Bab 13 - Mabuk

8.3K 269 5
                                    

Leoniel mematung saat Jetamine menuang anggur merah kelima kedalam gelas tingginya. Saat ini, dia dan Jetamine sudah berada didalam apartemen Leoniel dengan dalih akan merayakan perayaan kecil-kecilan mobil barunya.

Jemari Leoniel mengangkat gelas kaca pendek berisi anggur yang sama yang diminum Jetamine dan menyesapnya sedikit demi sedikit sambil menatap gadis didepannya yang sekarang sedang bicara tentang beo yang mirip manusia.

Leoniel memutar bola matanya gemas, seharusnya Jetamine ingin membeli sekotak jus anggur untuk dirinya sendiri sebelum gadis Noarch itu tergoda untuk membeli sebuah anggur alih-alih jus nya karna tertarik dengan botol kaca kemasan si anggur mahal.

Aneh sekali.

Manusia apa yang membeli barang hanya karna kemasannya menarik? Bahkan Leoniel pun baru pertama kalinya kelihat perempuan model seperti ini.

Jetamine sudah mulai tertawa sendiri saat gadis ini tanpa sadar menggaruk pahanya kasar sehingga menampakkan lebih banyak pemandangan untuk Leoniel.

Bibir Leoniel berdecak pelan, "Astaga, Jets. Kau bilang kau tak akan mabuk." Jari Leoniel mematikan rokoknya yang sedari tadi dihisapnya.

Lalu tiba-tiba, Jetamine merangkat mendekat kearah Leoniel sambil menyeringai aneh. Menggerakkan jarinya keatas kaos Leoniel, Jetamine meracau serak, "Kau seksi."

Mendengar itu, Leoniel membulatkan matanya lalu mematikan rokoknya cepat dan mendorong pelan Jetamine agar mencipta jarak dengannya.

"Cukup cukup. Ayo kuantar ke kamarmu." Leoniel hendak mendirikan Jetamine sebelum dia mendengar rengekan dari Jetamine. Gadis itu mencoba meraih botol anggur diatas meja yang pada akhirnya percuma saja. Jangankan mengambil botol dari tangan Leoniel, saat ini, Jetamine bahkan tak bisa menjawab siapa namanya sangkin mabuknya.

"Aku masih mau minum."

"Aku bilang cukup."

"Aku beli kan pake uangku." Sahut jetamine sambil mengerucutkan bibirnya.

"Tapi dalam rangka perayaan mobil baruku." Leoniel meletak sembarangan botol-botol yang diatas meja kedekat pintu kamarnya lalu mengangkat lengan Jetamine, berniat menyeret si gadis itu keluar dari apartemennya.

"Mau kemana kau membawaku?" Racau Jetamine.

"Keapartemenmu." Sahut Leoniel cepat. Tadi, pemuda itu tak sengaja melihat kearah atas gaun Jetamine yang terbuka, membuatnya sudah menelan ludah beberapa kali hanya untuk beberapa meter mengantar Jetamine.

Sesampainya didepan pintu, Leoniel menekan delapan nomor yang merupakan kode sandi Jetamine cekatan dan menyeretnya kedalam. Dia melihat Jetamine yang hampir tak sanggup lagi berjalan. Sambil berdecak malas, Leoniel dengan cepat mengangkat Jetamine dikedua tangannya.

"Woahh~ Aku terbang."

Jetamine tertawa dan mengalungkan tangannya dileher Leoniel. Menidurkan kepalanya ke ceruk leher Leoniel lalu sedikit menghirup wangi citrus dari pemuda itu.

"Kau wangi sekali ya, Leon."

Leoniel membuka pintu kamar Jetamine dengan siku dan mengayunkan pintu itu dengan kakinya. Tangannya langsung melempar Jetamine keatas kasur lalu menarik selimut gadis itu sampai atas dada.

"Tidur ya. Aku pulang dulu." Setelah mengatakan hal itu, Leoniel tersenyum dan hendak pergi saat suara serak Jetamine tiba-tiba bergema.

"Cium?"

Nafas Leoniel tercekat. Lalu pemuda itu menoleh kearah Jetamine hendak mengeluarkan perkataan sinisnya yang penuh penolakan saat netra hijaunya bertatapan dengan mata coklat sayu milik Jetamine.

Gadis ini mau dicium? Apa dia gila?

Leoniel menelan ludah gugup dan langsung menyesalinya. Sialan, dia tak pernah seperti ini. Di satu sisi, sifat kekanakan Jetamine membuat Leoniel merasa bahwa dia harus melindungi gadis ini, tapi Leoniel tahu bahwa tubuhnya tak mungkin tak beraksi melihat feromon kuat yang dikeluarkan gadis didepannya.

Bahkan sejak pertama kali bertemu, Leoniel sudah hampir tergoda mencium bibir penuh milik Jetamine yang asik menghinanya jika lift tak terbuka.

Mata hijau terang Leoniel melihat kearah Jetamine yang sedang balik menatapnya. Dia menyeringai kecil lalu mengurung Jetamine dikedua tangannya, menumpu setengah berat badannya lalu melihat lurus kearah bibir si gadis.

"Memangnya kau mau dicium dimana?"

Jetamine tampak berpikir. Gadis itu seperti benar-benar mengerahkan seluruh tenaganya untuk memikirkan jawaban dari pertanyaan simple Leoniel. Dia bahkan tak sadar bahwa Leoniel sedang melihatnya tak sabar sambil mengigit bibir bawahnya gemas.

Bosan menunggu, Leoniel menurunkan badannya lalu mencium kasar bibir Jetamine. Ciuman Leoniel sangat mendominasi. Pemuda itu bahkan bisa merasakan sisa-sisa anggur bercampur hangatnya rongga mulut gadis dibawahnya.

Leoniel merasakan Jetamine perlahan-lahan membalas ciumannya. Gemas, dia sedikit membibir bawah gadis itu pelan lalu tertawa saat Jetamine mendorongnya sedikit.

Leoniel dan Jetamine bertatapan sedetik lalu mulai saling menempelkan bibir mereka lagi. Kali ini, tangan Leoniel merambat kebawah, mengelus bahu Jetamine pelan sedangkan tangan Jetamine mulai merambat kelehernya, menekan Leoniel agar lebih dekat lagi.

Entah sudah berapa lama mereka saling mencium dan meraba saat Leoniel sudah tak lagi merasa gerakan dari Jetamine. Mata hijaunya menatap wajah Jetamine yang sangat damai. Gadis itu bahkan mendengkur halus.

Tiba-tiba, akal sehat Leoniel seakan dimasukkan kembali keotaknya, membuat pemuda itu menegakkan tubuh tegapnya lalu membelalak kearah Jetamine.

"Astaga" Leoniel menepuk pelan kepalanya lalu berjalan cepat kearah apartemennya sendiri. Dia menenggelamkan kepalanya kebantal miliknya dan memukul bantal itu beberapa kali.

Leoniel membalikkan badannya sambil menatap kearah langit-langit. "Apa tadi aku sedang melakukan pelecehan seksual?" Tanyanya ke dirinya sendiri lalu berdecak pelan, "Tidak tidak. Kan dia juga membalas ciumanku."

"Tapi, dia sedang mabuk" balas Leoniel lagi.

"Iya, tapi awalnya dia yang memintaku."

"Kenapa kau mau? Bukannya kau tahu dia tak sadar?"

Pegulatan batin yang dirasakan Leoniel membuatnya memukul bantalnya lagi. Terduduk, Leoniel melihat jam dinakasnya, menunjukkan pukul tiga dini hari. Satu-satunya yang diharapkan Leoniel saat bangun pagi adalah keajaiban dimana Jetamine tidak akan menghajarnya karna lancang.

Semoga saja.

RICH AND RICHERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang