01.

1.8K 140 8
                                    

Seorang wanita dengan tergopoh-gopoh berlari masuk ke dalam gedung SMA Haesang. Wajahnya tampak panik dan hampir saja dia menabrak beberapa siswa yang sedang berlalu lalang di koridor.

Wanita berjas merah muda dengan kemeja putih dan celana bahan yang senada dengan jasnya mulai menghampiri kedua orang siswi yang tengah berbincang di depan kelas.

"Permisi, apa kau teman Arin?" tanya seorang wanita berumur 37 tahun kepada siswi-siswi SMA.

"Arin? Ah... Arin, ya! Kami teman sekelasnya." jawabnya sambil memangut-mangut.

"Ah.. kalau begitu, dimana dia?"

"Dia baru saja dipanggil ke ruang Kepala Sekolah."

Wanita itu menghela nafasnya dan mengusak rambutnya. Dia merasa kesal dengan Arin, anak perempuannya.

"Baiklah. Terimakasih banyak ya." ucapnya sambil berjalan menuju ruangan Kepala Sekolah.

"Hey, itu kakaknya Arin ya?" tanya salah seorang siswi.

"Aish! Bukan. Dia ibunya Arin."

"Eh?!?!" kagetnya.

"Heol! Bagaimana bisa seorang ibu masih semuda itu? Ibuku saja sudah keriputan dan beruban."

"Iya yah. Apa jangan-jangan..."

"Jangan-jangan?"

"Jangan-jangan apa?" Tiba-tiba saja suara seorang pria muda mengagetkan kedua siswi yang tengah berbisik-bisik itu.

"E—Eh, Jingoo?!" kagetnya saat melihat Jingoo sudah berada di belakangnya.

Sementara Jingoo tersenyum kepada kedua teman sekelasnya itu.

"Kalau kalian ingin bergosip, lebih baik cari ruangan yang sepi. Kalau disini, malah akan mengundang banyak orang untuk bergosip juga." ujar pria muda itu.

Kedua siswi itu langsung menundukkan kepalanya dan memilih pergi dari hadapan Jingoo.

Pria muda itu bernafas lega setelah kedua orang temannya sudah berhenti membicarakan Arin dan ibunya.

"Ngomong-ngomong, kenapa Arin dipanggil ke ruangan Kepala Sekolah ya?" batin pria muda itu.

.

Semua orang yang ada di dalam ruangan Kepala Sekolah langsung menolehkan kepalanya kala melihat seorang wanita membuka pintu ruangan itu.

"Selamat pagi." sapa wanita itu sambil membungkukkan badannya.

"Eo! Masuklah. Kau pasti keluarga Arin." sahut Jeon Hojin, Kepala Sekolah SMA Haesang.

"Iya, saya Jung Chaeyeon. Ibunya Arin." ujar Chaeyeon memperkenalkan dirinya kepada semua orang disana.

Lalu, mata Chaeyeon menangkap seorang pria muda dengan wajah lebam dan luka di bibirnya. Pria muda itu bersama ibunya tengah menatap tajam ke arah Chaeyeon. Tentu saja Chaeyeon langsung menelan ludahnya karena gugup.

"Apa... apa yang sudah anak saya lakukan?" tanya Chaeyeon sambil duduk di sebelah Arin.

"Kau bertanya lagi, Jung eomeoni?! Kau tidak bisa melihat wajah anakku yang seperti ini, eoh?! Dia sudah merusak wajah anakku yang berharga ini!" marah sang ibu sambil menunjuk wajah anak laki-lakinya yang sudah babak belur.

Tentu saja Chaeyeon langsung membulatkan matanya karena kaget. Dia menatap Arin tidak percaya, sedangkan Arin langsung memalingkan wajahnya saat Chaeyeon menatapnya.

"Arin..." geram Chaeyeon sambil mengepalkan tangannya. Tapi, dia sembunyikan rasa malu dan marahnya terhadap anak semata wayangnya itu.

"Jung eomeoni, anak anda, Arin, sudah melukai wajah Kim Jungwoo beberapa jam yang lalu. Kim hakseng bilang, dia dipukul begitu saja oleh Arin karena Arin merasa terganggu olehnya." jelas Hojin.

Kind Of Love✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang