Leoniel yang ada didepan pintu miliknya lalu menghembuskan nafas lelah.

"Sudah pulang?"

Jetamine melompat kecil ditempat ia berdiri lalu menegakkan kepalanya. Dari balkon, Leoniel berjalan ketempatnya berdiri. Pemuda itu berbau asap rokok.

RICH AND RICHERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang