Bab 38 - Berkumpul

1.9K 119 7
                                    

Pemandangan pertama yang dilihat oleh Jetamine saat dia membuka mata adalah Leoniel yang masih tertidur diatas dadanya. Pria itu tidak memakai atasan sehingga menampilkan otot-otot tangannya yang kekar. Tangan Jetamine terangkat naik untuk menyentuh rambut milik pria yang dari berminggu-minggu lalu tidur sekamar dengannya ini.

Rambutnya yang halus dan wangi, bulu matanya yang lentik, hidungnya yang mancung. Sedetik, Jetamine mendengus. Sudah lama sekali sejak dia terbangun dengan pemandangan semanis ini. Akhir-akhir ini, Jetamine merasa sangat lemah.

Dulu, apapun yang dia mau bisa dia dapatkan dengan sesuka hati. Baik itu perhiasan, baju, uang, bisa dengan mudah dia dapat. Namun kali ini, dia harus berjuang mendapatkan Leoniel.

Jika bisa dibilang, Jetamine bisa saja mendapatkan yang lebih dari pria yang notabene sudah bertunangan ini. Merebut lelaki yang sudah akan menikah benar-benar tidak seperti Jetamine. Apalagi kalau saingannya adalah Nirle. Perempuan itu sebelas-dua belas dengan perempuan yang dulu berniat menindasnya, perempuan yang sampai sekarang masih sering dia tertawakan bersama Johnny. Ah, kalau Johnny tau dia disini sedang bersusah payah sedang memperebutkan seorang pria, sahabatnya itu akan mengolok-ngoloknya mati-matian.

Kemarin Jetamine tidak sempat menelpon Johnny karena pesan Robert yang masuk saat dia membuka telepeon genggamnya membuat Jetamine dengan panik menutup ponselnya lagi.

Apa yang sedang terjadi pada Robert, ya?

Apa mungkin kakak sepupu paling tua Jetamine tersebut langsung mengadukan posisinya ke kakek mereka? Mungkin saja. Jika Robert mempunyai niat melacak Jetamine, berarti sudah pasti kakeknya sudah mengetahui Jetamine menghilang dari Paris dan memerintahkan Robert untuk melacaknya.

Tersenyum miris, Jetamine menghela nafas kasar. Tinggal menunggu waktu saja wajah Dimitri muncul di rumah ini. Jetamine tahu pasti bahwa kakeknya yang keras kepala itu akan dengan segera menyeretnya pulang.

Apa yang akan Jetamine katakana kepda keluarga Leoniel jika itu terjadi? Jetamine sungguh tidak mau membuat masalah dirumah ini. Apalagi di situasi cinta segi banyak antara Leoniel-dirinya-Nirle-dan-Ian.

Hubungan Jetamine dan Sero, ayah Leoniel juga sedikit membaik sejak perkataannya yang terakhir kali.

Jetamine menghela nafas lagi, mungkin ini bukan saatnya memikirkan itu. Seperti prinsip Jetamine, jika memang Leoniel tidak akan bersama dengan dirinya, dia masih mempunyai banyak lelaki lain yang dengan senang hati mengisi hari-harinya. Walaupun tetap saja berat karena Leoniel sudah sangat dekat dengan dirinya.

"Kenapa kau menghela nafas seperti itu?" Suara bisikan terdengar dari Leoniel. Pria itu mengangkat kepalanya dari atas dada Jetamine dan melihat gadis itu penasaran. Mata Leoniel yang sayu akibat baru bangun tidur membuat Jetamine tersenyum kecil.

"Kau lama sekali bangunnya. Badanku pegal."

Bibir Leoniel mengukir senyum lalu mendengus, "Kenapa tidak membangunkanku?" Leoniel mengangkat badannya dari atas Jetamine lalu mengecup dahi gadis itu sekilas, "Salahmu jika badanmu pegal."

"Sejak kapan kau diposisi itu? Terakhir kali, kau masih tidur disampingku." Kata Jetamine sedikit kesal. Semalam memang seingatnya Leoniel masih tidur disampingnya.

Sementara Leoniel hanya mengangkat bahunya tinggi, "Tidak tahu. Mungkin reflek."

"Reflekmu menyebalkan."

Jawaban dari Jetamine membuat Leoniel tertawa. Pria itu mengalihkan pandangannya ke nakas dan melihat jarum jam tangan sudah menyentuh angka delapan.

"Loh? Ini sudah jam—"

TOK TOK TOK

Suara ketukan terdengar dibalik pintu kamar Leoniel. Membuat pria itu memicingkan matanya.

RICH AND RICHERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang